Brakk
"JOJO !!!",
Jungkook berteriak keras sembari memeluk erat sebuah celengan ukuran besar yang menyerupai kelinci itu. Bentuknya seperti boneka kapas yang selalu dan tidak pernah dipindahkan dari awal membeli sampai sekarang. Destinasi pelukan terenak dikasur, yang membuatnya cepat terlelap karena bermimpi membeli sepatu boots impiannya dari uang yang berasal didalamnya.
"Kupikir kau diambilnya huhuhu", ujarnya dengan bertingkah seperti akan dipisahkan oleh anak kandungnya.
Um ya, maaf jika tidak berdrama bukan Jungkook namanya. Mungkin jika kemampuan itu dilatih sedikit, Jungkook mungkin saja sudah mendaftarkan diri menjadi pemeran pengganti pada drama yang sedang tren saat ini. Bercerita tentang keluarga rumit, kalau tidak salah judul dramanya Penthouse. Yang saking rumitnya, dirinya sendiri sampai tidak paham apa isinya meskipun banyak yang memberikan review dan bahkan sampai merilis season yang ke tiga. Ia berniat bergabung hanya untuk bisa membaca naskahnya secara langsung dan mengerti inti ceritanya. Itu saja motifnya.
Hmm. Iya kan saja langsung agar Jungkook merasa senang akan mimpinya yang hanya berakhir jadi mimpi saja itu.
"Oh ?! Apa benar dia kesini ?", Sekarang ia bergumam bingung. Matanya yang tengah menelisik ruangan pribadinya langsung menyimpulkan bahwa tamu asing itu tak menempati tempat ini untuk tidur semalam.
“Ah.. mungkin ruang tamu?”,
Tanpa melepas pelukannya akan benda kesayangannya itu, kaki telanjangnya melangkah keluar dengan mata bulatnya yang kini sudah sibuk berkeliling kembali. Kemudian memicing ketika menemukan sesuatu yang tidak biasa dilihatnya pagi hari seperti ini.
"Sarapan ? Siapa yang membuatnya ? Tetanggaku tidak-",
Rasa penasarannya langsung terjawab saat menemukan kertas kecil berwarna kuning yang otaknya mengingat bahwa itu satu dari sekian binder yang entah kenapa dimaniaknya. Disampingnya juga terletak kunci kosnya yang berbandul wortel. Ia mengambilnya dan memasukkannya dalam celana.
By the way, ada yang menanyakan bagaimana cara Jungkook masuk padahal kunci nya ada didalam ?
Yap, sensor mata.
“Dia menulis sesuatu ?”,
Meletakkan sejenak boneka kelincinya diatas meja, ia membaca kertas itu seksama dengan pantatnya yang sudah terduduk nyaman dikursi kayu dapur.
'Sebelumnya maaf karena merepotkanmu. Tapi balas budiku bisa kuwakilkan lewat sarapan ini kan ? Lain kali kau bisa menagih lebih dari ini jika kita bertemu lagi.
Terimakasih'
Bukannya tersentuh atau apa Jungkook malah tertawa setelah membaca surat peninggalan dari orang asing yang sampai saat ini belum ia ketahui namanya.
"Kenapa dia lucu sekali ?", kekehnya lalu menatap sajian yang terhidang diatas meja.
Ada nasi goreng, kimchi Jigae, telur gulung dan beberapa lauk pauk lain yang membuat air liurnya ingin menetes saja. Namun Jungkook sadar diri, perutnya tidak seperti permen karet yang jika terus mengunyah semakin melebar dan bisa menampung semuanya. Maka dari itu ia mengambil ponsel dari dalam saku jeansnya, mendial nomor kemudian meletakkan benda itu diatas meja.
"Kupikir kau harus menyogokku dengan sesuatu yang sangat ku impikan sampai kau berani menganggu tidurku yang berharga ini tuan Jeon",
Jungkook yang sebelumnya sudah berlarian ke kamar untuk mengembalikan Jojonya ketempat semula kembali ke dapur dengan tertawa membahana. Benar, Jungkook mengatur mode telfonnya ke speaker jadilah ia mendengar gerutuan sang teman bobroknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DRAMA || BTS X NCT ||
Fanfiction"Aku menunggu keputusannya. Biarlah seperti ini dulu, anggap saja aku sedang memberikannya kesempatan lain. Bila tidak ada yang berubah, aku akan berikan padanya balasan yang setimpal atau bahkan lebih dari itu. Tunggu saja"