Happy reading
Zein duduk dengan tegang di antara kedua orang tuanya. Tangannya menggenggam erat tangan milik Dominic dan Thania. Firasat buruk mulai menghantuinya. Ia seolah tahu, jika ini adalah akhir perjalanan cintanya dengan Theo. Terlihat dari bagaimana ayah pemuda itu melarangnya duduk berdua dengan Zein, dan memerintahnya untuk duduk di antara dirinya dan sang istri.
"Baiklah. Berhubung Zein dan Theo sudah ada disini, tanpa basa-basi lagi saya akan mengutarakan maksud dari kedatangan kami kali ini," ucap Alexander, ayah Theo.
Zein semakin tegang. Ia tak berani mendongakkan wajahnya. Sedangkan sang kekasih hanya bisa menatapnya dengan sendu dari kejauhan.
"Zein. Saat pertama kali mengenalmu, dad sama mom langsung jatuh hati. Kamu bener-bener berhasil mencuri hati kami. Elok rupawanmu, kecakapanmu, tingkah lakumu, semuanya. Semua yang ada di diri kamu sukses buat mommy mendesak Theo untuk segera menikahimu. Apalagi setelah tau siapa kamu dan seperti apa latar belakang keluargamu."
Alexander menjeda kalimatnya.
"Awal mendengar kejadian yang menimpamu, -kami turut prihatin untuk itu- kami syok. Calon menantu kesayangan kami yang berharga, yang dijaga bak berlian oleh putra Kami, dirusak orang secara biadab. Awalnya semua tak masalah. Sampai akhirnya kami mendengar dari orang suruhan yang memang daddy tugaskan, bahwa kamu hamil, disitulah masalah terjadi. Zein, kamu tau kan siapa daddy?"
Zein mengangguk tanpa mengangkat wajahnya.
"Seperti yang kamu sudah ketahui, daddy ini keturunan secara langsung raja yang pernah berkuasa di Roma pada jaman dahulu. Dan sampai saat ini, semua orang masih mengistimewakan dan memandang kami secara terhormat. Dari sini semestinya kamu sudah paham bagaimana posisi Theo."
Alexander diam seraya menatap Zein yang setia dalam tunduknya.
"Zein Sayang. Anakku. Kalau saja kejadian itu tidak meninggalkan jejak pada dirimu, kami masih bisa menutupinya dari semua orang. Dan kalau saja kamu mau terbuka sejak awal sebelum kamu hamil, mungkin kami masih bisa mempersiapkan pernikahan dadakan untuk kalian berdua, mengingat begitu kuatnya perasaan kalian terhadap satu sama lain. Tapi kenyataannya, kami justru tau semua itu setelah kamu berbadan dua. Dan itu tidak akan bisa kami sembunyikan, mau bagaimana pun caranya. Ingat Sayang, jaman sudah maju."
Alexander menarik nafas panjang sebelum meneruskan.
"Jadi Zein, daddy minta maaf. Dengan sangat menyesal daddy harus memutus ikatan pertunangan antara kamu dan putra kami."
"Dad!" seru Theo.
"Zein Leonard, saya Alexander III, selalu orang tua kandung dari Theo Alexander-"
"DADDY STOP!" pekik Theo.
"-dengan ini menyatakan bahwa kami membatalkan pertunangan kalian ber-"
"DAD!"
Pekikan marah Theo adalah hal terakhir yang didengar oleh Zein sebelum semuanya menjadi gelap.
KAMU SEDANG MEMBACA
All About Jeno
Romance• Kumpulan cerita pendek tentang Jeno Sub • Hasil pemikiran pribadi dan beberapa request • Bisa request story by DM