Kebetulan saat Sean baru saja tiba di sekolah diantar sang kaka, di koridor ia berpapasan dengan Seno. Tentu saja melihat itu, Sean lantas menyapa Seno.
"Seno?!". Panggil nya. Seno hanya menengok sekilas tanpa minat kearah Sean lantas kembali berjalan. Sean menyamakan langkahnya dengan Seno.
"Hari ini aku bawain bekal nasi goreng spesial loh buat kamu". Ucap Sean. Ia mengangkat tas kecil berisi kotak bekal miliknya yang akan ia berikan pada Seno.
"Sejak kapan berubah bahasa jadi aku-kamu?". Tanya Seno. Ia mengangkat sebelah alisnya. Lagi lagi tatapan nya nampak dingin.
"Eum...hehe, baru mau nyoba aja. Biar kedengaran lebih akrab". Jawab Sean malu malu. Sebetulnya hatinya jantungnya berdebar takut saat melihat tatapan dingin Seno.
"Gausah! Gue lebih suka bahasa yang biasanya". Ucap Seno dingin.
Sean terdiam, ia merasa kalau Seno risih dengan bahasa nya.
"Maaf ya sen, kalau udah bikin lo gak nyaman. Anyway...lo juga gak balas pesan pesan yang gue kirim semalam, lo malah...cuma nge read doang. Eum...lo kemana? Sibuk banget ya?".
"Iya gue sibuk, lagian pesan lo banyak banget. Gue jadi bingung mau bales yang mana. Jadi gak gue bales, sorry ya". Ucap Seno.
"Eh? Iya..gak papa kok". Jawab Sean. Suaranya terdengar kecewa namun ia tetap memasang senyum di wajahnya.
Setelah beberapa detik berjalan. Mereka kini sudah tiba di depan kelas mereka. Saat akan masuk kedalam, Seno menghentikan langkahnya. Hal itu tentu saja membuat Sean juga ikut menghentikan langkah.
"Ah iya satu lagi, gue lagi diet. Lo gak lihat nih badan gue gendutan dan gue gak suka berat badan gue naik. Bekal lo itu simpen aja, gue gabisa makan!". Ucap Seno. Setelah nya ia masuk kedalam kelas meninggalkan Sean yang seketika terdiam mendengar ucapan Seno.
Entah kenapa rasanya ia sakit hati mendengar ucapan Seno. Seno sangat dingin, dan Sean tidak tahu ia dapat bertahan atau tidak menjalin hubungan dengan Seno.
Sean menunduk, ia rasanya belum ingin masuk ke dalam kelas. Ia masih terasa sakit hati atas perkataan Seno. Sikapnya benar benar dingin, kalau tidak dingin ya datar, kalau tidak datar ya kaku.
Begitu saja terus.
"Dor!!". Seseorang mengejutkan Sean. Membuat Sean yang masih melamun, terjingkat karena terkejut. Sean mengelus dadanya. Atensi nya beralih menatap pria berlesung pipi berwajah lucu yang lebih tinggi darinya.
"Kaget yaaa...". Ledek nya.
"Ya ampun Juan! Ya kaget lah...kenapa sih ngagetin gitu pagi pagi". Ucap Sean.
"Hehehe maaf yaa kak Sean...lagian gue lihat kak Sean melamun ajaa jadinya kan punya ide jahil". Ucap Juan.
"Dasar lo!". Sean mengangkat tinju ke udara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Two | Enhypen Pocketz ✓
Fanfiction[COMPLETE] ⚠️ Tolong untuk tetap memberikan vote dan komen di work ini meskipun work ini sudah tamat ⚠️ ••• "Biasanya, kalau cewek yang suka duluan bakalan sad ending gak sih?". >>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>> "Melepas payung tidak seburuk itu...