12| PARTNER

18.8K 672 25
                                    

~o0o~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~o0o~

Jika biasanya meja makan hanya terisi oleh Greya dan Abraham tapi kali ini ada tambahan satu anggota lainnya, bukan lain adalah Alegra yang benar-benar menginap semalam. Namun tetap saja, keheningan terus tercipta menjadi kecanggungan. Nyatanya hubungan sedarah tidak bisa mengklaim tercipta keselarasan dalam sebuah ikatan.

Abraham mengunyah pelan menyelesaikan makanan di dalam mulut sebelum berdeham untuk mengatakan sesuatu.

"Ada yang mau papa bicarakan sekarang."

Sontak Greya pun menghentikan suapannya dan menatap Abraham siap mendengarkan.

"3 hari ke depan papa bakal pergi ke Malaysia, ada pekerjaan kantor yang harus papa handle sendiri. Jadi selama itu juga kalian berdua ga boleh kemana-mana tanpa seijin papa. Semua harus papa tau, apalagi kamu Alegra." ucap Abraham dengan kalimat terakhirnya menatap Alegra tajam.

Dan Alegra tidak ingin memperpanjang masalah, karena itu ia tetap diam membiarkan Abraham menghakimi dirinya sesuka hati.

"Sudah jam setengah 7 lebih baik kalian berangkat sekolah sekarang."

Greya mengangguk dan segera memakai tas ranselnya.

"Greya,"

"Iya pah?"

"Kamu berangkat sama Alegra, biar lebih cepet."

Sontak Greya dan Alegra saling berpandangan. Mana mau Greya satu mobil dengan lelaki itu.

"Aku berangkat sendiri aja pah."

"Jangan nolak, dari pada kamu telat lagi. Kamu kira papa ga tau kemarin kamu terlambat?" ujar Abraham membuat Greya meringis tersudutkan.

"Ayo Alegra." suruh Abraham agar lebih cepat.

Alegra mendorong kursi di tempatinya dan meletakan tasnya di pundak kiri menuruti kemauan Abraham tanpa bantahan sekalipun.

Setelah mereka berpamitan kini mereka berdua sudah di dalam mobil dengan Greya yang masih mengenakan sabuk pengaman.

"Kalau lo ga mau turunin di halte aja." kata Greya sembari menoleh pada Alegra yang mulai menyetir.

Namun Alegra tetap diam, bahkan ketika melewati halte lelaki itu tidak berhenti sekedar menuruti kemauan Greya. Dan pada akhirnya keadaan di dalam mobil berujung pada kesunyian, Greya yang sejak tadi cemas akan diturunkan di tengah jalan oleh Alegra perlahan percaya sampai mereka kini mulai memasuki halaman sekolah.

Denouement ALEGREYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang