#14

1K 144 89
                                    

Info, kasih gw resep masakan baru lagi gongss. Atau resep cemilan khas daerah kalian, kemaren gw nyobak makanan dari Pemalang. Enak bgt, cocok Ama lidah gw, meskipun gk cocok sama lidah bapak gw.

 Enak bgt, cocok Ama lidah gw, meskipun gk cocok sama lidah bapak gw

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍁🍁🍁

Saat semua orang terlelap pada pukul satu dini hari, begitupun Jisoo dan Jennie yang sudah dibuai mimpi setelah mengobrol cukup mendalam. Tidak ada satu orang pun yang menyadari bahwa di dapur, kabel listrik penghubung antara kulkas dan alat penanak nasi yang terkelupas di gigit tikus terbakar, awal mulanya asap mengepul terlebih dahulu, lalu tak lama kemudian percikan api mencuat dan kemudian terus menjalar hingga satu ruangan terbakar. Menyusul adanya tabung gas, menyulut ledakan dan kobaran kebakaran lebih besar.

Dalam sekejap, rumah panti asuhan dilahap si jago merah. Kericuhan pun terjadi, semua penghuni panti terbangun dalam keadaan terjebak kobaran api. Para anak panti dikamar masing-masing dalam kondisi mengenaskan. Mereka menangis ketakutan, panik, batuk-batuk sebab ada asap yang menyesakkan pernapasan. Sedangkan Bibi, kepala panti asuhan sibuk memanggil anak-anak panti. Mulai dari kamar lantai satu, hingga naik ke lantai dua, mengumpulkan mereka agar mudah keluar bersamaan.

"Jennie, bangunlah..." Jisoo menepuk-nepuk pipi tembam Jennie, keadaan mereka berdua juga sedang genting, seluruh ruangan mereka juga sama, berasap, atap-atap rumah terbakar, dinding ruangan meninggalkan hawa panas.

Jennie terbangun sembari terbatuk-batuk, sejenak mencoba mencerna keadaan, kebingungan melihat kobaran api di seluruh ruangan. Tetapi Jisoo tidak membiarkan Jennie lama-lama berpikir, mereka harus bergegas bergerak menyelamatkan diri.

"Jennie, ayo!" Jisoo menarik Jennie untuk segera bangun, dan dengan memaksa diri meski sudah sesak nafas sekali, Jisoo menuntun Jennie yang  terbatuk-batuk.

Jisoo jauh lebih mencemaskan kondisi Jennie, "bertahan sedikit lagi," ucapnya.

Pintu kamar tidur yang sudah terbakar separuh,  ditendang Jisoo hingga jatuh berdentum di lantai, membuat abu dari pintu kayu bertebaran dimana-mana, menambah sesak dada. Tetapi cara itu berhasil, pintu sukses dibuka tanpa melukai tangannya.

Pemandangan pertama yang dilihat Jisoo, adalah kobaran api di mana-mana. Membakar peralatan apapun; televisi, tikar, mainan-mainan, sofa dari busa, lemari. Terlebih bahan terbuat dari kayu, atau yang mudah terbakar, cepat sekali hangus. Bahkan yang mencekam, dinding dari bahan bata juga bisa ditembus si jago merah.

Tanpa berpikir panjang, Jisoo menerjang kobaran api,  melewati area yang sekiranya aman---tidak diserang si jago merah.

"Astaga..." Jisoo berseru kaget, tiba-tiba saja atap runtuh di hadapannya, hampir-hampir menimpa mereka berdua, untung Jisoo belum sempat lewat. Sejenak, Jisoo mendongak, melihat atap rumah panti asuhan yang mengunakan penyanggahan genting dari kayu, dan suara gemeretak kayu terbakar menjadi pertanda bagi keduanya untuk harus bergegas atau jika tidak segera, mereka bisa tertimpa reruntuhan atap bangunan.

My Heaven (Jensoo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang