Zein (5) | Jaejen / Taejen

603 68 19
                                    

Happy reading

      

     

Zein terbangun ketika mendengar pintu kamarnya terbuka. Ia menatap lurus ke depan dan mendapati sang adik masuk dengan tangan kanan membawa segelas susu. Sesaat kemudian tatapan keduanya bertemu. Melihat wajah sang kakak, ia tahu jika pemuda itu tengah tidur sebelumnya.

"Kakak tidur?" tanyanya.

"Tadinya. Sekarang udah enggak," jawab Zein.

"Karena aku?"

Zein menggeleng.

"Bangun dengan sendirinya," jawab Zein tak ingin adiknya merasa tak enak karena ia memang terbangun karenanya.

Zack berjalan mendekat. Lalu duduk di tepi ranjang seraya menyodorkan susu dalam genggamannya pada Zein.

"Nih, susu buat Kakak. Tadinya bunda mau kesini sendiri. Tapi aku larang."

Zein tak langsung merespon karena ia menghirup susu coklat yang ia pegang seraya memejamkan mata.

"Kenapa dilarang?"

"Soalnya aku pengen ngobrol sama Kakak."

Zein meminum susunya hingga tandas.

"Tolong taruh meja," ucapnya seraya menyodorkan gelas kosong tersebut pada Zack.

Sang adik melakukan apa yang diminta olehnya dan ia mengucapkan terima kasih.

"Kakak cium bau susu gak eneg?"

"Enggak kalo susu coklat. Kalo susu vanila langsung mual."

"Padahal sama-sama susu."

"Beda Zack. Ini kan ada aroma coklatnya walaupun sedikit."

"Ya tapi kan tetep bau susu."

Zein hanya menggidikkan bahu.

"Namanya orang hamil. Gejala mualnya gak tentu. Bau keju, bau susu vanila, bau butter, kakak gak bisa. Tapi bau susu coklat gak ada masalah."

Zack mengangguk-anggukkan kepalanya tanda mengerti.

"Kamu mau ngobrolin apa sama kakak?"

Zack terdiam. Ia tak langsung menjawab.

"Zack?"

"Soal Kak Theo."

Kali ini Zein yang terdiam. Ia tundukkan kepalanya dalam-dalam.

"Kak, kapan Kakak mau kasih tau Kak Theo soal keadaan Kakak?"

Zein tidak menjawab.

"Kak Theo berhak tau, Kak."

Hening selama beberapa saat.

"Kakak tau. Tapi-"

Zack menunggu Zein melanjutkan kalimatnya. Ia menatap lekat pada Zein yang masih setia menunduk.

"Kakak takut kehilangan Kak Theo. Kakak takut Kak Theo gak bisa nerima keadaan kakak dan ninggalin kakak."

Zein mendongak.

All About Jeno Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang