27 (END)

11.8K 644 49
                                    

Sekarang Queen berada di taman yang sepi pengunjung karena hanya dia dan Arkan saja yang ada di taman itu. Taman yang jauh dari perkotaan, sehingga membuat Queen merasa nyaman.

Sedangkan Ester, setelah sarapan tadi, dia di bawah ke ruang bawah tanah oleh daddy, abangnya dan juga sahabat mereka. Karena bosan Queen meminta izin kepada mommy untuk pergi ke luar sebentar.

"Sayang kenapa yah firasatku sekarang tidak enak?" tanya Queen karena sedari firasatnya sudah tidak enak saat berada di taman.

"Itu cuma firasat kamu saja sayang" balas Arkan mencoba menenangkan, tapi tidak di pungkiri kalau firasat juga sama seperti Queen, seakan-akan akan ada yang menjauhkan Queen darinya.

"Hmm" dehem Queen sambil menyenderkan kepalanya di dada bidang Arkan, yang mendapat elusan lembut di kepalanya.

"Queen" panggil seseorang yang membuat mereka menoleh ke asal suara.

"Reihan"

Melihat ada Reihan di sini, Arkan memeluk Queen erat sambil menatap tajam Reihan.

"Mau apa lo kesini?" tanya Arkan dengan tatapan yang tidak bersahabat.

"Tentu gw mau ketemu sama calon istri gw" jawab Reihan santai sesekali melirik Queen yang berada di pelukan Arkan.

"Memangnya siapa calon istri kamu?" tanya Queen penasaran.

"Tentu kamu sayang" jawab Reihan yang tiba-tiba berada di dekat wajah Queen, yang membuat Queen terkejut.

"Queen itu calon istri gw bukan lo" bantah Arkan menjauh dari Reihan sambil menggendong Queen di belakang tubuhnya.

"Kenapa lo menjauh dari gw? Gw gak akan ngapa-ngapain lo kok Kan" ucap Reihan sambil mendekat yang membuat Arkan geram, dan membuat Reihan terpental menabrak pohon hingga roboh.

"Aws" ringis Reihan.

"Gw sebenarnya gak suka kekerasan, tapi karena ini demi mendapatkan Queenku maka gw terpaksa menggunakan cara kekerasan" ucap Reihan sambil merapalkan mantra sihir yang membuat banyak jarum es yang tajam.

Melihat itu, Arkan dengan cekatan menghindari jarum es itu, dengan posisi Queen yang masih berada di gendongan belakang.

"Sayang aku takut" cicit Queen karena dia hanya manusia biasa tanpa kekuatan, dan itu wajar saja walaupun dulu Queen adalah pembunuh bayaran.

"Jangan takut sayang! Ada aku disini untuk melindungi kamu" balas Arkan.

"Berikan Queen kepadaku Arkan" perintah Reihan, karena matanya panas saat melihat Queen di gendong oleh Arkan.

"Tidak akan pernah" balas Arkan, dan tiba-tiba ara ribuan anak panah mengarah ke Reihan, yang membuat Reihan menghindarinya walau ada juga yang terkena tubuhnya.

"Sialan" umpat Reihan, sambil membaca mantra sehingga membuat Arkan dan Queen dikelilingi dengan jarum tajam beracun.

Melihat itu Arkan khawatir apalagi ada Queen di gendongannya. Dia tidak khawatir sama sekali dengan dirinya karena dia abadi, tidak seperti Queen yang hanya manusia biasa.

Belum sempat Arkan membuat perlindungan, tapi semua jarum beracun sudah mengarah ke mereka berdua. Dengan cekatan Arkan mendekap tubuh Queen, untuk melindunginya, tapi itu sudah terlambat saat beberapa jarum sudah menusuk tubuh Queen.

"AKH" teriak kesakitan Queen yang merasa banyak jarum menusuk tubuhnya, mungkin ini efek dari jarum itu.

"Sayang hiks sakit hiks" isak Queen yang berada di dekapan Arkan.

Seakan sadar dengan perbuatannya, Reihan jatuh terduduk saat melihat Queen terkena jarum beracunnya, apalagi racun itu tidak ada penawarannya.

"Queen" lirih Reihan berjalan mendekati Queen.

"Sayang jangan tinggalin aku yah! Aku tidak akan bisa hidup tanpamu sayang hiks" lolos sudah air mata pertama Arkan saat melihat Queen terbaring lemah.

"Tahan sebentar yah sayang! Aku akan menyembuhkan dirimu" lanjutnya.

"Ti-dak bi-sa! A-ku su-dah ti-dak ku-at la-gi" balas Queen di tengah-tengah kesadarannya.

"Jangan hiks bicara seperti itu hiks"

"Queen bangun hiks bagun jangan hiks tinggalin aku hisk" ucap Arkan mengguncang tubuh Queen saat tidak merasakan pergerakan di tubuh Queen, bahkan suhu tubuh Queen menjadi dingin.

"QUEENNNNNNN" teriak Arkan kesetanan saat Queen sudah meninggalkannya untuk selamanya, bahkan sekarang dadanya terasa sesak saat karena di tinggalkan oleh cintanya, dan kehidupannya.

"Maaf" gumam Reihan yang masih membeku di dekat jasad Queen.

"Pembunuh" desis Arkan sambil berdiri berhadapan dengan Reihan.

"LO PEMBUNUH REIHAN" bentak Arkan yang sekarang merubah wujudnya menjadi moster yang sangat menakutkan dengan tinggi yang tidak wajar bahkan lebih menakutkan yang ini dari pada yang dulu.

Melihat perubahan wujud Arkan, Reihan hanya bisa pasrah karena dia tahu sekarang, kalau dia bukan tandingan dari Arkan.

Arkan mulai mengangkat badan Reihan yang kecil itu kedepan matanya.

"Lo harus mari Reihan" ucap Arka sambil memakan tubuh Reihan.

"AKHHHHHH" teriak Arkan tanpa mengkhawatirkan orang yang mendengarnya, karena taman ini sudah di keliling perisai sehingga orang luar akan menganggap taman ini biasa saja dan juga tidak akan mendengar suara yang ada di dalam taman.

Dengan kemarahannya Arkan menghancuran pohon yang ada di taman dengan kesetanan untuk menghilangkan rasa sesak di dadanya, tapi itu percuma saja.

Perlahan-lahan, Arkan sudah kembali ke wujud manusia sambil menghampiri Queen yang berada di tepat yang sama.

"Maafin aku hiks! Maaf karena hiks tidak bisa menjagamu seperti perkataanku hiks" lirih Arkan sambil memeluk erat tubuh Queen yang sudah dingin.

"Aku tidak akan pernah membiarkan orang lain bahagia di atas kesedihanku sayanggg" ucap Arkan dengan penuh keyakinan.

Beberapa hari saat Queen sudah di nyatakan tiada, suasana mansion keluarga Miler terasa tercekam, apalagi saat semua keluarga Miler berkumpul di satu atap, membuat para maid dan bodyguard merinding.

Bahkan Arsen dan Zidan sekarang menjadi seorang yang mudah marah, dan tidak akan segan-segan untuk membuat orang mati dengan cara yang mengenaskan. Begitu juga harem Queen yang lain, mereka menjadi semakin dingin dan sangat menyukai darah. Teriakan kesakitan dari para korbannya, tidak membuat mereka merasa bahagia, karena yang bisa membuat mereka bahagia hanya Queennya kembali hanya itu saja, tapi sangat sulit terkabul.

Dan untuk geng motor yang mereka pimpin, sudah beralih kepemimpinan kepada orang lain, yaitu sahabat mereka. Meskipun dulu sifat mereka yang selalu tebar candaan, sekarang menjadi dingin saat kehilangan orang yang sudah mereka anggap adiknya.

Sedangkan Arkan sekarang benar-benar menepati ucapannya dulu. Dia tidak akan membiarkan orang bahagia di atas kesedihannya, bahkan dia juga merusak alur novel lainnya. Dunia manusia pun tidak luput, Arkan pergi ke sana dengan melawan batasan yang membatasi dunia novel dan dunia manusia.

Meskipun awalnya sulit untuk menembusnya, karena tekad Arkan yang tidak akan membiarkan orang bahagia, maka pada akhirnya dia bisa masuk ke dunia manusia.

Berbagai cara Arkan lakukan untuk membuat mereka tidak bahagia, seperti menyebarkan wabah penyakit, krisis makanan dan air, mengakibatkan bencana alam, teror akan pembunuh berantai, dan masih banyak lagi.

"Aku sudah membuat mereka tidak bahagia sayang" gumam Arkan menatap langit sendu.

(END)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 07, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Transmigrasi Queen (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang