26

7.3K 426 9
                                    

"Queen jangan tinggalin abang lagi hiks" isak Arsen sambil memelukmu tubuh Queen begitu juga dengan Zidan.

"Princess maafin daddy yah" mohon daddy menatap Queen bersalah, begitu juga dengan mommy, sedangkan Ester hanya menampilkan wajah kesalnya karena keluarganya lebih perhatian kepada Queen dari pada dirinya.

"Maafin mommy juga princess" sahut mommy.

"Queen sudah maafin kalian kok" balas Queen sambil tersenyum tulus padahal hanya acting belaka.

"Queennya abang baik banget sih" puji Arsen menatap wajah Queen.

"Bener, bukan seperti dia yang selalu caper" timpal Zidan sambil mengejek Ester.

"Abang! Ester tidak caper yah" bantah Ester seakan dia yang di maksud oleh Zidan.

"Idih siapa juga yang bilang lo caper! Kalau lo merasa sih, bagus" balas Zidan.

"Ih-" belum sempat Ester melayangkan protes, daddy sudah berbicara terlebih dahulu.

"Princess ayo pulang yuk" ajak daddy menatap Queen yang sudah tidak di peluk oleh kedua abangnya tapi tangannya di pegang oleh mereka.

"Iyah Queen! Ayo pulang, abang ingin melepas rindu denganmu" sahut Arsen.

"Baiklah! Ayo kita pulang ke mansion" seru Queen bahagia.

"Iyah ayo pulang! Dan Queen jangan kabur-kaburan lagi yah, kami semua sangat khawatir kepadamu" sahut Ester sambil menasihati Queen, tapi menurut Queen itu sebuah ejekan.

"Kan Queen kabur karena kamu Ester!Kalau kamu tidak merebut perhatian orang tuaku dan membuat mereka melupakanku, pasti Queen tidak akan kabur" balas Queen dengan polosnya yang membuat Ester kesal.

"Maafin kami princess! Kami janji tidak akan mengulangi kesalahan itu lagi, kalau princess mau perhatian kami hanya untuk princess, maka kami akan menyanggupinya" sahut daddy tegas, yang membuat Ester tidak terima.

"Kan Ester juga anak daddy dan mommy! Kenapa hanya Queen, kenapa Ester tidak?" tanya Ester menatap kedua orang tuanya.

"Karena Queen adalah prioritas kami bukan kamu" jawab daddy dengan santai.

"Ayo pulang" ajak mommy, dan akhirnya mereka pulang ke mansion baru, karena mansion lama sudah di rusakkin isinya oleh Arsen dan Zidan.

Dan untuk keluarga Queen yang mengetahui keberadaan Queen, karena Arkan sengaja membuat mereka menemukan Queen, dan itu juga permintaan dari Queen. Jadi Arkan menuruti permintaan Queen, walau sebenarnya dia ingin lebih lama seperti ini, tapi dia tidak boleh egois.

Sampainya di mansion, Queen bisa melihat ada para sahabat Arsen dan Zidan yang menunggu kedatangan Queen, setelah di beri tahu kalau Queen sudah di temukan.

Melihat kedatangan Queen, Agra, Aldi, Vernan, dan Zergan memeluk Queen bergantian untuk menghilangkan rasa rindunya kepada Queen yang beberapa hari menghilang.

"Jangan main pergi-pergi lagi yah" ucap Agra menatap lembut Queen, yang di balas anggukan oleh Queen.

"Queen tidak akan pergi, jika tidak ada hal yang membuat Queen pergi" balas Queen, dan mereka mengerti perkataan Queen dan mulai menatap tajam Ester seakan mengatakan 'jangan pernah mengganggu Queen lagi'.

Merasa ada yang menatapnya, Ester melihat ke arah mereka yang membuat meneguk ludahnya kasar, karena tatapan mereka seperti ingin mengulitinya hidup-hidup.

"Kenapa kalian menatap Ester seperti itu? Kan Ester tidak bersalah"

"Apapun yang terjadi, jika ada lo maka lo lah yang salah" balas Vernan dingin, bagi mereka meskipun Queen sekalipun yang bersalah tapi mereka akan tetap membela Queen, karena mereka telah di butakan oleh cinta.

"Ihh kok gitu sih" kesal Ester, padahal dia ingin menaklukkan mereka yang mencintai Queen dan membuat mereka mencintainya.

"Queen sebaiknya kamu istirahat dulu yah! Queen pasti capekkan?" tanya Arsen yang selalu perhatian kepada Queen.

"Iyah Queen capek! Queen juga ingin tidur" jawab Queen sesekali menguap, yang membuat Zergan menggendong Queen ala koala, menuju kamarnya tanpa memperdulikan tatapan tajam yang mengarah kepadanya.

"Kita akan menginap" ucap Aldi yang di angguki oleh mereka.

"Loh kalian kok gak bicara dulu kalau mau nginap! Kan gw gak bawa baju ganti" protes Carel.

"Bener tuh" timpal Aldo yang di angguki oleh Farel dan

"Kalian tidak penting" balas Aldi datar.

"Aduh hati dedek sakit bang" ucap Deon dramatis.

"Berisik" sahut Arsen dan pergi begitu saja begitu juga dengan para harem Queen.

"Lah kita di tinggal" ucap Carrel polos.

Plak

"Bodoh" ejek Deon sambil menggeolak kepala Carel.

Pagi harinya, sekarang mereka semua sudah berada di meja makan termasuk para sahabat kedua abang Queen, yang beberapa dari mereka akan menjadi harem Queen.

"Queen ayo makan" suruh Aldi menyodorkan makanannya yang di terima baik oleh Queen.

"Coba makanan ku Queen" pinta Vernan menyodorkan makanannya ke Queen, begitu juga yang lainnya, sehingga makanan yang ada di piring Queen tidak dia sentuh sama sekali.

"Ihh Queen kok manja sih, makan pakek di suapin segala! Kan mereka juga tidak bisa makan" ucap Ester kesal karena dia iri dengan Queen yang mendapat semua kasih sayang mereka, tapi dirinya tidak sama sekali.

"He cewek caper, mereka tuh emang niatnya buat nyuapin Queen" balas Aldo yang tidak menyukai gadis itu begitu juga yang lain, karena menurut mereka Ester itu PBB yang suka caper sana sini.

"Bener tuh" timpal Farel julid.

"Kalau iri tuh bilang" sahut Deon.

"Jangan di pendam, nanti sakit" lanjut Carel melanjutkan perkataan Deon.

"Ester daddy pernah bilang jangan bicara di meja makan" tegur daddy yang sudah selesai makan sambil menatap tajam Ester, begitu juga yang lain.

Brak

"KENAPA DADDY SELALU SALAHIN ESTER" bentak Ester yang memunculkan sifat aslinya.

"DAN YAH GW EMANG IRI SAMA QUEEN YANG MENDAPATKAN SEMUA KASIH SAYANG DARI KALIAN SEDANGKAN GW, GAK DAPET SAMA SEKALI"

"YANG GW DAPATKAN HANYA HINAAN DARI KALIAN, TAPI GW TETEP CARI PERHATIAN KE KALIAN AGAR KALIAN MERHATIIN GW, TAPI SEMUA ITU SIA-SIA" ucap Ester tanpa menurunkan nada bicaranya.

"Dan lo Queen! Lo itu harus mati karena lo yang buat hidup gw gak bahagia sama sekali" ujar Ester sambil menunjuk Queen yang membuat Queen menunduk ketakutan.

"Jaga bicaramu Ester" ucap Arsen dingin sambil membawa tubuh Queen ke dekapannya.

"Kenapa bang? Perkataan gw gak ada yang salah, seharusnya Queen mati saja sana" balas Ester tanpa menunjukkan raut ketakutannya.

Plak

Plak

Tamparna berulang kali daddy berikan, karena sedari tadi dia sudah geram dengan ucapan Ester.

"Kamu harus di hukum Ester" geram daddy sambil mengepalkan tangannya, yang membuat Ester sadar dengan tindakannya tadi.

"Maafin Ester hiks daddy! Ester tidak bermaksud berbicara seperti itu hisk" isak Ester ketakutan saat topengnya sudah terbongkar.

"Idih ternyata muka dua toh" gumam lirih Aldo yang masih di dengar oleh Farel, karena dia berada di sampingnya.

"Beneran banget! Dasar PBB" timpal Farel.

Transmigrasi Queen (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang