09

992 70 0
                                    

Sepertinya Christy harus membiasakan diri dengan sifat chiya yang sekarang. Sedari tadi perjalanan mereka hanya dihiasi dengan keheningan dan Christy sangat tidak suka dengan situasi itu, karna dia sudah terbiasa dengan segala ocehan dari temennya.

Walaupun terkadang responnya hanya hemm, iya, enggak, entah dan gapapa, tapi sejujurnya Christy menyimak semua yang di katakan oleh chiya.

Biasanya saat perjalanan menuju sekolah chiya akan terus mengoceh dan membahas hal-hal ga jelas selama ia bonceng, tapi sekarang orang yang diboncengannya itu lebih banyak diam.

Lagi-lagi Christy merasakan kehilangan sifat dari sahabatnya.

"Nah sampai"

Tapi ternyata tak ada respon apapun dari chika.

"Lo mau sampai kapan diatas motor terus"

"Oi chiya, ck kok malah bengong sih"

Christy yang belum mendapat respon pun mulai geram dan langsung menepuk pelan betis chika.
Orang yang ditepuk malah kaget

"Eehhhh

Loh heh udah nyampe
Sejak kapan, Kok gue ga sadar"

"Yah menurut loo???!!"

"Lagian Lo mikirin apasihhh dari tadi ngelamun Mulu selama perjalanan, Lo kalo ada masalah cerita sama gue kayak biasanya jangan diam doang."

Tapi orang yang ia ajak ngobrol masih saja diam.

"Sumpah Lo itu beneran chiya bukan sih, atau Lo sebenarnya alien yah, ngaku Lo."

"Ck apasih, kalo gue bukan chiya terus gue siapa"

"Arghh serah deh cape gue." Pasrah Christy kemudian mendahului chiya kekelasnya.

Sepertinya Christy akan mengeluarkan lebih banyak tenaga untuk berbicara dengan chiya yang sekarang , ia tidak mau egois.

jika sebelumnya chiya yang terus berusaha mengajaknya ngobrol, tapi sekarang dia yang harus lebih banyak berbicara.

Mau tidak mau dia harus menghilangkan sedikit sifat malas bicaranya, karna dia memaklumi sahabatnya yang sedang hilang ingatan sekarang.

Chika masih saja diam di tempatnya kenatap kepergian Christy dengan merasa bersalah.

"Chris gue minta maaf karna udah jadi pembohong besar, gue cuma ga mau orang-orang yang  chiya sayang terluka jadi gue terpaksa gantiin peran chiya." Batin Chika kemudian  masuk kekelas milik chiya.

********

"Lohhh chiya
Ini beneran Lo kan,  Lo gapapa kan
Syukur lah lo baik-baik aja."

"Emm Lo siapa". Tanya chiya bingung

"Hah gue siapa, maksudnya, Lo bukan chiya?"

"Gue chiya tapi gue ga ingat Lo siapa" ucap Chika datar

"Lo beneran ga inget gue, gue Dion pacar Lo."
(Masih berani ngaku pacar bang?)

Oh jadi Lo Dion, Chika pun mengingat-ingat kembali siapa orang yang mengaku bernama Dion di depannya ini. Setaunya memang chiya memiliki pacar bernama Dion.

"Apa gue juga harus tetap mengambil peran lo sebagai pacarnya Dion yah, tapi gue ga nyaman sama nih cowo, gimana  kalo ujung-ujungnya gue malah nyakitin dia.ah tau ah jalanin ajalah gue cape mikir." batin Chika yang bertengkar dengan fikirannya sendiri.

"Iya gue Dion."

"nah sekarang Lo duduknya bareng gue aja yah, biar bisa gue jagain kalo Lo diganggu lagi." Dion kemudian menarik tangan Chika menuju tempat duduknya.

"Emang selama ini ga bareng duduknya."  Tanya Chika heran, biasanya kan sepasang kekasih yang sekelas lebih memilih duduk di bangku yang sama di banding duduk terpisah.

"Ah itu anu soalnya itu permintaan Lo sendiri, soalnya Lo ga enak sama anak-anak kelas."  Ucap Dion berbohong karna selama ini  Dion lah yang menolak untuk duduk bersama dengan alasan ga enak sama anak-anak kelasnya.

"Mm Lo bisa lepasin tangan Lo ga, kan ga harus pegangan terus kek gini." Ucap Chika hati-hati takut Dion tersinggung.

Jujur Chika sangat risih kalo harus bersentuhan dengan dengan cowo yang ada di depannya. Dia belum terbiasa berinteraksi selain keluarganya jadi saat mendapatkan perilaku seperti itu ia sangat tidak nyaman.

"Lah kenapa, kan biasanya juga kita kayak gini, bahkan Lo yang sering pegang tangan gue duluan."

"Em sorry ga enak aja sama anak-anak kelas." Chika tak tahu harus memberikan alasan apa. Rasanya ia ingin menghilang saja dari tempatnya sekarang karna dia benar-benar tidak suka berinteraksi lebih dengan orang-orang disekitarnya

"Oh ya udah gapapa, ayo duduk bentar lagi gurunya datang."

"Iya."  Jawab Chika singkat kemudian ikut duduk disamping Dion

"Loh ini beneran chiya kan, kok jadi cuek dan irit bicara gini, biasanya kan dia ngajak gue ngomong terus tapi kok sekarang beda."

"Ah sudahlah mungkin memang dia lagi ga mood aja." Dion yang sejak tadi membatin pun memilih diam saja sambil menunggu kedatangan guru yang mengajar di kelasnya.






_______________

Holla ges

Aku datang lagi nih.
Sorry banget kalo author up-nya subuh-subuh banget, soalnya author cuma punya kuota subuh .
Wkwk biasa anak kosan menuju akhir bulan harus hemat.

Jadi menurut kalian gimana nih si Chika harus tetap pura-pura jadi chiya untuk jadi pacar Dion atau kita buat di dijauhin Chika aja????

Jangan lupa vote dan komen

Pembohong? (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang