oneshoot, twoshoot, etc.
mostly Sunoo as main character, lapak BXB so dont read if you homophobic.
disclaimer: fiction, bxb, homophobic dni
dom!Sunoo
sub!mem enha
sorry for writing in lowercase, dan buat typo di sepanjang cerita nanti tolong dimaklu...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hesa menghela napasnya, kali ini lebih panjang dari sebelumnya. melirik sekitar yang terasa sepi, meski sebetulnya banyak para maid berlalu-lalang.
termenung, Hesa kembalikan kebiasaannya saat remaja, overthinking.
meski sudah menginjak usia kepala tiga, Hesa dan suami belum juga diberi keturunan. padahal usia pernikahan mereka pun sudah jalan lima tahun.
segala tantangan sudah mereka lewati bersama, namun untuk yang satu ini tidak bisa. Hesa merasa gagal menjadi seorang istri, karena belum bisa membuat suaminya menjadi seorang ayah.
kata orang dahulu, pernikahan hambar tanpa anak. seorang istri belum sempurna jika belum menjadi ibu, begitupun suami, belum sempurna jika belum menjadi ayah.
terlebih suami Hesa ini workaholic sekali, dari sebelum menikah sampai saat ini, suaminya masih menjadi orang yang workaholic.
di rumah pun kalau tidak kerja di ruangan khususnya, ya paling tidur seharian yang mana harus sambil meluk dirinya pula.
makan kalau ingat atau kalau Hesa sudah kepalang marah baru suaminya akan makan. olahraga apalagi, harus ditarik dulu baru gerak.
"nyonya ada telepon dari tuan."
suara maid menyadarkan Hesa dari lamunannya. segera lari ke arah telepon rumah mereka yang berada di dekat ruang keluarga.
"kenapa?"
"aku mau pulang, kamu mau nitip apa, Ca?"
ah iya, Eca nama panggilan dari suaminya untuk dirinya.
"tumben pake telepon rumah? tapi aku mau nitip terang bulan deh."
"iya nih, ponsel aku mati, jadi pake telepon kantor. ohh terang bulan aja? mixue mau enggak? ada cabang mixue yang buka di deket kantor nih."
Hesa terkekeh mendengar suaminya yang cerewet itu, dan kebiasaan sang suami tidak membawa charger meski tahu ponselnya akan mati.
"bawa apa aja dehh, nanti aku makan."
"ohh ini kode biar aku bawa semua jajanan deket kantor ya?"
"ish bukan! lagian kamu biasanya pulang enggak bawa apa-apa kok, tiba-tiba mau dititipin."
"oke, nanti aku bawain semua jajanan kaki lima di deket kantor."
seakan tak mendengar ucapan Hesa, pemutusan suaminya Hesa membuat Hesa manyun, seneng banget alihin pembicaraan suaminya tuh.
"jangan manyun loh."
"dihh, sok tau!!"
"emang tau kok, di otakku langsung muncul wajah gemes kamu waktu manyun."
