~o0o~
Sudah lebih 10 menit Greya menunggu mobilnya yang sedang diperbaiki montir. Dan ia tengah cemas, pasalnya sebentar lagi adalah waktu bel masuk, apa yang harus ia lakukan.
"Pak saya berangkat sekarang aja deh. Nanti keburu saya telat kalau nunggu sampai selesai." ucap Greya dengan nada cemas pada pak Yudi yang kali ini menyetir.
"Sebentar lagi ini selesai kok non. Saya anter aja." rayu pak Yudi yang ditolak Greya.
"Ga keburu pak. Udah saya berangkat sendiri aja."
"Non Greya! Aduh." panggil pak Yudi menatap kepergian Greya yang berlari kencang meninggalkannya.
Greya terus berlari melewati jalan pintas berharap akan cepat selesai ke sekolah. Tanpa perduli dengan pakaiannya yang akan lusuh ia beberapa kali melompat melewati genangan air juga orang-orang yang berpergian sembari membawa barang pasarnya.
Bugh
Greya berhenti mendadak sampai akan terjungkal ketika melihat jalanan yang seharusnya akan ia lewati itu kini malah ada seseorang yang dikepung bahkan dipukuli oleh beberapa pria bertubuh besar.
"Ga ada alasan lagi lo sekarang. Cepet bayar utang lo!" seru pria yang perawakannya seperti preman sedang menggertak orang yang sudah ia buat babak belur.
Kedua mata Greya pun melebar kaget menjumpai lelaki itu yang ia kenal. Ternyata orang yang sedang digertak beberapa preman itu adalah Leon.
Bugh
Leon tersungkur sampai tengkurap karena tendangan itu.
Greya jadi bimbang. Ia ingin bersikap bodo amat apalagi Leon ini sudah jahat padanya namun sisi baiknya mengatakan untuk tak meninggalkan Leon dalam keadaan seperti ini.
Dengan raut wajah kebingungan, Greya berusaha menimang mencari ide untuk menjauhkan Leon dari masalahnya. Mana mungkin ia ke sana hanya mengandalkan keberanian. Leon saja sampai kalah apalagi dirinya yang perempuan.
"Lo bayar sekarang atau gue grebek rumah lo!" ancam preman itu pada Leon.
Rahang Leon mengetat kuat sedang menahan emosi dan sakit dari luka yang ia dapati.
"Utang apa? Utang gue udah lunas bangsat!"
Salah satu preman itu tersulut emosi dan menarik kerah jaket yang Leon pakai.
"Hei!" pekik Greya menarik perhatian mereka. "Jangan macem-macem! Lepasin temen gue!"
Leon mendesis menatap gadis itu yang sungguh nekat seperti orang tidak waras. Untuk apa bersikap sok berani apalagi mengakuinya sebagai teman.
"Kalian pergi atau gue teriak!"
Preman itu menyeringai menatap kedatangan Greya yang kini dibuat was-was.
KAMU SEDANG MEMBACA
Denouement ALEGREYA
Novela JuvenilAwal kepindahan Greya ke rumah ayah tirinya membawanya bertemu dengan ketua Lavegas. Alegra Zeftiano, sekaligus lelaki yang pernah memiliki hubungan spesial dengannya. Tidak ada yang berubah, semua tetap sama, lalu bagaimana dengan perasaan mereka?