22

7.8K 543 4
                                    

Queen sudah mendapatkan apartemen yang akan menjadi tempat tinggalnya selama di kota ini, dan letaknya juga jauh dari tempat tinggalnya dulu.

Hari sudah berganti tapi Queen belum istirahat sama sekali, dan juga Queen harus mencari sekolah baru untuknya bersekolah. Setelah membersihkan badannya Queen merebahkan tubuhnya di kasur, lalu tertidur pulas.
.
.
.
.
.
Jam sudah menunjukkan pukul 08.00 dan Queen sudah siap untuk pergi untuk berbelanja keperluan untuk sekolahnya besok, karena tadi Queen juga sudah mendaftar ke sekolah Cempaka yang termasuk sekolah bagus di kota ini walau tidak sebagus sekolah milik keluarganya.

"Huh kalau ada Arkan pasti gw gk kebosenan kek gini" lirih Queen sedih.

"Kapan yah Arkan kembali" ucap Queen sambil menatap langit-langit kamarnya.

"Sayang! Saya ada di sini untuk menemanimu sayangku" ucap Arkan yang tiba-tiba datang sambil memeluk Queen yang membuat Queen terkejut.

Mendengar suara yang sangat di rindukannya Queen membalikkan tubuhnya, dan terlihatlah wajah Arkan yang sedang tersenyum ke arah Queen. Melihat itu Queen menubruk tubuh Arkan yang membuat Arkan hampir jatuh dan memeluknya erat.

"Hiks Queen hiks kangen~" ucap Queen terisak.

"Saya juga kangen sayang"

"Mulai sekarang saya tidak akan meninggalkan kamu lagi! Saya janji itu" ujar Arkan tegas.

"Kamu bilang janji tapi apa kamu bisa menempatinya? Kalau tidak jangan bilang janji kayak daddy kalau akhirnya daddy tidak menepatinya"

" Saya akan menepatinya Queen! Dan jangan samakan saya dengan daddy kamu, karena saya berbeda"

"Hmm" balas Queen tanpa mau melepas pelukannya.

"Sayang kamu rindu yah sama aku? Sedari tadi kamu tidak melepaskan pelukannya"

"Rindu banget sayangg! Queen rindu" balas Queen manja, yang di balas kekehan Arkan.

"Ingat kamu belum beli peralatan sekolah loh! Ayo beli sekarang sama aku"

"Kan ada kamu kenapa beli? Kan kamu bisa mengabulkan permintaanku dalam sekali kedip"

"Pokoknya kamu harus menghabiskan waktu kamu bersamaku hari ini, karena Queen rindu" ucap Queen yang di angguki Arkan.

"Apapun untuk sayangku" balas Arkan sambil mengeratkan pelukannya.

Dan pada hari itu Queen tidak kemana-mana dan bermanja-manja dengan Arkan, tentu Arkan juga sangat bahagia saat kekasihnya bermanja-manja dengannya.

Sebenarnya Arkan ingin mengawasi pria itu, tapi saat melihat Queen sedih akhirnya dia memutuskan untuk kembali dan akan mengawasi pria itu sambil menemani Queen.
.
.
.
.
.
Hari ini adalah hari pertama Queen masuk sekolah barunya, dan untuk Arkan dia tidak ingin masuk sekolah tapi dia akan selalu ada saat Queen butuh bantuannya.

"Perfect" puji Queen sambil melihat penampilannya di cermin.

"Sayang ayo makan dulu" suruh Arkan yang sudah selesai memasak untuk Queen, karena dia ingin memasak untuk Queen bukan langsung menyediakannya dengan kekuatannya.

"Okeh sayang" balas Queen dan menuju meja makan.

Seperti dulu Queen dan Arkan makan sambil menyuapi satu sama lain.

"Sayang aku berangkat dulu yah" pamit Queen sambil mengecup pipi Arkan.

"Hati-hati sayang" ucap Arkan.

Sedangkan di mansion keluarga Miler, yang isinya sudah di hancurin oleh Arsen dan Zidan, saat mengetahui gadisnya meninggalkan mansion dan sampai saat ini belum di temukan. Dan tentu mereka juga marah karena orang tuanya yang membuat Queen meninggalkan mansion dan Ester yang menjadi penyebabnya

"Queen kau dimana" lirih Arsen yang sudah membuat hancur kamarnya sendiri.

"Cepat pulang Queenku" luruh Arsen ke lantai karena dia tidak bisa membayangkan jika hidup tanpa Queennya, bahkan tatapannya sekarang kosong seperti tidak memiliki semangat untuk hidup.

Tok

Tok

Pintu kamar Arsen di ketuk dari luar oleh Ester, tapi Arsen mengabaikannya. Karena tidak ada respon dari pemilik kamar, Ester dengan lancang membuka pintu kamar Arsen yang membuat Arsen menatap tajam Ester.

"Lancang sekali kau masuk ke kamarku" ucap Arsen dengan nada dingin dan tatapan tajamnya yang membuat Ester menundukkan kepalanya.

"Ester khawatir sama abang, jadi Ester samperin abang" balas Ester.

"Khawatir sama gw" ulang Arsen sambil terkekeh yang mengerikan membuat Ester sedikit ketakutan.

"KARENA LO QUEEN JADI NINGGALIN MANSION BANGSAT" bentak Arsen dengan nafas memburu.

"Sebaik lo pergi Ester" lanjut Arsen.

"No! Luka abang harus di obati" tolak Ester saat melihat darah di tangan Arsen.

Mendapat penolakan dari Ester, Arsen semakin marah dan denga tega Arsen melempar ponselnya ke arah Ester, yang terkena kening Ester.

"Aws" ringis Ester sambil mengelus keningnya yang sakit.

"Hiks a-"

"PERGI" suruh Arsen dengan meninggikan nadanya.

Mendengar itu Ester langsung meninggalkan kamar abangnya, karena tidak ingin di lempar dengan barang lain dan juga Ester ketakutan dengan sifat abangnya saat ini.

"Nyebelin banget sih si Arsen Arsen itu" gerutu Ester saat sudah di luar kamar Arsen, kalau di dalam mana mungkin dia berani bisa-bisa di amuk nanti.

"Padahal mau caper ehh malah dapat lemparan ponsel lagi, kan sakit" lanjutnya.

Di sisi Zidan, tidak jauh dengan Arsen, tapi Zidan meluapkan amarahnya di apartemennya dengan merokok dan minum alkhohol yang sudah beberapa botol sudah dia habiskan. Bahkan penampilan Zidan sekarang acak-acakan seperti tidak terurus.

"Queen" racau Zidan terus menerus, bahkan Zidan juga sudah terpengaruh efek minumannya karena dia sudah menghabiskan 5 botol lebih.

"Queennya Zidan kemana" lirih Zidan sambil minum alkhoholnya.

Setelah minum hampir 7 botol, akhirnya Zidan tertidur dengan meracau nama Queen berulang kali di tidurnya.

Sedangkan di markas Lion para inti sedang berkumpul untuk mencari Queen, saat Arsen menelpon untuk membantu mencari Queen. Mereka saat ini sedang serius, bahkan Aldo dan Farel yang biasanya murah senyum sekarang memasang wajah datarnya, karena mereka juga menyayangi Queen seperti adik mereka sendiri.

"Apa Queen akan ketemu?" tanya Aldi di sela keheningan.

"Pasti! Kita bahkan menyuruh anggota untuk mencari Queen, bahkan kita juga membayar orang untuk mencari Queen"  sahut Farel yakin.

"Semoga saja! Bahkan gw juga nyuruh anggota mafia gw, juga Arsen dan Zidan ngerahin anggota pembunuh bayarannya" harap Agra.

Memang Agra adalah seorang bos mafia terkuat di dunia bawah, dan dia juga meneruskan mafia keluarganya yang di beri nama black blood yang sudah turun temurun. Sedangkan Arsen dan Zidan mereka membangun sendiri kelompok pembunuh bayaran yang di beri nama rose of dead. Dan sahabat mereka juga tahu rahasia yang di sembunyikan mereka.

"Gw sebenarnya takut" celetuk Aldo tiba-tiba yang membuat mereka mengalihkan pandangan mereka ke Aldo.

"Takut apa lo?" tanya Farel.

"Queen kan polos, jika saja kalau Queen diculik atau di bawa om pedo bagaimana? Kan mudah buat mereka culik Queen" jawab Aldo yang mendapat tabokan dari Farel.

Plak

"Jaga ucapan lo Aldo" peringat Farel, tapi memang ada bernarnya perkataan Aldo, karena Queen masih polos, padahal mereka saja yang tidak tahu sifat asli Queen.

"Semoga itu terjadi! Kita harus menemukan Queen secepatnya, karena gw khawatir banget sama Queen" sahut Aldi, yang di setujui mereka dan mereka pergi untuk mencari Queen.

Transmigrasi Queen (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang