Korban Shipper (11) | HyuckNo / JaemJen

828 80 18
                                    

Happy reading

    

   

Haechan menyetir mobilnya seperti orang kesetanan. Taeil yang duduk di sisinya berkali-kali mengingatkan. Begitu pula dengan Mark dan Doyoung. Mereka bertiga ikut bersama Haechan, menuju rumah Jeno. Begitu pula dengan yang lain, yang kini berada di mobil Johnny di belakang. Mereka semua cemas. Mereka sangat mengkhawatirkan Jeno. Entah apa yang terjadi dengan pada pemuda itu.

      

"Aku tadi meninggalkannya di kamar seorang diri karena ku lihat ia seperti tidur nyenyak. Namun baru beberapa langkah dari kamarnya, aku mendengar isakannya. Aku kembali masuk dan melihat ia menangis di balik selimut. Aku mencoba menanyainya dan mengajaknya bicara. Tapi ia malah memintaku pergi. Saat aku bilang aku tidak akan pergi karena kau menitipkannya padaku, ia berteriak dan memintaku keluar dari kamar. Karena tak ingin emosinya semakin menjadi, aku memilih menurutinya. Aku keluar kamar, tapi aku tak beranjak dari depan pintu sedetikpun. Hingga beberapa menit kemudian isakannya tak lagi terdengar."

"Aku mencoba masuk. Aku mendapati Jeno tertidur setelah lelah menangis. Jadi aku membiarkannya dan meninggalkannya untuk duduk di depan TV. Hingga kemudian aku mendengar ia menangis histeris. Aku segera berlari menuju kamarnya dan mencoba mencari tahu apa yang terjadi. Namun sayangnya Jeno mengunci pintu kamarnya."

    

Suara Jaemin menggema di dalam mobil karena Haechan memencet tombol loudspeaker. Ia menjadi semakin tak tenang mendengar penjelasan pemuda itu.

"Sebenarnya apa yang terjadi dengan Jeno?" sebuah pertanyaan meluncur dari bibir Mark.

Namun tak satupun yang menjawab karena tak ada yang mengetahui jawabannya. Hingga akhirnya mereka sampai di kediaman mewah milik Jeno. Hanya 16 menit waktu yang Haechan butuhkan. Setelah sampai, tanpa memperdulikan posisi mobilnya yang tidak benar, Haechan merangsek masuk ke dalam. Begitu keras teriakan Jeno. Bahkan terdengar hingga bawah. Membuat Haechan semakin panik. Ia berlarian menaiki tangga diikuti para hyungnya.

Sesampainya di lantai 2, ia menjumpai Jaemin tengah berusaha mencongkel pintu kamar berwarna putih tersebut. Ia nampak terkejut melihat kehadiran Haechan dan yang lain. Saking panik dan fokusnya, ia sampai tak mendengar langkah tergesa mereka menaiki anak tangga.

"Masih terkunci?" tanyanya pada Jaemin.

Pemuda itu mengangguk.

"Apa yang terjadi antara kalian tadi?" tanya Jaemin.

Haechan menatapnya bingung.

"Apa maksudmu?" tanyanya.

Jaemin menatap penuh arti pada Haechan.

"Dia meneriakkan namamu beberapa kali dan mengatakan kau meragukannya."

Netra Haechan melebar.

"Haechan-aha, apa maksudnya?" tanya Mark.

"Apa yang dimaksud Jeno? Mengapa ia mengatakan itu?" tanya Jaemin.

Haechan menjadi panik. Ia mengetuk-ngetuk pintu kamar Jeno.

"Sayang," panggil Haechan setengah berteriak agar terdengar Jeno.

Seketika tangisan histeris di dalam kamar terhenti.

"Ini aku. Buka pintunya!"

Masih hening.

"Sayang, tolong buka pintunya! Biarkan aku masuk."

All About Jeno Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang