10| SAY MY NAME

20.7K 689 4
                                    

Maaf ya semua akhir² ini aku ga update, ada banyak alasan yg buat ceritanya ketunda satu alasan yg pasti aku lagi rehat bentar buat balikin mood buka wp lagi. Trimakasih pengertiannya semua💖🙌

***

"Emang bener ya Alegra makin rajin aja. Liat deh masa dia berangkat sepagi ini." ucap Helena yang sedang memata-matai orang yang dibicarakannya dengan teman-temannya.

"Halah awal-awal doang nanti juga balik ke setelan awal tau sendiri lo orangnya kaya gimana." ucap Vanya yang mendapat lirikan dari Greya di sampingnya.

Helena yang awalnya tersenyum kini menyadari sesuatu dari raut wajah Naomy yang tak seperti biasanya. Murung bahkan tatapannya juga kosong.

"Lo kenapa Nom?"

Tatapan Greya beralih pada Naomy dan menjadi teringat kejadian lalu. Pasti gadis itu masih sedih.

"Salah ya emang suka sama cowok?" ucap Naomy dengan pandangan lurus ke depan.

"Gimana?" bingung Vanya merasa pertanyaan Naomy sangat ambigu.

Naomy kemudian menghela nafas. "Greya," panggilnya sembari menatap gadis itu.

"Ajarin gue cara move on."

Kontan Vanya dan Helana saling pandang dibuat semakin bingung.

"Move on dari siapa?" tanya Vanya yang hanya dilirik Naomy sambil menghela nafas.

"Zirga?" sambar Helena ingin tahu.

Karena Naomy tetap diam dan Vanya yakin tebakan Helana sama dengannya ia semakin dibuat kritis. Kenapa dengan temannya ini.

"Beneran Zirga ketos kesayangan lo?"

"Ga lagi." ketus Naomy.

"Ah masa. Nanti juga balik lagi, tau betul gimana lo."

"Engga. Gue ga mau! Udah sakit hati duluan! Pokoknya gue mau move on!" ujar Naomy penuh ketegasan.

"Kok bisa?" tanya Helana keheranan.

Naomy langsung masuk ke dalam kelas sembari menghentak-hentakan jalannya seolah menunjukan rasa kesalnya kali ini.

"Grey, lo pasti tau ya?" tuding Vanya dengan mata menyipit.

"Jangan ngomongin Zirga lagi. Gue yakin kalau Naomy emang mau move on berarti ada apa-apa." jawabnya dan kemudian menyusul Naomy.

Kedatangan Alegra ke dalam kelas membuat teman-temannya yang berada di kelas merasa takjub juga keheranan, begitu pula dengan Vela yang sampai terbengong.

"Tumben lo berangkat pagian." ucap Vela tersenyum melihat kedatangan lelaki itu.

Alegra hanya tersenyum dan kemudian duduk di bangkunya.

"Pasti karena Greya ya?" ujarnya dengan fasih.

"Ga ada alasan buat berangkat pagi. Apa salahnya kan?"

Vela mengangguk. "Kalau gitu besok jemput gue ya Al, biar bisa berangkat bareng." ucapnya antusias.

Dan Alegra tak mungkin bisa menolak, dia memberi anggukan singkat membuat gadis itu tersenyum senang bukan kepalang.

"Tadi bener motor Alegra bukan sih?" tanya Rendi masih keheranan.

"Halah kembar aja kali." ucap Dion yang berjalan paling depan bersama Sandi.

"Orang body-nya sama persis."

"Ren Ren lo kaya ga tau temen sendiri gimana. Sekolah itu nomer sekian, bukan priorotas dia." kata Sandi dengan kekehannya.

Denouement ALEGREYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang