Renjun menunduk merasa bersalah tidak hentinya sementara Haechan masih sibuk dengan dokumennya di atas meja kerjanya. Jeno yang juga ada di ruangan itu hanya sesekali melirik tidak berani ikut campur.
" Haechan " panggil Renjun perlahan.
" Sibuk! " jawab Haechan ketus.
Renjun menggigit pelan ujung bibir bawahnya sambil meremas celananya.
Sungguh dia tidak bermaksud melakukan tindakan seperti kabur dengan dalih makan siang. Tetapi dia juga tidak punya pilihan lain karena seminarnya juga penting. Joonee tidak memberikannya pilihan sehingga membuat Renjun harus membohongi Haechan.
Renjun bahkan tidak bisa menjelaskan apapun karena kampus Renjun dan Joonee memang berbeda.
Renjun menghela nafas panjang. Ini sudah seminggu lebih Haechan mendiamkannya dan hanya sesekali bicara ketika memberikan dokumen kepada Renjun untuk mengasah analisanya.
Renjun bahkan bercerita kepada Joonee tentang sikap Haechan padanya, tetapi dia justru dihadiahi dengan ocehan Joonee yang bahkan tidak bisa memberikan solusi untuknya.
Renjun sangat merindukan keluarganya, sahabatnya, kuliahnya, bahkan tempat kerjanya. Sungguh walau Joonee sekarang rutin mengirimkan uang kepadanya selama menggantikan posisinya, Renjun tetap memilih ingin kembali saja menjadi dirinya sendiri dan bukan orang lain.
" Coba cek ini, nanti kabari gue " Haechan memberikan dokumen kepada Jeno lalu pergi meninggalkan Renjun dengan tatapan datarnya.
" Dia mau kemana? " tanya Renjun pada Jeno yang duduk di sampingnya.
" Ada rapat sama klien besar. Ini gue lagi cek dulu dokumennya. Kalau gol kita bisa untung besar " ujar Jeno kembali.
Renjun menggeser duduknya dan ikut membacanya bersama dengan Jeno.
" Bukannya kalau pakai rumus ini malah variabelnya berubah ya? Setahu aku perhitungannya akan berbeda, ditambah lagi pembangunan yang mau kalian lakukan itu berada di wilayah bermasalah " komentar Renjun sambil melihat dokumen di depannya.
" Kita juga sudah membahas, tapi saat ini solusi paling aman dengan yang ini " balas Jeno.
Renjun melihat dengan serius ketika tiba-tiba ponsel Jeno berbunyi sehingga dia keluar sebentar meninggalkan Renjun di ruangan itu.
Renjun melihat dokumen itu lalu mempelajarinya satu persatu. Selesai membaca Jeno belum juga kembali hingga membuat Renjun bosan.
" Laper banget. Makan dulu kali ya "
Renjun mengambil tasnya lalu keluar menuju kantin karena rasa lapar yang melandanya sangat kuat.
CEKLEK
Seseorang masuk ruangan dengan senyum smirk lalu mengambil dokumen yang tergeletak diatas meja.
" Mati lu Haechan "
○ •••••••••••••••••••••••••••••••••••• ○
•*´¨'*•.¸¸.•*´¨'*•.¸¸.•*´¨'*•.¸¸.•*´¨'*•.¸¸.•
…*…*…*…*…*…*…*…*…*…*…*…*
::::::::::::::::: ♥️ TWINS ♥️ ::::::::::::::::
*... ¤…*…*…*…*…*…*…*…*…*… ¤…*
¸.•*´¨'*•.¸¸.•*´¨'*•.¸¸.•*´¨'*•.¸¸.•*´¨'*•.¸
○ •••••••••••••••••••••••••••••••••••• ○" Bangsat! Kenapa gue yang bawa! " Joonee protes ketika disuruh mengantarkan minuman kepada pelanggan cafe yang datang.
Sungguh menjadi Renjun bukan kehidupan yang mudah. Hidup tenang Joonee sudah tinggal kenangan. Selama bekerja di cafe menggantikan Renjun, Jaemin terus menekan Joonee agar bekerja dengan baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
TWINS || HYUCKREN🍁
FanfictionRenjun membutuhkan uang untuk mengobati ibunya yang sedang sakit hingga suatu hari membuatnya secara tidak sengaja bertemu dengan seseorang yang membuatnya terjebak dalam situasi yang tidak seharusnya dijalaninya hyuckren area Bxb ⚠️ Haechan dom Ren...