Bagian 6

4.5K 414 9
                                    

Haechan melihat jam tangannya sesekali dan menatap pintu sedari tadi. Jeno sampai menggelengkan kepalanya melihat kelakuan sahabatnya itu.

" Ngapain sih lu! Bentar lagi juga sampai! " tegur Jeno sudah lelah dengan kelakukan Haechan.

" Ini udah jam 9 Jen, kemana sih tu anak! Tadi kata bunda dia udah berangkat dari jam 6 pagi! Emang kantor sejauh apa sih! Pasti dia nongkrong dulu ama temen temennya yang gak jelas itu "

Haechan sudah lelah sedari tadi sudah berkali-kali menghubungi Joonee tetapi tidak diangkat. Sementara Joonee sudah tidak di rumah sejak pagi. Haechan tahu karena Winwin mengabarinya untuk mengajari Joonee pelan-pelan. Haechan mulai meragukan keseriusan Joonee untuk pembatalan pernikahan mereka.

CEKLEK

Ryujin masuk ruangan dan meletakan minuman yang tadi dibawanya. Jeno menatap sinis kearah kekasih sahabatnya itu yang dihadiahi sikutan dari Haechan dikakinya.

" Ini minumannya pak " kata Ryujin semanis mungkin kepada Haechan dan Jeno.

" Hm " Jeno hanya bersikap datar.

" Iya, makasih sayang " jawab Haechan sambil tersenyum.

Ketika akan keluar ruangan Ryujin bertabrakan dengan Renjun yang akan masuk ruangan itu.

BRAAAKKK

Jeno dan Haechan sontak melihat kesana. Jeno mendekat dan membantu Renjun sementara Haechan membantu Ryujin.

" Kamu gapapa? " tanya Jeno dan Haechan bersamaan.

Jeno dan Haechan saling melihat kemudian berdehem datar. Ryujin kembali ke bangkunya dan lainnya kembali ke dalam ruangan.

" Ini jam berapa! Elu serius gak sih! " seru Haechan dengan wajah kesalnya.

Nafas Renjun masih belum stabil tetapi langsung dimarahin membuatnya tersentak kaget.

Renjun bahkan butuh waktu 2 jam lebih sampai ke tempat ini. Dia bahkan harus membujuk Jaemin untuk membantunya menyiapkan seminar dihari ini. Renjun bahkan bingung harus alasan apa supaya nanti siang dia bisa kabur ke kampus untuk seminar proposal.

" Joon, jawab! " bentak Haechan kesal.

" Hm, tadi itu bannya bocor " Renjun beralasan.

" Elu udah jalan dari pagi dan baru sampai sekarang! Elu kemana!! "

" Chan, udah kasihan " tegur Jeno yang melihat Renjun sudah keringat dingin.

" Jen keluar dulu, gue mau ngomong ama dia " pinta Haechan.

Jeno kemudian membereskan dokumennya dan keluar meninggalkan dua orang dalam aura gelapnya.

" Elu kalau gak serius mundur! Gue bisa cari cara lain buat batalin penikahan kita " ujar Haechan lalu duduk karena sudah sangat kesal.

" Aku minta maaf, tapi aku beneran udah berusaha secepat mungkin " jawab Renjun pelan.

" Emang rumah elu sejauh apasih! "

Renjun hanya diam dan tidak berani menatap Haechan.

" Joon! Lihat gue kalau lagi ngomong! Kebiasaan banget gak menghargai gue! " bentak Haechan kemudian.

Liquid bening mengalir dari mata Renjun dan langsung dihapusnya. Renjun mendongak dan menatap Haechan dengan mata yang berkaca kaca tidak bisa ditutupinya.

" Nangis lu! "

Renjun menggelengkan kepalanya sambil tersenyum kecil. Haechan tersentak, tatapan matanya berbeda dengan yang kemarin dilihatnya.

TWINS || HYUCKREN🍁Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang