12.

10 3 0
                                    




"Psstt !!",

"Hih Psstt..",

"pfft buahaha",

Taehyung menatap tidak mengerti pada Jungkook yang tertawa terbahak diatas ranjangnya. Dengan kondisi wajah pucat yang masih memakai kanula, itu membuatnya terlihat aneh karena seharusnya orang sakit tidak berperilaku seperti itu.

"Aku hanya memanggilmu bukan melawak, apa yang kau tertawakan ?",

Jungkook berhenti tertawa dan menoleh ke kiri untuk balik menatap Taehyung yang juga masih pucat bersandar pada bed yang ditempatinya.

"Memangnya tidak boleh ?", tanyanya sensi.

Taehyung berdecak. Sebelumnya ia memanggil dengan berbisik karena saat ini keduanya masih di ICU dan Jungkook yang telah sadar malah asik bergumam tak jelas sembari menghitung entah apa itu menggunakan jari-jari tangannya. Taehyung bosan dan ingin keluar namun pemimpinnya itu tidak memperbolehkan.

"Terserahmu saja lah", ujar Taehyung lelah kemudian bersedekap dada.

Raut muka Jungkook mendadak berubah sumringah. Membantu tubuhnya sendiri agar duduk bersandar seperti Taehyung disampingnya. Lalu bertepuk tangan gembira ketika kanula itu lepas dari hidung bangirnya.
Oh jangan lupa, suara tawa menggemaskannya juga mengiringi.

Astaga, mood swing dari mana ini.

"Kau ini kesurupan atau bagaimana ? Lihat-lihat tempat dulu lah, membuatku merinding saja ",

Jungkook nyengir mendengar Taehyung yang menggerutu. "Rencanaku sedikit lagi selesai. Tentu saja aku senang",

"Ya..ya.., tapi lain kali tidak dengan mengorbankan tubuhmu juga Capt. Bisa saja kau mati",

"Ey.. memangnya kenapa kalau aku mati ? Harusnya kau senang. Tidak ada cambukan atau hukuman lemparan pisau pada kepala besarmu karena gagal melindungiku",

Hening sebentar sebelum Taehyung menjawab dengan senyuman kecil.

"Lebih baik seperti itu, Capt segalanya bagiku. Kau harus tetap hidup agar aku juga bisa bernapas dengan baik di bumi",

Jungkook terhenyak mendengar itu. Matanya berubah teduh menatap Taehyung. "Terimakasih sudah percaya padaku Kim, maaf membuatmu terluka selama ini",

"Semua itu tidak sebanding dengan apapun. Alam bawah sadarku bahkan mengatakan luka-luka itu adalah bukti bagaimana pengabdianku padamu Capt. Tidak perlu sungkan",

"Tapi kali ini kau hampir mati ?",

Taehyung terkekeh pelan. "Memangnya kenapa ? Bukankah hal yang biasa terjadi ? Tunggu dulu, Capt mengkhawatirkanku ya ?",

Jungkook mengangguk tidak membantah. Karena pada dasarnya hatinya mengatakannya begitu. Melihat orang yang sudah bersamamu bertahun-tahun itu terluka, entahlah bagaimana mendeskripsikannya. Yang jelas Jungkook tidak rela.

"Harusnya aku tidak mengajakmu sarapan waktu itu", ujarnya lirih. Dari nadanya Jungkook ingin menyampaikan sebuah rasa penyesalan disana.

"Itu bagian dari rencanamu, sementara tugasku adalah mengikuti. Selebihnya jika memang sesuatu yang buruk terjadi. Tidak apa, aku hanya ingin dikenang olehmu sebagai partner yang penurut. Bukankah itu hal yang bagus Capt?",

"Daritadi kalimatmu membuatku merinding Kim. Kau yakin tidak ada setan yang merasukimu sekarang ? Kurasa kau yang kesurupan",

Taehyung mendengus kesal. "Padahal suasananya sudah bagus tadi, tapi kau malah merusaknya seenak jidat Capt. Menyebalkan",

DRAMA || BTS X NCT ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang