18

10.3K 665 17
                                    

Di rumah yang sederhana terdapat seorang ibu dan anak perempuannya yang sedang membicarakan hal serius.

"Jadi ibu aku ini anaknya siapa?" tanya sang anak kepada ibunya, saat dia tidak sengaja melewati kamar ibunya, dia mendengar gumaman ibunya bahwa dia bukan anak kandungnya.

"Kamu adalah anak kandung dari pasangan Kevin dan Zelina, kamu juga mempunyai saudara kembar" jawab ibunya pasrah karena sedari tadi anaknya selalu mendesaknya.

"Tapi kenapa aku bisa sama ibu?" tanya anaknya lagi.

"Ibu di suruh seseorang untuk menukar anak kandung ibu dengan anak dari keluarga Miler, karena disaat yang sama kami melahirkan di tempat yang sama, dan karena suami ibu sudah meninggal ibu menurutinya dengan imbalan uang yang banyak"

"APA? Ibu sekarang dimana keluarga kandungku? Aku ingin bertemu dengan mereka" balas sang anak yang terkejut tapi dia juga bahagia karena keluarga kandungnya adalah keluarga Miler yang termasuk orang kaya, yang dia dengar dari temannya.

Selama ini dia selalu hidup pas-pas an bersama ibunya, dan dia juga memiliki impian menjadi kaya raya.

"Keluargamu ada di Jakarta"

"Ayo bu kesana aku ingin bertemu dengan mereka" ajak sang anak antusias.

"Apakah kau ingin meninggalkan ibu? Kalau begitu ibu akan sendirian nak"

"Gw gak peduli, karena gw anak kandung mereka dan juga ibu juga masih mempunyai anak kandung kan? Jadi ajak saja anak ibu"

Sedangkan seseorang yang di panggil ibu pun bimbang, dia takut bahwa anak kandungnya membencinya, dan anaknya malah pergi meninggalkannya.

Dan dengan tepaksapun ibunya menyetujui bahwa akan membawa anaknya ke keluarga kandungnya.

'Bau-bau calon orang kaya nih' batinnya bahagia sambil membayangkan dia bisa shoping tanpa peduliin harganya.
.
.
.
.
.
Sedangkan Agra dkk dan Zidan sedang menyiksa Alea di ruang bawah tanah markas Lion.

"Hiks lepasin gw" tangis Alea yang duduk di lantai dengan tubuh penuh luka sayatan, jari-jari tangannya yang sudah di potong, dan kedua kakinya yang juga di potong.

"Gw belum puas Alea! Karena tangan ini yang sudah nampar Queen, gw bakal hancurin tanganmu" ucap Arsen sambil memukul tangan Alea dengan gadanya sampai membuat Aela menggerang kesakitan.

"ARGH BUNUH SAJA GW SEKARANG" tanpa sadar Alea membentak mereka yang membuat mereka murka.

"Berani sekali lo bentak kita" ucap Zidan dingin yang membuat Alea ketakutan.

"Karena lo udah berani bentak kita, maka gw dengan senang hati akan buat lo gak bisa bicara" Zidan dengan kasar menarik lidah Alea dan dengan pelas menggoreskan pisaunya ke lidah Alea, agar Alea bisa merasakan sakitnya perlahan-lahan.

"Arsen sama Zidan sadis banget cuy" bisik Farel ke Aldo yang hanya menonton di sofa di sana.

"Bos sama kembaran gw juga gak kalah sadis, apalagi saat mereka memotong kaki Alea dengan gergaji mesin! Sadis bangett" balas Aldo yang juga berbisik agar mereka yang sedang di bicarakan tidak mendengarnya tapi nyatanya mereka bisa mendengarnnya karena membuat pendengaran yang bagus.

"Hiks bunuh gw" ucap Alea sambil menatap sayu mereka satu persatu yang hanya membalas dengan tatapan datarnya.

"Kita pasti bunuh lo Alea, tapi saat waktunya tiba" balas Aldi sambil menusuk kedua mata Alea dengan kedua pisaunya dan mencongkelnya, yang membuat mata Alea terus menerus mengeluarkan darah.

"Hiks bunuh hiks gw" ucap Alea pelan yang masih di dengarkan mereka.

Sungguh Alea merasa menyesal telah menyakiti Queen, jika saja dia tahu kalau akhir dari dirinya seperti ini, maka dia tidak akan pernah berusaha untuk memperbaiki alur novelnya.

Tanpa aba-aba ada sebuah kapak yang mengarah ke arah leher Alea, dan akhirnya Alea mati di tangan Agra.

"Ck kenapa lo bunuh dia secepat ini? Gw belum puas" tanya Aldi sambil berdecak kesal.

"Gw bosen" jawab singkat Agra yang membuat Aldi tambah kesal.

"Jadi sekarang gw udah cocok jadi calon masa depan Queen! Benarkan?" tanya Agra sambil menatap datar Arsen dan Zidan.

"Ck" decak keduanya dan pergi begitu saja dari sana.
.
.
.
.
.
Saat ini Queen sedang bermanja-manja dengan sistemnya Arkan yang sedang berubah wujud menjadi manusia.

Sebenarnya Arkan ingin sekali membunuh Alea, tapi karena sudah ada Agra dkk+Zidan, akhirnya Arkan mengurungkan niatnya, dan menemani Queen yang sendirian.

"Kan kenapa yah kok lo sistem yang berbeda kayak yang aku baca di novel?" tanya Queen yang duduk di pangkuan Arkan dengan mengahadap ke arah Arkan sambil menyenderkan kepalanya di dada bidang Arkan.

Sedangkan Arkan yang mendengar pertanyaan Queenpun menegang, tapi dia mencoba untuk bersikap biasa saja.

"Maksudnya saya berbeda seperti apa?" tanya Arkan kembali sambil mengelus rambut Queen lembut, yang membuat Queen merasa nyaman.

"Kamu tidak seperti sistem biasanya yang suka memberikan misi tapi kamu jarang ngasih misi" jawab Queen sambil mendongakkan wajahnya menatap Arkan dengan wajah kesal, yang mampu membuat Arkan bertanya-tanya.

"Kan bagus saya tidak membebani Queen karena misi" balas Arkan tapi membuat Queen semakin kesal.

"Queenkan ingin menjalankan misi untuk dapat hadiah, tapi nyatanya tidak ada misi tidak ada hadiah" ucap Queen kesal yang membuat Arkan terkekeh yang mampu membuat Queen terpesona, padahal dia juga pernah melihat Arkan terkekeh tapi dia masih tetap terpesona.

"Arkan ganteng banget tapi kalau senyum pasti lebih ganteng" ucap Queen yang intens melihat wajah Arkan.

Mendengar perkataan Queen, Arkanpun mulai tersenyum kepada Queen dengan tatapan lembut.

"Gini aja! Biar Arkan selalu ganteng" ucap Queen bahagia.

"Saya akan terus tersenyum untukmu Queen! Hanya untuk Queen bukan orang lain" balas Arkan sambil memeluk Queen, yang di balas oleh Queen.

"Queen anda belum makan malamkan? tanya Arkan sambil melepaskan pelukannya.

"Iyah Queen belum makan malam" jawab Queen.

"Queen mau makan apa?"

"Nasi goreng minumnya jus alpukat"

"Baiklah" dan tiba-tiba nasi goreng dan jus alpukat sudah ada di meja samping Queen.

"Wihh kan kamu hebat" puji Queen.

"Kalau aku jadi istri kamu, pasti aku tidak usah masak segala" lanjut Queen yang membuat Arkan tersenyum kecil.

"Kalau Queen menjadi istri Arkan bagaimana?" pertanyaan Arkan mampu membuat Queen terkejut.

"Tapi kamu sendiri tahu bahwa aku ingin ngeharem"

"Tidak ada salahnyakan, saya menjadi salah satu harem Queen" balas Arkan santai yang mampu membuat Queen bahagia.

Memang awalnya Arkan tidak mau berbagi tapi kalau itu membuat Queen bahagiapun, dia tidak masalah walau awalnya masih ragu tapi akhirnya Arkan memutuskan untuk menerimanya.

"Baiklah sekarang Arkan akan menjadi salah satu harem Queen" ucap Queen antusias dan turun dari pangkuan Arsen untuk mengambil makanannya.

"Ayo buka mulutnya Arkan" suruh Queen sambil menyodorkan satu sendok nasi goreng.

"Tapi itu untuk kamu Queen"

"Kita harus makan bersama agar tidak kelaparan" balas Queen sambil menyuapkan nasi goreng ke Arkan, begitu juga Arkan yang menyuapkan nasi goreng ke Queen, dan terjadilah aksi suap-suapan dengan sendok yang sama.

'Kalau Queen tahu tentang saya, semoga Queen tidak membenci saya! Karena saya sangat mencintai Queen lebih dari apapun itu' batin Arkan di sela-sela suap-suapan.

Transmigrasi Queen (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang