13

896 90 1
                                    

"Chiya sayang buka pintunya."

Suara itu adalah suara yang sangat ia kenali.
Itu adalah suara dari orang yang ia rindukan tapi juga sangat Chika benci.

Itu suara dirgan papanya.

"Chiya sayang buka pintunya ini papah sama mamah sayang. "

Chika dengan malas berdiri menuju pintu untuk membukakan pintu untuk kedua orangtuanya.

"Chi~'" (klek)

Belum sempat dirgan menyerasikan ucapannya ternyata pintu dari kamar putrinya sudah terbuka tapi dia di buat bingung dengan kata yang di ucapkan oleh putrinya itu.

"Kenapa pulang" tanya Chika datar.

"Loh Chika, kamu dari kapan disini sayang, kok ga ngabarin kalo udah di Indonesia." Tanya inaya,  mamah Chika.

Dirgan dan inaya memang sangat bisa membedakan kedua anaknya walaupun mereka kembar karena tidak bisa di pungkiri insting orang tua itu memang kuat.

"Kenapa pulang." Tanya Chika lagi dengan nada yang lebih datar dibanding tadi.

"Loh kita berdua pulang karena mau ketemu sama   chiya lah, eh taunya kamu juga ada disini, Bagus deh jadi mamah sama papah bisa ketemu sama kalian berdua sekaligus.
Tapi chiya mana kok dari tadi ga keliatan."

"Emang kalian peduli sama anak-anak kalian," bukannya menjawab pertanyaan mamahnya Chika malah kembali memberikan pertanyaan yang  membuat dirgan emosi.

"Jangan kurang ajar kamu Chika, kamu bukannya lebih baik lagi karena sudah papah titip di Singapura tapi malah semakin menjadi-jadi.
Dimana sopan santunmu sebagai anak. "

"Pah sabar jangan emosi kayak gini". Ucap inaya menenangkan suaminya.

Tapi Chika yang di marahi hanya diam dan masih mempertahankan ekspresi datarnya.

"Kenapa kamu malah diam sayang, adik kamu mana kok ga keliatan. Apa dia masih tidur". Tanya mamah Chika kembali selembut mungkin.

"Iya chiya lagi tidur. Tidur untuk selamanya." Jawab chika dengan tatapan yang kosong kedepan.

"APA MAKSUD KAMU CHIKA
YANG BENER KAMU KALO NGOMONG SAMA ORANG TUA.
DIMANA CHIYA, JANGAN SAMPAI PAPAH MARAH DAN MEMAKSA KAMU UNTUK PULANG KE SINGAPURA." bentak dirgan yang emosi dengan jawaban dari Chika.

Chika sayang maksud kamu apa nak bilang kayak gitu. Inaya kembali bertanya tetapi dengan air mata yang sudah bercucuran.

"CHIKA JAWAB DIMANA CHIYA."

Chika yang sedari tadi diampun membalas bentakan dari papahnya

"KALIAN MAU TAU KAN DIMANA ADIK SAYA
ASAL KALIAN BERDUA TAU ADIK SAYA UDAH GA ADA DAN ITU GARA GARA KALIAN.
SAYA KEHILANGAN SATU-SATUNYA ORANG YANG SAYA PUNYA GARA-GARA KALIAN.
ADIK SAYA UDAH GA ADA
DIA UDAH MATI . DAN YANG PALING BERHAK UNTUK DI SALAHKAN DISINI ADALAH KALIAN BERDUA.
ORANG TUA YANG GA BERGUNA DAN GA BECUS NGERAWAT ANAKNYA SENDIRI.
YANG KALIAN  PIKIR CUMA KERJA KERJA DAN KERJA GA PERNAH SAMA SEKALI MIKIRIN ANAK KALIAN.
BAHKAN KALIAN TEGA MISAHIN SAYA SAMA ADIK SAYA HANYA KARENA KEEGOISAN KALIAN YANG GA MAU DIBEBANKAN UNTUK MERAWAT ANAK-ANAK KALIAN SENDIRI.
DAN SEKARANG SAYA KEHILANGAN ADIK SAYA ITU KARENA KALIAN.
KALIAN UDAH BUAT SAYA KEHILANGAN SATU-SATUNYA YANG SAYA PUNYA."
Amarah yang sedari tadi Chika tahan akhirnya ia luapkan  semuanya dengan mata yang sudah merah karena amarah.

Sepasang suami istri itu tentu saja kaget dengan jantung yang seakan berhenti berdetak.

"Hiks Sayang kamu bohong kan, adik kamu hiks ga mungkin udah ga ada."

Pertanyaan itu keluar dari mulut inaya yang sudah tak kuasa menahan bobot tubuhnya sehingga  menangis sambil terduduk dilantai yang dingin.

"Chika kamu bohong kan," pertanyaan itu juga muncul dari dirgan yang sudah siap menangis karena syok dengan apa yang di utarakan oleh putri sulungnya itu.

"BUAT APA SAYA BOHONG
ASAL KALIAN TAU, ADIK SAYA ITU MATI KARENA DI BULLY DISEKOLAH

KALIAN  GATAU KAN HAHAHAHA
KALIAN MANA BISA TAU SOAL ITU.
YANG KALIAN TAU CUMA KIRIM UANG DOANG TANPA PERNAH MENANYAKAN KEADAAN ADIK SAYA ITU BAGAIMANA SELAMA KALIAN TINGGAL.
DAN SEKARANG KALIAN  BARU NANYA ADIK SAYA DIMANA.
ITU UDAH TERLAMBAT BANGSAT.
ADIK SAYA SUDAH GA ADA
ADIK SAYA UDAH NINGGALIN SAYA UNTUK SELAMANYA."
Chika kembali meluapkan segala emosinya di depan orang tuanya yang sudah menangis sejadi-jadinya.
Tapi sayangnya Chika tidak sadar kalo dari awal pembicaraannya dengan kedua orangtuanya itu di saksikan oleh orang lain.

"Itu semua bohong kan."

orang itu pun akhirnya mengeluarkan suara dengan lirih. sedari tadi dia hanya menangis tanpa suara setelah mendengarkan fakta yang yang sangat membuatnya hancur.

Chika yang mendengar suara itu di buat kaget bukan main.

"Christy........"



______
Jangan lupa vote ges

Gimana nih....
Kali ini aku up 3 part sekaligus mumpung kuota subuh aku masih ada wkwk.

Jangan lupa vote dan komen yahh, aku udah berjuang banget loh buat up cerita ini.





Pembohong? (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang