13

14.2K 824 82
                                    

Zidan yang mendengar bahwa adiknya Queen di sukai para pria, bahkan ingin menjadikan adik kesayangannya menjadi istrinya pun sangat marah.

Untuk itu dia perlu melampiaskan kemarahannya, dan pergi kemarnya yang sudah di siapkan di mansion daddynya.

Sampainya Zidan langsung membanting barang yang ada di kamarnya tanpa terkecuali.

"Sudah cukup Arsen saja jangan yang lain" ucap Zidan sambil memukul kaca yang ada di depannya sehingga pecah, dan membuat tangannya berdarah, bahkan iris matanya juga sudah berubah menjadi merah darah.

Zidan sangat berbeda dengan Arsen, Zidan mudah marah jika saja itu bersangkutan dengan adik kesayangannya atau gadisnya yang sangat di cintainya. Berbeda dengan Arsen yang bisa menahan kemarahannya, tapi Zidan tidak bisa bahkan dia tidak segan-segan untuk membunuh orang yang mengganggunya, sehingga dia sangat di takuti di sekolahnya.

"Sudah cukup aku dan Arsen! Jangan ada pria lain lagi" ucap Zidan dengan penuh obsesi tanpa memperdulikan tangannya yang berdarah.
.
.
.
.
.
Sedangkan Queen yang sudah mandi dan memakai pakaiannya pun mulai berjalan ke arah kamar abangnya Zidan.

Sampainya di kamarnya Zidan, Queen membuka pintunya dan terlihat kamar yang berantakan dan pemiliknya dengan keadaan yang berantakan.

"Abang" panggil Queen, yang membuat Zidan menatap Queen.

"Queen jangan masuk nanti Queen terluka" peringat Zidan yang melihat kamarnya ada pecahan vas bunga dan kaca.

"Tapi tangan abang terluka" balas Queen yang melihat tangan Zidan berdarah, dan masuk ke kamar tanpa peduli dengan peringatan Zidan.

Dengan hati-hati Queen membawa kotak P3K di kamar Zidan, dan membawa Zidan duduk di kasurnya yang sama berantakan dengan kamarnya.

"Abang kenapa sih, kok tangannya berdarah? Dan juga kenapa kamarnya berantakan kayak gini?" tanya Queen sambil mengobati tangan Zidan dengan telaten.

Sedangkan Zidan tidak menjawab pertanyaan Queen, karena dia sibuk memperhatikan wajah Queen dengan intens, sampai membuat Queen kesal.

"Ih abang kok tidak jawab sih, malah liatin Queen" kesal Queen sambil menatap abangnya garang tapi terlihat imut.

Karena melihat ke imutan Queen, Zidan yang gemas pun menarik Queen ke dalam pelukannya, saat sudah mengobati tangannya.

"Adiknya abang kok imut banget sih" ucap Zidan sambil memeluk Queen erat.

"Queen memang imut! Bang ayo ke bawah pasti bang Arsen sudah pulang" balas Queen sambil melepaskan pelukan Zidan dan menarik Zidan turun ke bawah menggunakan lift.

Sampainya Queen di bawah, dia melihat abangnya Arsen sedang duduk di sofa ruang tamu dengan memakai pakaian santainya.

"Abang Arsen" ucap Queen sambil berlari ke arah Arsen dan memeluknya, yang membuat Zidan mendengus kesal.

"Queennya abang kenapa? Hmm" tanya Arsen sambil membalas pelukannya adik yang sangat di cintainya.

"Hehhe pengen aja peluk abang" manja Queen sambil menduselkan kepalanya di dada bidang milik Arsen sehingga membuat Arsen terkekeh.

"Ekhem" dehem Zidan yang cemburu.

"Eh abang Zidan, ayo kesini bang" ucap Queen sambil menepuk sofa yang ada di sampingnya tanpa melepas pelukannya.

Tapi tiba-tiba badan Queen terangkat yang membuat Queen terkejut, dan dia merasakan berada di pangkuan seseorang pun menoleh ke atas dan terlihatlah abang Zidan yang sedang tersenyum ke arahnya.

"Duduk di pangkuan abang saja! Abang masih kangen Queen" ucap Zidan sambil memeluk Queen dari belakang, sedangkan Queen bersandar di dada bidang Zidan.

"Bang mana daddy sama mommy kok tidak kelihatan?" tanya Queen saat tidak melihat orang tuanya, padahal ini sudah waktunya pulang jika saja mereka tidak sibuk.

"Tadi daddy hubungi abang, kalau mereka ke luar kota selama beberapa hari" jawab Arsen.

"Ba-" ucapan Queen terpotong oleh teriakan seseorang.

"ABANG QINA PULANGG" teriak Qina yang baru masuk, dan di suguhi pemandangan yang membuatnya marah seketika.

"HEH LO ITU MIRIP JALANG YAH! SAMPAI DUDUK DI PANGKUAN ABANG ZIDAN SEGALA" bentak Qina sambil menatap Queen tajam.

"Hiks kenapa kakak hiks selalu bentak Queen, padahal hiks Queen tidak salah hiks" balas Queen sambil menangis.

"NANGIS TEROS-"

"BERANI SEKALI LO BENTAK QUEEN" bentak Zidan sambil berjalan ke arah Qina setelah meletakkan Queen di pangkuan Arsen.

"Ihh abang kok bentak Qina sih! Kan Qina gak salah" balas Qina manja sambil bergelayut di lengan kekar Zidan yang langsung di tepis oleh Zidan.

"Gw pernah bilang jangan pernah panggil gw abang! Yang boleh hanya Queen ingat itu"

"Tapi Qina juga adik abang" lirih Qina sambil menunduk, dan tidak lama menatap Queen dengan penuh kebencian.

"ITU SEMUA GARA-GARA LO QUEEN" bentak Qina sambil berjalan ke arah Queen dan menjambak rambutnya kencang, sampai membuat Queen menangis kencang.

"HIKS ABANG HUWAAA SAKITT" teriak Queen yang membuat kedua abangnya marah bahkan membuat iris mata keduanya berubah.

BRAK

Zidan langsung memukul kepala Qina dengan vas bunga yang membuat kepalanya berdarah, dan membuatnya pingsan seketika.

Sedangkan Arsen masih menenangkan Queen sambil mengelus kepalanya yang sakit karena rambutnya di tarik oleh Qina dengan kencang.

"Hiks abang kepala hiks Queen sakit" rengek Queen yang merasa kepalanya nyut-nyutan.

"Iyah Queen tidur dulu yah, biar nanti kepalanya tidak sakit" bujuk Arsen yang di angguki Queen, dan tidak lama Queen tertidur karena merasa nyaman dengan elusan Arsen.

Sedangkan Zidan masih menatap tubuh Qina yang tergeletak dengan tatapan tajamnya.

"Gw gak peduli jika dia bagian dari keluarga Miler! Gw ingin membunuhnya karena berani buat Queen menangis" ucap Zidan tiba-tiba yang membuat Arsen menatapnya.

"Gw gak peduli jika lo bunuh dia" balas Arsen dingin.

"Tadi di sekolah dia udah buat Queen menangis, tapi gw kasih kesempatan karena dia keturunan keluarga Miler dan sekarang tidak ada kesempatan lagi" lanjut Arsen yang membuat Zidan mengeraskan rahangnya, dan dengan tidak berperasaan dia menyeret tubuh Qina ke ruang bawah tanah dengan kasar.

Arsen sendiri, mulai berdiri dari duduknya dan membawa Queen yang berada di gendongannya ke kamar Queen agar tidurnya nyenyak.

Setelah sampai Arsen menurunkan Queen dengan hati-hati, dan berjalan keluar kamar untuk menghampiri Zidan yang berada di ruang bawah tanah.

Transmigrasi Queen (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang