"Ini sepertinya muat untuk dipakai, Jennie?"
Hampir seluruh isi lemari pakaian dikeluarkan. Jisoo memilah-milah baju mana yang kirannya pas dan cocok untuk dikenakan Jennie, akan dia pinjamkan.
"Yang abu-abu, dan hitam ini juga bagus untuk Jennie." Satu persatu baju yang sekiranya cocok dan pas untuk Jennie dilipat dan kemudian dimasukkan ke dalam tas oleh Jisoo.
Tanpa perasaan waspada terhadap Jennie sebagai orang yang baru dikenal, tak ada rasa takut sedikitpun akan ditipu. Jisoo bersungguh-sungguh berniat membantu Jennie atas dasar kemanusiaan. Dia tak tega kala menatap mata gadis itu yang menyiratkan kebingungan. Jisoo percaya bahwa memang Jennie sedang kabur dari rumah karena masalah, meski tidak mengetahui secara pasti sebab Jennie seakan enggan menceritakannya, tapi Jisoo akan membantu Jennie.
"Jisoo, ayo turun!"
"Makan malam sudah siap."
Dari dalam kamar dapat didengar suara nyonya Kim yang berteriak memanggilnya, memerintahkan si Bungsu untuk makan malam. Sudah menjadi tradisi di rumah ini, apabila sudah waktunya makan malam. Wajib bagi semua anggota keluarga untuk berkumpul di meja makan bersama. Meluangkan sedikit waktu untuk bertemu anggota keluarga setelah seharian penuh sibuk dengan urusan masing-masing, entah itu bekerja, entah itu berkumpul bersama teman sosialita, atau tengah sekolah.
"Ne, aku akan segera datang, Eomma." Jisoo balas berteriak.
Bahkan hingga di meja makan, Jisoo bersemangat melahap makanan. Terburu-buru sekali untuk segera selesai saat melihat jam menunjukkan waktu semakin malam. Batin Jisoo, mengasihani Jennie yang mungkin sedang kelaparan di gudang belakang, menunggu dirinya tiba.
"Eomma, apa boleh aku membungkus makanan ini?"
Celetukan Jisoo mengundang tatapan dari seluruh anggota keluarga, terutama dari sang Ibu, nyonya Kim Jiyeon. Malam-malam begini Jisoo meminta membuatkannya bekal.
"Eoh, untuk apa?"
"Akan aku berikan kepada temanku."
Irene yang duduk di meja seberang bersama sang suami, terheran atas tingkah adiknya. "Malam-malam begini?"
"Ne, Eonni." Jisoo mengangguk mengiyakan.
Lantas kembali melanjutkan setelah menelan bulat-bulat makanan di dalam mulut. "Kasihan sekali, dia tinggal sendirian."
Tanpa bertanya lebih lanjut, sebab begitu menaruh rasa kepercayaan yang tinggi terhadap Jisoo sebagai anak dengan jumlah teman amat banyak. Meskipun meminta Jisoo untuk menceritakan sosok temannya itu, baik Jiyeon maupun Irene tak akan mengenalnya. Kecuali untuk Rose dan Lisa yang dikenal sebagai teman akrab Jisoo, selain karena selalu masuk di sekolah yang sama sejak duduk di bangku sekolah dasar, keduanya juga merupakan anak tetangga sebelah.
"Benarkah begitu? Baiklah nanti akan Eomma bungkuskan untuknya."
"Terimakasih, Eomma." Jisoo memberikan dua jempol.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Heaven (Jensoo)
FanficJudul : My Heaven Genre : Keluarga dan perjalanan waktu Episode : Lengkap Jennie kesal karena Ibunya selalu memaksa hadir di peringatan kematian sang Bibi, sekalipun tak mengenalnya dengan baik. Hingga suatu hari Jennie yang tak sengaja bertemu de...