#02

1K 203 36
                                    

Duduk di bawah pohon sakura, bersandar di batang pohon sembari memejamkan mata dan mengirup aroma musim semi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Duduk di bawah pohon sakura, bersandar di batang pohon sembari memejamkan mata dan mengirup aroma musim semi. Bagikan tanah kering yang di siram air, beraroma menyejukkan. Jennie sangat menyukai sensasi ini.

"Apa sudah lebih baik?" Tiba-tiba saja suara Jisoo menyapa gendang telinga, membuat Jennie membuka mata. Ditatap wajah cantik si Bibi yang tengah memandanginya sembari menyodorkan sebotol air mineral.

Jennie bungkam, hanya memberi jawaban melalui anggukan kepala. Di sudah merasa lebih baik setelah mendapat perawatan di pusat kesehatan masyarakat setempat, luka di lutut Jennie yang menganga mengeluarkan darah telah di jahit dan kemudian dibalut perban.

"Oh iya, sekali lagi aku mau bilang, maaf."

"Maaf, karena aku sudah membuatmu terluka hingga separah ini."

"Sungguh, aku tidak sengaja. Tadi mendadak saat sudah berada di jalan turunan, rem sepedaku mengalami blong."

Jennie buka suara. "Ah, sudahlah, jangan mengatakannya lagi."

"Aku sudah baik-baik saja sekarang, aku sudah memaafkan dirimu."

"Masalah itu, aku sudah mengerti. Memang banyak sekali kasus rem blong di jalan turunan."

Sesungguhnya meski demikian, mengatakan bahwa dirinya sudah baik-baik saja dan memaafkan Jisoo, Jennie juga mengumpat di dalam hati demi kelancaran rencananya.

"Sial sekali, baru juga tiba di sini malah dicium sepeda."

"Shibal..."

"Syukurlah kalau begitu." Jisoo dapat bernafas lega.

Jisoo teringat sesuatu. "Oh iya, Jennie, di mana rumahmu, biar aku mengantarmu pulang."

Tepat sasaran, pertanyaan ini yang ditunggu-tunggu Jennie. Dia tidak tau di mana bisa tinggal, Dareum, si penjelajah waktu, tidak menjawab pertanyaannya ketika di gerbong kereta, membuat Jennie kebingungan setengah mati mau berteduh dimana saat ini. Maka dari itu, Jennie harus memikirkan sebuah cara agar tidak berakhir jadi gelandangan.

"Aku tidak punya rumah."

Jennie menunduk murung, memasang tampang sedang sangat bersedih. Dia sedang memainkan peran demi mendapatkan simpati Jisoo, agar mendapatkan tempat tinggal. "Aku kabur dari rumah. Aku tidak bisa cerita lebih detail tetapi intinya aku punya masalah dengan keluargaku."

Tak sepenuhnya berbohong. Jennie memang sekarang merasa seperti gelandangan, tak punya rumah untuk ditujuh dan dia benar-benar kabur dari rumah karena bertengkar hebat dengan sang Ibu. Hanya saja, rencana kabur Jennie terlalu jauh, bukan lagi menuju ke suatu tempat untuk menjernihkan pikiran. Tetapi justru terlepar jauh ke masa lalu, yang bahkan mereka tidak menyadari bahwa Jennie masih merupakan anggota keluarga.

"Astaga, kau kasihan sekali, Jennie!"

"Dia, polos sekali!" Kata-kata itu hanya sampai di dalam hati Jennie, tak sepenuhnya dikeluarkan saat mendapati tatapan Jisoo penuh belas kasihan terhadapnya, termakan umpan.

My Heaven (Jensoo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang