14

11.1K 738 14
                                    

Di ruang bawah tanah mansion keluarga Miler, terdapat seorang gadis eh-wanita yang tergeletak di lantai dengan kondisi yang sangat memprihatinkan, wajah penuh lebam, bagian bawahnya yang sakit karena di gilir oleh beberapa pria, bahkan wanita itu juga masih telanjang.

"Ini semua gara-gara Queen" ucap Qina lirih sebelum kegelapan menghampirinya, dan pingsan.

Memang Zidan tidak jadi membunuh Qina, karena Arsen menghalanginya dan Arsen tidak ingin membuat Qina mati terlebih dahulu, dia ingin menghancurkan hidup Qina sampai membuatnya lebih memilih mati dari pada hidup.

Tentu Zidan menyetujuinya karena benar perkataan dari Arsen, sehingga dia menyuruh bodyguard untuk menggilir Qina yang masih perawan. Dan untuk keluarga Miler pasti mereka tidak masalah karena Qina telah membuat permata keluarga Miler menangis.
.
.
.
.
.
Pagi telah tiba Queen sudah siap untuk pergi jalan-jalan bersama Zidan karena ini juga hari minggu jadi sekolah libur, sesudah makan malam Zidan mengajaknya jalan-jalan, dan untuk Arsen dia harus mengurus perusahaan daddynya walau masih SMA tapi dia bisa memimpinnya begitu juga dengan Zidan.

"ABANGG ZIDANNN" teriak Queen menghampiri abangnya sambil berlari kecil.

"Queen jangan lari dong! Nanti jatuh" peringat Zidan, sedangkan Queen tidak peduli dan langsung masuk di gendongan Zidan.

"Heheh Queen senang bisa jalan-jalan" ucap Queen dengan nada cerianya.

"Tapi kita akan jalan-jalan kemana bang?" tanya Queen.

"Queen inginnya ke mana?"

"Kalau Queen ingin beli boneka beruang" jawab Queen antusias.

"Baiklah kita ke mall"

Queen dan Zidan menuju ke mall mengendarai mobil sportnya. Sampainya mereka menjadi pusat perhatian tapi mereka tidak menghiraukannya, dan berjalan ke arah toko boneka.

"Bang Queen ingin itu" tunjuk Queen ke arah boneka beruang yang lumayan besar tapi masih besaran Queen.

"Baiklah abang akan beli dulu! Queen tunggu di sini" Queen menggelengkan kepalanya.

"Queen ingin ikut abang saja" ucap Queen yang di balas anggukan oleh Zidan.

Setelah membeli boneka beruang itu, Zidan menyerahkan boneka itu ke Queen, dan di sambut dengan antusias oleh Queen sampai memeluk boneka itu erat, yang membuat Zidan terkekeh.

"Kita mau kemana lagi bang?" tanya Queen yang masih memeluk boneka beruangnya.

"Bagaimana kalau makan? Kan tadi kita belum sarapan" Queen hanya mengangguk sebagai jawaban.

Tapi di tengah jalan menuju ke tempat makan, tiba-tiba telpon Zidan berdering, sehingga dia mengangkat telepon terlebih dahulu.

Entah kenapa setelah Zidan mengangkat telepon, Queen bisa merasakan bahwa abangnya sedang marah.

"Abang kenapa?" tanya Queen.

"Abang tidak apa-apa" jawab Zidan lembut sambil mengelus rambut Queen.

"Queen pulang yah! Abang ada urusan" sontak saja mata Queen berkaca-kaca.

"Queen ikut! Queen tidak mau sendirian di mansion" ucap Queen sambil menahan tangisannya yang membuat Zidan tidak tega.

"Tapi abang pergi ke luar kota tempat mansion papi"

"Tidak masalah Queen ikut abang! Queen tidak mau sendirian" kekeh Queen yang membuat Zidan pasrah.

"Baiklah"

Zidan mulai menjalankan mobilnya keluar mall, dengan Queen yang selalu memeluk boneka beruangnya. Tujuannya kali ini adalah markas geng motor Alister, dimana Zidan adalah salah satu anggota intinya.

Jika saja ketua geng motor Aodra tidak mencari masalah, apalagi masalahnya melibatkan dirinya, pasti Zidan akan menolak. Tapi memang benar ini juga salahnya yang telah mengahajar salah satu anggota geng Aodra yang mencari masalah dengannya, tapi tetap ini tidak sepenuhnya salahnya.

Di tengah perjalanan karena Queen merasa mengantuk pun tertidur di dalam mobil sambil memeluk boneka beruang. Zidan yang melihat itu pun hanya tersenyum sambil membawa tubuh Queen untuk bersandar di pundaknya, dengan tangan kirinya yang memeluk pinggang Queen agar tidak jatuh, dan tangan kanan yang masih menyetir mobilnya.

Sampainya di markas Alister, Zidan turun dari mobil sendirian dengan wajah datarnya karena disana juga ada geng Aodra, sehingga dia tidak ingin memindahkan Queen ke kamar yang dia tempati di markas, karena dia takut jika saja ada yang melukai Queennya.

"Ini nih biang masalahnya" celetuk salah satu anggota inti Aodra yang bernama Regantara Saputra.

"Dan bener lo yang udah hajar salah satu anggota mereka" tanya salah satu inti Alister yang bernama Deon Ferdinan yang hanya di balas deheman Zidan.

"Kenapa?" tanya sang ketua Alister Vernan Bimantara.

"Dia cari masalah" jawab Zidan singkat dengan nada datarnya.

"Dengarkan apa yang Zidan katakan! Pasti anggota Aodra yang cari masalah" celetuk inti Alister bernama Carel Alviandra.

Kedua geng itu terus berdebat karena mereka tidak merasa bersalah di sini, sedangkan para orang datar hanya menatap tajam pada musuhnya.

Sedangkan Queen sudah terbangun dari tidurnya, dan menatap kedepan ada segerombolan pemuda yang saling bertengkar bahkan abangnya Zidan juga ada di sana dengan tatapan tajamnya. Memang mobil terpakir tidak jauh dari tempat segerombolan pemuda itu.

"Kan mereka ada apa sih?" tanya Queen melalui batinnya.

"Mereka mau berantem Queen karena abang anda menghajar salah satu anggota Aodra, sedangkan geng Aodra yang tidak terima pun marah, padahal anggota mereka yang mencari masalah dengan Zidan"

"Ohh gitu yah"

"Queen ingat anda dari pagi belum makan! Apakah perlu saya siapkan makanan?"

"Gak perlu! Gw minta abang aja"

"Tapi abang anda-" sebelum Arkan menyelesaikan perkataannya, Queen terlebih dahulu memotongnya.

"Gw tahu, dan lo lihat apa yang akan gw lakukan"

Sedangkan Arkan menatap Queen dengan perasaan kesalnya, karena dia tahu apa yang akan di lakukan Queen, dan tujuan Queen melakukan itu.

Transmigrasi Queen (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang