10. SM

12 3 0
                                    

Happy Reading


























"Target ternyata lebih maju satu langkah. Kita belum menyerang tapi anakmu dan temannya sudah jadi korban. Haruskah kita memberikannya satu kali tepukan tangan ?",

"Jangan memancing emosiku untuk terus meledak Choi ?! Harusnya kau lebih cepat mendiskusikan misi itu sebelum semua ini terjadi",

"Woaah sikap seorang ayah yang sedang gundah karena anaknya yang terluka,, okey.. okey sudah terlihat dari nada bicaramu yang menyimpan dendam",

Namjoon menghembuskan nafas kasar dengan penuh tenaga, beruntung disampingnya sudah ada Ji Eun yang setia mengelus bahu kanannya guna meredakan amarah miliknya yang tengah meledak-ledak.

"Biarkan kami bergerak, anakku sedang sekarat dan aku ingin balas dendam yang sebenarnya. Kali ini bukan karena misi negara, tapi murni sebagai pengorbanan seorang ayah",

"Aku tau kau marah, tapi yang akan kau ajak tempur ini bukan sembarangan. Bukan seperti musuh-musuhmu yang sebelumnya kau kalahkan dengan mudah karena dosa mereka. Yang melukai anakmu juga pada dasarnya sedang membalas dendam. Sejauh ini yang kupikirkan adalah itu, dia memang ingin balas dendam",

Namjoon mengernyit bingung. "Aku tidak mengerti. Kenapa kau bisa menyimpulkannya seperti itu ?",

Terdengar helaan nafas dari seberang.

"Sudah kuduga kau pasti lupa. Kejadian sudah bertahun-tahun lalu sebelum kau bekerja dengan BIN seperti sekarang. Harusnya otak seksimu masih ingat betapa barbarnya tingkahmu dulu",

"Jangan berbelit dan katakan sejelas-jelasnya saja padaku ?!",  kata Namjoon dengan mendesis.

"Ck, kau ini memang tidak sabaran sama sekali. Baiklah, begini. Kau ingat kejadian tenggelamnya kapal Sewol tahun 2008?", tanya diseberang dengan nada mulai serius.

Dengan ragu Namjoon mengangguk, namun otaknya masih belum menangkap apa yang sedang dimaksud partnernya itu.

" Namanya Jung Jaehyun, satu-satunya anak laki-laki yang kau selamatkan dari banyaknya korban jiwa akibat ulahmu itu",

"Itu artinya aku berbuat baik padanya, kenapa malah dia balas dendam padaku?", tanya Namjoon tak habis pikir.

Tragedi itu memang ulahnya. Sengaja menenggelamkan kapal beserta isi-isinya karena salah satu anak buahnya ada yang berkhianat dengan memberikan barang-barang yang telah mereka curi untuk dijual dengan harga lebih tinggi ditempat lain. Tentu dengan sifatnya yang kejam di masa itu tidak ada yang dipikirkan kecuali hasrat untuk menghukum anak buahnya. Rasa bersalah sedikit pun juga tidak.

Namun ketika disebutkan nama Jung Jaehyun, yang terpampang diingatannya hanyalah bocah ingusan dengan seragam pramuka yang masih memegangi salah satu sekoci yang terbalik. Ditubuhnya juga terbalut pelampung kuning yang membantunya tetap berada diatas permukaan sewaktu Namjoon pergi mengecek kejadian itu. Kondisinya tidak dalam keadaan baik, bibir memucat dan kesadarannya setipis kertas. Tapi untuk ukuran pertahanan hidup, Namjoon bisa memberinya nilai dua.

Apakah dia yang melakukan ini padanya? Tapi untuk apa? Bukankah harusnya ia berterima kasih sudah diberi kehidupan tambahan olehnya?

"Dari info yang kudapat dia memang tidak memiliki keluarga, yatim piatu sejak kecil. Maka dari itu dia dibesarkan di panti asuhan",

Namjoon semakin bingung. "Lalu kenapa?",

" Aku mencoba menelusuri lebih lanjut seluruh penumpang dikapal itu. Sebagian besar yang menaikinya adalah sebayanya yang berniat ke pulau Jeju untuk berkemah. Dan kau tau setengah dari sebagian besar itu sepanti asuhan dengannya. Kurasa itulah yang jadi pemicunya",

DRAMA || BTS X NCT ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang