Trauma gw buka sosmed, Jisoo ada dimana-mana. Jadi lebih baik ngadem di wattpad aja.
Btw kalau Nemu kejanggalan tanggal, harap dimaklumi, gw gk pokus buat sedetail itu, khusus cerita ini mau mengutamakan pesan moralnya.
Btw pantengin akun gw, nanti siang gw publish cerita baru, Jisoo ft rose, yang mengudara setelah cerita ini selesai. Mungkin tinggal 3/5 part lagi.
🍁🍁🍁
Sudah dua minggu lebih hubungan Jisoo dan Jennie merenggang, tak lagi akur seperti biasanya, keduanya lebih memilih saling bungkam jika bertemu atau berada di satu tempat.
Jisoo sudah tidak sudi lagi berteman dengan Jennie yang meminta dia untuk aborsi dan menghina anaknya sebagai pembawa Sial. Sedangkan, Jennie bukan benci tapi tidak suka Jisoo yang lebih mementingkan dia yang tidak tau terimakasih di masa depan dari pada dirinya sendiri.
"Wah, Jisoo baju untuk anakmu sudah jadi banyak, ya?" Rose buka suara, tidak tahan melihat perang dingin keduanya. Selama ini dia dan Lisa mengetahui hubungan keduanya merenggang, sebab baik Jisoo dan Jennie tak bicara satu sama lain, terkadang berusaha menghindar satu sama lain.
"Terimakasih, Rose, tetapi ini belum banyak. Bayi butuh banyak sekali baju ganti."
"Aku akan membantu." Rose segera duduk menjeplak di lantai beralaskan tikar, segera meraih benang dan jarum.
Rose sudah tidak tahan lagi melihat perang dingin kedua teman baiknya memilih buka suara, sembari merajut. "Sebenarnya ada apa dengan kalian?"
"Apa Jennie membuat salah padamu?" Bertanya.
"Tidak bisakah kalian saling meminta maaf?" Mencoba menjadi bijak, tidak mau menghakimi salah satunya.
Pandangan Jisoo berubah redup tak lagi antusias untuk merajut. Dia memandang keluar, menatap pada punggung Jennie yang hanya duduk di halaman panti. Jujur pikiran tidak pernah tenang, memikirkan tutur kata Jennie kemarin, apa yang mendasarinya bisa berubah sekejam itu, padahal sebelumnya Jennie sekalipun tidak pernah keberatan atas keputusannya, lulus-lurus saja memberi dukungan.
Di halaman panti asuhan, Jennie hanya duduk sendirian pada kursi kosong, dia mendapat tugas untuk mengawasi anak-anak panti asuhan yang sedang bermain. Tetapi meskipun demikian, pikiran jauh berkenalan meninggalkan raga, terus menyusun rencana bagaimana untuk menghentikan Jisoo dari kematian. Hingga sebuah tangan membuat jiwa Jennie ditarik kembali ke tempat, memandang pada Lisa si pelaku.
"Sendirian, tumben tidak menemani Jisoo?"
Tak ada balasan, sudah pasti Lisa juga tau alasannya. "Apa ada masalah diantara kalian?"
"Apa tidak bisa diselesaikan dengan kata maaf saja, memangnya Jisoo berbuat salah sebesar apa hingga kau menjadi sangat sedih begini?"
"Salah yang sangat besar."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Heaven (Jensoo)
FanfictionJudul : My Heaven Genre : Keluarga dan perjalanan waktu Episode : Lengkap Jennie kesal karena Ibunya selalu memaksa hadir di peringatan kematian sang Bibi, sekalipun tak mengenalnya dengan baik. Hingga suatu hari Jennie yang tak sengaja bertemu de...