Day and Night (1) | MarkNo

9.4K 194 3
                                    

Day and night

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Day and night. Hanya akan ada siang kala mentari bersinar dengan gagahnya dan hanya akan ada malam ketika rembulan bersinar dengan anggunnya. Siang hanya ada saat para anak adam menjalankan rutinitas harinya. Dan malam hanya ada saat mereka melepas lelah dalam tidur nyenyaknya.

Siang dan malam. Keduanya berdampingan. Layaknya mentari yang memantulkan cahayanya pada rembulan agar dapat bersinar. Namun keduanya tidak akan pernah bersatu. Tidak akan bisa.

Siang dan malam. Seperti dua insan manusia dalam struktur organisasi mahasiswa atau BEM di kampus Neo. Mark sang ketua, layaknya siang hari yang hangat dan selalu membawa energi positif bagi orang-orang di sekitarnya. Sementara Jeno sang wakil, layaknya malam hari yang dingin dan tak tergapai. Ia sangat menjaga jarak dengan siapapun yang menurutnya asing.

Entah bagaimana, keduanya bisa bergabung menjadi satu paket sebagai ketua dan wakil ketua BEM. Watak dan kepribadian keduanya sangat bertolak belakang. Walaupun keduanya sama-sama memiliki otak yang cemerlang serta wajah yang tampan. Yang tentu saja membuat banyak orang tertarik kepada keduanya.

Namun entah bagaimana, keduanya terjebak dalam romansa muda yang begitu indah.

••

"Jen!"

Si pemilik nama menoleh. Ia mendapati pemuda tampan bersurai kebiruan mendekat padanya. Senyum merekah menyapa padanya. Namun balasan serupa tak didapatkan oleh pemuda itu darinya.

"Ada kelas pagi, huh?" tanya Mark.

Jeno tak menjawab. Ia hanya menatap Mark dengan tatapan mengintimidasi.

"Ada apa?" tanyanya dingin.

"Apa?" Mark balik bertanya.

Jeno mendengus kesal.

"Kau memanggilku, ada apa?" tanyanya.

"Oh, tidak ada apa-apa. Aku hanya-" Belum usai Mark menyempurnakan kalimatnya, Jeno keburu berlalu.

"Angkuh sekali!" ucap Xiaojun yang tanpa Mark duga sudah berada di sisinya.

"Ssstt! Nanti dia dengar," ucap Mark seraya meletakkan telunjuk di bibirnya.

"Memangnya kenapa kalau dia dengar? Kenyataannya dia memang angkuh, sok keren, dan menyebalkan!"

"Xiaojun, jangan begitu."

"Kenapa harus dia yang terpilih sebagai wakilmu sih?"

"Hei hei.. Apa kau lupa, dia mahasiswa berprestasi yang seringkali memenangkan Olimpiade dan mengharumkan nama kampus?"

"Iya, aku ingat. Bagaimana aku bisa lupa jika setiap kali wajah dan namanya muncul di mading!? Tapi yang ku maksud itu wataknya! Bagaimana manusia sedingin es begitu banyak yang suka dan memilihnya menjadi anggota BEM? Aku tak habis pikir dengan mereka."

All About Jeno Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang