"Ayah, aku tahu uang kita banyak. Tapi bukankah ini terlalu serakah ? Siapa yang akan menghabiskan ini semua?",
Min Hyun yang tadinya sibuk memilihi buah di rak depannya menoleh, menatap si sulung yang berkacak pinggang dengan dua troli yang telah penuh dengan bahan-bahan makanan di samping kanan kirinya.
"Apa ini berlebihan ? Tapi Jungkook sepertinya suka semuanya", balasnya dengan menggaruk pelipis.
Yoongi mencebik. "Suka sih suka tapi tidak seperti ini juga. Makanan yang kusukai dan Jimin hanya sedikit, selebihnya si Jungkook itu. Ayah pilih kasih",
Min Hyun terkekeh geli, meletakkan dulu apel yang telah diambilnya itu dikeranjang buah kemudian mendekati anaknya yang menatapnya murung.
"Cemburu heh ?", tanyanya main-main dengan menjawil dagu lancip milik Yoongi. Si korban mendecih dan menghempaskan pelan tangannya itu.
"Tidak tuh. Cemburu hanya untuk orang yang tidak percaya diri",
Yang berusia setengah abad itu lantas tertawa, Yoongi semakin manyun ditempat. "Ayah ?! Aku bukan sirkus. Tidak perlu ditertawakan",
"Aiyoo anakku sudah mengerti artinya cemburu ya ? Aiyoo lutunaa~",
"Sudah ku bilang aku tidak cemburu !", kata Yoongi kesal dengan menghentakkan kakinya. Berbeda reaksi akan raut mukanya yang sudah memerah padam menahan malu. Masih tidak rela jika diberi julukan lain selain gelar S2 Matematika yang dimilikinya.
"Yoongi ku manis sekali, ah.. ayah masih tidak percaya anak kecil yang dulu suka sekali melubangi celana dalam ayah sudah sebesar ini",
Masih dengan sisa tawanya, Min Hyun berucap penuh sabar diiringi tangan kanannya yang mengusap puncak kepala Yoongi dengan lembut. "Ayah menyayangi kalian bertiga. Tentu itu fakta. Hanya saja, dengan jasa yang telah diberikan Jungkook pada keluarga kita, ayah memperhatikannya lebih banyak sedikit dari kalian",
Yoongi termenung setelahnya, matanya yang berbentuk kucing itu memilih untuk menunduk menatap sepatu pantofel yang ia kenakan disepasang kaki kemudian menghela napas pelan. "Maaf Ayah, harusnya aku mengerti",
"Tidak apa, harusnya ayah yang minta maaf jika perlakuan yang ayah berikan sedikit berbeda untukmu dan adikmu. Jimin pasti merasakan yang sama, ayah juga harus minta maaf padanya nanti", Min Hyun menyahuti kali ini dengan tatapan teduhnya.
Yoongi menggeleng, mendongakkan kepala lalu tersenyum tipis. "Kau benar ayah, keluarga kita memang berhutang banyak padanya. Bahkan dengan membelikan makanan sebanyak ini kurasa belum cukup untuk membalas budinya",
Min Hyun hanya membalasnya dengan sebuah senyuman hangat.
Membicarakan ini membuatnya teringat kembali kenangan kelam yang telah dilaluinya di masa lalu. Yang membuatnya merasa perlu membalas budi kepada keluarga Jeon hingga akhir hayatnya nanti.
Istrinya-Kang Mirae, saat itu sangat cantik, cantik sekali sampai Min Hyun berpikir apa yang dilihat wanita tercintanya ketika menerima lamarannya dulu. Min Hyun kira wanita dengan gaya pedesaaan itu berbeda, mencintainya sepenuh hati tanpa memikirkan atau berharap akan gelimpangan harta yang dimilikinya.
Namun ketika usahanya mendadak bangkrut, entah apa yang dipikirkan istrinya kala itu. Dengan membabi buta ia mulai menyiksa dua buah hatinya sendiri, termasuk dengan Min Hyun yang harus koma berbulan-bulan karena kecelakaan yang direncanakan istri tercintanya. Dan kejinya lagi setelah ia bangun dan dinyatakan lumpuh kekejaman Mirae semakin menjadi-jadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
DRAMA || BTS X NCT ||
Fiksi Penggemar"Aku menunggu keputusannya. Biarlah seperti ini dulu, anggap saja aku sedang memberikannya kesempatan lain. Bila tidak ada yang berubah, aku akan berikan padanya balasan yang setimpal atau bahkan lebih dari itu. Tunggu saja"