Midnight Summer | MarkNo

2.3K 92 8
                                    


Happy reading
💙


Seoul, 11 Februari 20xx
Pukul 23.45

Malam begitu tenang mengiringi keindahan langit yang tampak cerah diiringi taburan bintang. Mendampingi penguasa malam yang bersinar terang menebarkan cahaya ke penjuru bumi. Begitu tenangnya, hingga membuat jiwa-jiwa yang lelah terlelap dalam buaian malam.

Namun ketenangan itu seketika berakhir ketika petikan suara gitar dan nyanyian seorang pria terdengar dari kamar sebelah. Jeno yang hampir terlelap seketika mendengus kesal. Dengan langkah gontai karena tubuh yang sudah sangat lelah, ia beranjak menuju balkon kamarnya. Lalu membuka pintu kaca geser tersebut dengan sedikit dibanting karena kesal. Seketika sejuk udara malam menyapanya. Jeno menikmatinya sebentar sebelum akhirnya melangkah mendekat pada balkon sebelah.

"Hei," panggilnya pada pemilik suara tersebut.

Tak ada tanggapan. Pria itu masih asyik bernyanyi seraya memainkan gitarnya.

"Halo.. Tetangga sebelah.." panggil Jeno lagi.

Masih tak ada jawaban.

"HEI TETANGGA SEBELAH! BISA TIDAK KAU BERHENTI DAN KEMBALI BERNYANYI ESOK PAGI!? AKU LELAH, AKU INGIN ISTIRAHAT!" teriak Jeno.

Hening sesaat. Sepertinya pria di kamar sebelah mendengarnya. Terbukti dengan petikan gitar dan alunan suara merdunya yang terhenti. Benar! Jeno mengakui bahwa suara pria itu begitu merdu. Namun ia benar-benar sedang sangat lelah dan Jeno tipe yang tidak bisa tidur bila ada sedikit saja suara.

"Terima kasih," ucap Jeno kemudian.

Ia kemudian berlalu. Dan saat ia menggeser pintu di belakangnya, sosok pria tersebut keluar dari kamarnya dan menatap ke arah pintu kamar Jeno.

°°

Seoul, 12 Februari 20xx
Pukul 10.13

Tap-tap-tap.

Jeno mendongak kala mendapati seseorang berjalan dan berhenti tepat di depan mejanya. Ia bergerak kaku ketika mendapati sang ketua divisi yang datang.

"Jeno, apa data yang saya minta sudah kau siapkan?" tanya pemuda berwajah tampan tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jeno, apa data yang saya minta sudah kau siapkan?" tanya pemuda berwajah tampan tersebut.

"Sudah, Senior. Sebentar," ucap Jeno seraya membungkuk, mengambil berkas yang ia simpan di salah satu kabinet di sisi meja kerjanya.

"Ini, Senior." Jeno menyodorkan apa yang diminta oleh pemuda tersebut.

Pemuda di depannya diam sesaat membaca berkas di tangannya. Tak lama kemudian ia tersenyum tipis.

"Terima kasih. Hasil kerja kau selalu memuaskan. Nanti akan saya bawa ke rapat bersama Presiden Wu. Jika beliau suka, ini langkah baik buat divisi kita," ucapnya.

"Te-terima kasih pujiannya, Senior," ucap Jeno tergagap.

Bagaimana tidak. Ia dipuji oleh sang ketua divisi, yang belakangan menarik perhatiannya. Mark, nama pemuda itu. Usianya baru 28 tahun. Hanya setahun di atasnya. Pemuda itu yang menerima dan men-training Jeno 4 bulan lalu, saat baru masuk ke perusahaan ini. Sifatnya yang dingin dan jarang tersenyum entah bagaimana bisa menarik perhatian Jeno. Hingga tanpa sadar ia semakin terjatuh pada pesonanya begitu dalam.

All About Jeno Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang