🍁🍁🍁
Jisoo terbangun, hari sudah pagi. Hal pertama yang ditangkap indra penglihatannya adalah keberadaan Jennie, gadis itu tertidur di sampingnya, dia siaga menjaga dan merawat Jisoo yang terserang demam. Jisoo mendapati sebaskom air, berserta kain yang masih menempel di kening.
"Dia pasti mengantuk sekali!" Jisoo terus menatap wajah Jennie yang terlelap, hingga gadis itu mengeliat dan perlahan membuka mata.
Jennie menatap Jisoo sejenak, sembari mengucek mata yang sebenarnya masih mengantuk karena tidur larut malam. "Kau sudah bangun lebih dulu rupanya."
Jisoo mengangguk, dan Jennie mengecek kondisi sang Bibi dengan menempelkan telapak tangan di keningnya. "Demamnya sudah turun."
"Tunggu sebentar, kali ini jangan pergi ke mana-mana. Aku akan membuatkan bubur hangat untukmu, lalu kau harus minum obat," Jennie memberi perintah.
Kali ini Jennie menahan rasa penasarannya, menunggu kondisi Jisoo lebih baik untuk menayangkan perihal taspack itu, apakah benar alat tes kehamilan itu milik Jisoo atau milik orang lain. Yang dilakukan Jennie, saat ini hanya fokus merawat Jisoo hingga pulih.
"Dimakan dulu!" Jennie menyodorkan semangkuk bubur hangat, diatasnya ditaburi suir ayam. Seharusnya itu cukup menggoda, sebab Jisoo adalah pecinta lauk dari unggas yang suka berkokok di pagi hari.
"Segera di makan, mumpung buburnya masih hangat." Jennie gemas sekali, sejak tadi Jisoo lebih banyak melamun.
Jennie berinisiatif, dia merebut mangkuk di tangan Jisoo, lalu menyendok bubur dan menyodorkannya di depan muka Jisoo sembari memberi aba-aba kepada sang Bibi untuk membuka mulutnya. "AAAKKK... Buka mulutnya, kereta akan datang."
"Aku bukan anak kecil."
"Lalu mengapa sejak tadi diam saja, kasihan buburnya kau anggurin."
"Aku tidak berselera."
"Haduh, Kim Jisoo kau ini sedang sakit. Jadi makan dulu bubur hangat ini sampai kondisimu lebih baik. Nanti kau baru bisa makan ayam sambal pedas."
"Baiklah..." Satu suapan, menyusul suapan berikutnya. Hingga bubur di dalam mangkuk tersisa sedikit. Tinggal dua suapan terakhir, Jisoo tak mau membuka mulut, mengeleng menolak sendok dari Jennie, dirinya kenyang. Dan Jennie juga tidak memaksa, dia tahu bahwa Jisoo telah kenyang, dia kemudian meletakkan mangkuk dan meraih tablet obat. Menyodorkan satu butir obat demam kepada Jisoo.
"Sekarang minum obatnya." Jisoo tak kunjung menerimanya, hanya diam menatap obat pereda demam.
"Aku tidak bisa sembarangan meminum obat"
"Kenapa?"
"Aku sedang hamil, Jennie."
"Apa? Tolong diulang, sepertinya pendengaranku bermasalah!"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Heaven (Jensoo)
FanfictionJudul : My Heaven Genre : Keluarga dan perjalanan waktu Episode : Lengkap Jennie kesal karena Ibunya selalu memaksa hadir di peringatan kematian sang Bibi, sekalipun tak mengenalnya dengan baik. Hingga suatu hari Jennie yang tak sengaja bertemu de...