Bagian 15

4.5K 397 23
                                    

Beberapa Bulan Kemudian

Renjun menatap makanannya dan mengaduk kesana kemari di dalam mangkuk tanpa niat memakannya. Wendy merasa aneh melihat perubahan tingkah anaknya yang mendadak pendiam.

Terkadang sang anak ceria, tetapi kemudian mendadak sedih entah karena apa. Wendy pernah bertanya tetapi Renjun hanya diam dan terkadang menangis tanpa sebab.

" Adek, kamu kenapa? Masakan mama gak enak? " tanya Wendy heran.

" Gak enak kok ma. Ini aku makan " Renjun makan perlahan mencoba mengabaikan rasa sedihnya.

Renjun tidak bisa berbohong sangat merindukan Haechan. Tapi dia juga tidak bisa menghampiri karena posisinya yang tidak pernah tercatat pada buku kehidupan Haechan. Bahkan mungkin namanya saja tidak dikenal oleh Haechan.

Sejak hari itu semua kembali normal dan Joonee menghilang dari kehidupan Renjun.

Renjun menjadi tidak fokus kerja menyebabkan dia sering ditegur atasannya. Beruntungnya dia telah wisuda bersamaan dengan Jaemin. Dia bahkan meminta kepada orang tuanya agar diizinkan kerja diluar kota karena dia tidak ingin mengenang semua yang terjadi.

Secara kebetulan memang Jaemin membantu mencarikan pekerjaan untuknya lewat koneksi orangtuanya.

Jaemin? Tentu saja dia mengikuti Renjun. Karena bagaimana pun Jaemin tidak akan meninggalkan sahabatnya itu sendirian.

" Adek, barang kamu sudah dipacking semua? " tanya Wendy sambil membereskan piring setelah makan.

" Udah ma, tinggal tunggu Jaemin jemput "

" Kamu kenapa sih dek? Mama bingung, kamu jadi aneh. Mama khawatir sama kamu "

Renjun memeluk Wendy mencoba menahan tangisnya. Tetapi ketika Wendy mengelus kepala Renjun airmata itu turun tidak terbendung. Ternyata rasanya seperti ini mencintai seseorang yang tidak bisa dimiliki.

Tok Tok Tok

Wendy melepaskan pelukannya dan melihat Jaemin masuk.

" Jaemin udah datang tuh! Papa Jaemin udah datang! " teriak Wendy.

Renjun melihat ke arah Jaemin yang telah menunggu. Perlahan dia mengambil kopernya dan berjalan menuju pintu.

Jaemin juga sudah tahu apa yang terjadi pada sahabatnya. Makanya dia ikut pindah bersama Renjun.

Jaemin tidak bisa menyalahkan Renjun karena hati memang tidak bisa diatur. Tapi Joonee juga tidak salah karena semua itu adalah miliknya sejak awal.

Pada akhirnya kesepakatan mereka bertukar tempat hanya menjadi boomerang untuk mereka berdua.

Sejak kejadian pertukaran terakhir Joonee dan Renjun sudah tidak komunikasi lagi. Renjun bahkan tidak tahu apa yang terjadi setelahnya. Yang dia tahu hatinya benar-benar hancur dan sedih. Dia sudah tidak punya tenaga untuk berdiri lagi. Menghilang mungkin itu adalah jalan satu-satunya.

" Ma, pa, aku pergi ya! Doain aku sukses di kantor baru " pamit Renjun sambil memeluk orang tuanya.

" Hiks mama sedih adek kamu jauh. Nanti mama kalau kangen gimana? Kamu kalau lagi manjakan pengennya dipeluk mulu " Wendy sudah banjir airmata melepaskan anak tunggalnya pergi ke kota lain.

" Aku usahain tiap minggu pulang. Supaya papa mama gak kesepian " Renjun coba menghibur.

" Padahal disini banyak perusahaan bagus nak " sambung Chanyeol juga.

" Biar adek lebih sukses dari papa hiks " ujar Renjun juga menangis memeluk papanya.

" Sering-sering telepon kita ya nak. Papa pasti kangen banget sama kamu. Kamu itu kebangaan kita sayang " pinta Chanyeol mengeratkan pelukan pada anak semata wayangnya itu.

TWINS || HYUCKREN🍁Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang