IG : Kenazovella
Tiktok : KenazovellaAyok follow gw, entar maen tag²an biar seru. Ngerumpi bareng bahas tatanan dunia dan politik 😂
🍁🍁🍁
Jisoo dan Jennie kembali ke gudang belakang sekolah, malam ini yang mereka lakukan hanya berbaring di sofa tanpa saling berbicara. Meski saling memejamkan.
"Mengapa kau tidak menghakimi aku, Jennie?" Hingga akhirnya, Jisoo yang tidak tahan lagi dengan isi pemikirannya memilih untuk bersuara.
Jisoo menambahkan, "seperti yang lainnya, keluargaku dan orang-orang di luar sana yang sudah mendengar kabarku. Pasti akan menghakimiku."
Jennie membuka mata saat itu juga, membalikkan badan, membuat mereka berdua berbaring dalam keadaan saling berhadapan. "Jangan samakan aku dengan Mereka."
"Aku adalah aku, dan mereka adalah mereka."
Jennie menjelaskan lebih lanjut. "Aku tidak akan menghakimi dirimu, meskipun aku tahu kau berbuat salah. Tetapi, bukankah dengan mengakui kesalahanmu dan memilih bertanggungjawab dengan menanggung segala resikonya, sudah lebih dari cukup menunjukkan bahwasanya kau telah membayar kembali kesalahanmu, dan kembali ke jalan yang benar. Daripada mendengarkan mereka, yang memintamu membunuh darah dangingmu sendiri, berbuat dosa lagi, pilihanmu jauh lebih baik."
"Jangan ragu, tetaplah melangkah di jalanmu ini. Kau lebih berhak atas semua pilihanmu, karena memang hidupmu adalah tanggung jawabmu sendiri. Bukan atas siapa pun."
Senyum Jisoo mengembang, perasaannya menghangat atas penuturan Jennie. Seolah semangatnya dipompa kembali, setelah dihantam keluarganya sendiri. Sedangkan Jennie, justru memejamkan mata lagi, tak mau berkomentar apapun lagi, dia mengantuk berat, seharian ini pikirannya juga penuh dengan Jisoo. Menyusul kemudian Jisoo memejamkan mata. Keduanya jatuh tertidur dalam sofa yang sama, saling berhadapan.
🍁🍁🍁
Apa yang dikatakan tuan Kim Minjae kemarin, satu-persatu resiko atas pilihan Jisoo mempertahankan anak dalam kandungan benar-benar terjadi. Dimulai dari pandangan orang-orang terhadap Jisoo berubah, yang dulunya memperlakukan Jisoo dengan hangat kini berganti dingin tak suka.
Seperti pagi ini, ketika dengan uang saku yang tersisa, Jisoo pergi ke warung terdekat untuk membeli sarapan bagi dirinya dan Jennie. Pemilik warung justru memperlakukan dengan ketus, walau tidak sampai mengusir Jisoo dari warung, tetapi raut wajah itu membuat perasaan Jisoo mencelos terluka.
"Ini..." Pemilik warung menyerahkan dua bungkus makanan tanpa senyum dan tanpa menatap wajah Jisoo, tidak seperti biasanya.
Buru-buru Jisoo menampis perasaan tak nyaman dan malu diperlakukan begitu di depan pelanggan lainnya, segera menyerahkan uangnya dan berlalu pergi.
"Jadi itu anak bungsu keluarga Kim yang hamil di luar nikah."
"Memalukan sekali!"
"Aku dengar, dia di usir keluarganya sebab telah membuat malu nama baik keluarga Kim."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Heaven (Jensoo)
FanfictionJudul : My Heaven Genre : Keluarga dan perjalanan waktu Episode : Lengkap Jennie kesal karena Ibunya selalu memaksa hadir di peringatan kematian sang Bibi, sekalipun tak mengenalnya dengan baik. Hingga suatu hari Jennie yang tak sengaja bertemu de...