NEW!!
***
Alegra berjalan menuruni anak tangga dengan seragamnya ketika bel terdengar terus berbunyi, namun ternyata gerakannya kalah cepat dengan Abraham yang nampak menerima sesuatu di tangannya.
"Siapa?" tanya Alegra memandangi Abraham yang sedang memperhatikan amplop di tangannya.
"Surat keterangan hasil kecocokan Greya sama Leon." jawab Abraham yang membuat Alegra termenung mengamati.
Tidak dibuat lama Abraham segera membuka amplop tersebut, sampai kemudian Greya datang dan nampak bingung namun tak mengeluarkan suara ketika menyadari apa yang dibaca Abraham.
Dengan harap cemas Greya meyakinkan dirinya bahwa Leon memang benar kakak kandungnya. Kedua tangan Greya mendingin, saling memilin jari sampai suara Abraham terdengar membuat jantungnya semakin berdegup kencang.
"Hasilnya," Abraham menjeda ucapannya sejenak untuk mengambil nafas saat tatapannya jatuh pada Greya.
"Positif. Leon benar saudara kandung Greya."
Ada kelegaan luar biasa ketika Abraham menyelesaikan ucapannya. Greya membuang nafas lirih dan menatap Alegra dengan berkaca-kaca yang nampak diam.
Alegra tidak tahu harus senang atau sebaliknya. Mendapati fakta tersebut membuat dirinya ingin mengubah takdir itu. Kenapa dari banyaknya manusia harus Leon yang merupakan musuhnya sendiri.
Melepas helm dipakainya, Greya mengamati Alegra yang sejak pagi tadi mendiaminya. Kedua kalinya Alegra melakukannya, dan ia tahu apa penyebab lelaki itu seperti ini.
"Aku pergi ke kelas dulu."
Alegra tidak menahan, membiarkan gadis itu pergi seorang diri walaupun dengan perasaan bersalah.
"Lesu amat muka lo." tukas Rendi yang bersandar pada motor.
"Siapa yang mau ikut gue bolos?" ucapan Alegra membuat teman-temannya sedikit keheranan. Baru beberapa hari ini lelaki itu sangat terlihat bersemangat untuk mengikuti pelajaran.
"Ga usah ngajak, gas aja langsung."
"Pelajaran pertama nih? Habis istirahat lah, gue mau ngapel nih." kata Kai dengan cengirannya.
"Ngapelin siapa lo?"
Kei tersenyum smirk dan mengusap rambutnya ke belakang. "Ada dong!"
"Ya kalau ga Nenda siapa lagi?" ucap Sandi mencela.
"Yee ga usah sok tau. Yang ini bentukannya imut-imut. Sebelas dua belas lah kaya Greya." kata Kai yang diakhiri dengan tawanya.
"Ga ada seminggu juga lo liat yang bening ganti lagi."
"Jangan samain gue sama lo lah, enak aja." balas Kai pada Dion.
"Gue mah emang ganteng banyak duit. Cewek mana yang ga mau." kata Dion dengan sombong.
"Songong! Liat lo gue juga gumoh." kesal Kai yang dibalas raupan diwajah oleh Dion.
"Bacot lo berdua! Jadi ga bolos?!" tukas Rendi menatap sengit keduanya.
"Ke bengkel belakang?" ucap Bara memberikan idenya.
"Gas cepet sebelum masuk."
Alegra bersama teman-temannya pun cepat pergi ke belakang sekolah, basanya jika mereka membolos jalan satu-satunya memang di sana walaupun harus dengan memanjat tembok setinggi 2 setengah meter itu.
"Anjir ada bu Manis." tunjuk Rendi dengan dagunya ketika melihat seorang guru bertubuh berisi dengan kacatamanya sedang berjalan ke arah mereka.
"Pura-pura ga liat." itu suara Kai sampai setelahnya bu Manis menghentikan langkah mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Denouement ALEGREYA
Teen FictionAwal kepindahan Greya ke rumah ayah tirinya membawanya bertemu dengan ketua Lavegas. Alegra Zeftiano, sekaligus lelaki yang pernah memiliki hubungan spesial dengannya. Tidak ada yang berubah, semua tetap sama, lalu bagaimana dengan perasaan mereka?