Chapter 9

89K 6.8K 22
                                    

Drt drt drt

Suara getaran ponsel yang sedari tadi bergetar diatas meja mengganggu tidur seorang gadis yang tengah tertidur pulas. Auzi menatap jam di atas meja, 00.21. Siapa manusia yang tidak ada kerjaan menelepon tengah malam begini?

Auzi mengambil ponselnya diatas meja dengan mata masih tertutup. Tanpa melihat siapa yang menelepon Auzi menekan tombol hijau.

"Hal-"

"Bagus ya kamu, kenapa tidak ngasih kabar, kamu senang ya melihat kami disini mengkhawatirkan kamu. Kenapa susah banget dihubungi sih Zi?!" Suara cempreng dari Aunty Nita mampu membuat Auzi yang tadi masih malas-malasan kini membuka matanya dengan lebar.

Auzi melirik ponselnya ternyata panggilan video. Muka Aunty terpampang penuh dilayar ponsel dengan mata yang melotot ke arahnya.

Auzi cengengesan saat melihat Aunty nya seperti akan memakan-nya hidup-hidup.

"Aunty kenapa telepon nya tengah malam gini sih?" Keluh Auzi.

"Mana ada tengah malam, disini masih jam tujuh lewat duapuluh satu kok."

Auzi sedikit menurunkan volume suara ponselnya. Suara Aunty nya ini sangat cocok jika diajak keliling untuk membangunkan orang sahur saat bulan ramadhan, tidak perlu memakai toa lagi, cukup teriakan Aunty semua warga pasti bangun.

Auzi bangun dari tidurnya lalu bersandar di kepala ranjang.

"Kalau Aunty lupa jam di Indonesia itu lebih cepat 5 jam dari Jerman." Tukas Auzi.

"Oh iya, aunty lupa," jawab nya cengengesan "terus, kenapa kamu gak kasih kabar?" Tantenya kembali bertanya.

"Tut mir leid aunty, Ich bin beschäftigt."
(Maaf Aunty, aku sibuk)

"Benutzen Sie Beschäftigung nicht als Ausrede!" Tegas Aunty Nita.
(Jangan jadikan sibuk sebagai alasan!)

"Izi minta maaf ya Aunty, Izi salah karna tidak ngasih kabar kekalian, maaf buat kalian khawatir." Akhirnya Auzi mengalah

Raut wajah Aunty nya kini sudah melunak. Auzi bisa melihat Auntynya yang kini berjalan kearah dapur.

"Aunty akan sampaikan permintaan maaf kamu pada yang lain."

Auzi tersenyum

"Sebenarnya Aunty telefon untuk kasih tau, Oma lusa akan pulang ke Bandung. Oma bilang akan tinggal di Bandung dan tidak balik ke Jerman lagi, Oma selalu mengingat tentang Opa jika terus disini." ketika mengucapkan Opa Sura Aunty Nita terdengar lirih.

Bibir Auzi yang tadinya tersenyum kini mulai memudar, Aunty Nita melihat perubahan wajah Auzi yang kini menjadi murung.

"Zi, kamu tidak apa-apa kan sayang?" Tanya Aunty Nita lembut tersirat penuh nada khawatir.

Auzi tersenyum dan hanya mengangguk kepala sebagai jawaban.

"Sebaiknya sekarang kamu tidur, disitu sudah sangat larutkan, selamat malam sayang."

"Malam Aunty."

Panggilan videopun selesai.

Auzi beranjak dari kasurnya lalu melangkah ke arah balkon membuka pintu dan berdiri di pembatas balkon.

Mengingat Opa-nya sungguh membuat Auzi lemah, Opa telah meninggal saat Auzi berusia 15 tahun, Opa mengalami kecelakaan pesawat, saat itu pesawat yang membawa Opa dari Jerman ke Jakarta harus mengalami terjun bebas dikarenakan tiba-tiba mesin pesawat bermasalah.

Auzi's second life [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang