12. rival?

71 13 7
                                    

Di jam istirahat ini Seno tiba tiba menggeret paksa Sean untuk keluar kelas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di jam istirahat ini Seno tiba tiba menggeret paksa Sean untuk keluar kelas. Ah lagi lagi Seno bersikap kasar pada Sean.

Seno ingin membawa Sean menuju rooftop sekolah. Ada hal yang bagi Seno amat penting hingga ia harus bicara serius dengan Sean.

"Sen.. bisa pelan pelan aja gak sih tarik tangan aku nya? Sakit sen...". Ucap Sean saat mereka masih berjalan menuju rooftop.

Seno mengabaikan ucapan Sean, wajah nya nampak memerah seperti menahan amarah.

"Lo yang duluin gue buat lakuin ini ke lo Sean!". Ujar Seno dingin.

Saat sampai di rooftop Seno mendorong Sean beberapa langkah di depannya.

Sean memegangi pergelangan tangannya.
Ia sedikit meringis namun sekuat mungkin ia tahan rasa sakitnya.

"Ada apa Seno?". Tanya Sean tenang.

"Lo mau jadiin gue rival?". Tanya nya to the point.

"Rival? Maksud kamu? Aku jadiin kamu saingan gitu?". Tanya Sean bingung.

"Gak usah banyak basa basi Sean! Gue butuh penjelasan Lo, selama ini nilai lo selalu di bawah gue? Kenapa udah 10 mata pelajaran di ujian sekarang nilai Lo selalu diatas gue? Jawab!". Tanya nya kasar.

Sean mengerutkan keningnya. Lantas? Kenapa kalau nilai Sean diatas seno? Seharusnya Seno senang bukan bahwa ia memiliki pacar yang tak kalah cerdas dengan dirinya.

"Seno.. gue gak pernah berfikiran untuk jadiin lo rival! Perihal nilai.. akhir akhir ini gue emang belajar lebih giat sen... Sebab gue pikir, lo selalu kasar sama gue.. seolah lo malu punya pacar kek gue, jadi.. gue berinisiatif untuk memperbaiki diri gue supaya gue lebih merasa pantas jadi pacar Lo, apa gue salah lakuin hal ini?". Jelas Sean dengan suara gemetar.

Seno terdiam mendengar penjelasan Sean. Bukan, jujur Seno tak pernah malu punya pacar seperti Sean. Sean adalah gadis yang amat sempurna. Namun, jika untuk nilai Seno paling tidak bisa dan tidak suka dikalahkan apalagi oleh pacarnya sendiri.

Seno mengusak rambut nya kasar. Ia sebal, seharusnya ia marah. Namun kali ini tak bisa. Penjelasan Sean dan bagaimana pembawaan nya acapkali berhadapan dengan Seno perlahan berhasil membuat hati Seno luluh.

Seno menarik Sean dalam pelukannya. Ia sudah berjanji padahal untuk tidak menyakiti gadisnya lagi. Namun seringkali sikap kasar nya belum bisa sepenuhnya berubah.

Sean sedikit terkejut dengan perlakuan Seno. Sean pikir Seno akan berlanjut memarahi nya sepuas nya. Namun ternyata tidak. Kali ini Seno malah mendekap nya.

"Maaf..." . Ucap Seno lirih.

Sean tersenyum. Ia membalas dekapan yang terasa hangat dan tulus itu. Apa... Ini adalah saat dimana Seno akan membuka hatinya untuk Sean dan apakah ini adalah saat dimana dimulainya Seno menerima Sean sepenuhnya?

Between Two | Enhypen Pocketz ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang