Chapter 18

87K 7.1K 492
                                    

"Menangisi penyesalanku, aku tahu ini mungkin karma, ya aku terima karma ini, kenyataan jika waktu nggak akan bisa kembali lagi." Alfa Kaenzo Farhat.

Happy Reading

***

Alfa duduk dibalkon kamarnya dengan nikotin yang ada disela jari telunjuk dan jari tengahnya.

Hembusan asap dari mulut Alfa mengguar terhempas oleh Angin malam.

Alfa menutup matanya menikmati hembusan angin malam yang menerpa wajahnya, perasaan sakit yang membuncah di dada sungguh menyiksa dirinya.

Alfa berbalik kedalam kamar lalu membuka laci meja didepannya, dengan tangan gemetar Alfa memegang pistol Glock 17.

Rasa sakit didada Alfa semakin menggila seakan-akan jantungnya sedang dicabik-cabik kasar dengan tanpa rasa ampun.

Jika boleh Alfa lebih baik mati dari pada harus menanggung penyesalan yang tak berujung. Namun Alfa sadar Ini adalah hukuman untuknya ia pantas mendapatkan ini.

Alfa meletakan kembali pistol itu lalu mengambil sebuah belati disamping pistol membuka kemeja bajunya lalu dengan tenang menancapkan belati itu di dada kirinya tidak dalam namun cukup membuat darah keluar dengan tergesa mengaliri tubuhnya.

Tidak puas dengan hanya menusuk Alfa pun menggoresnya, goresan yang cukup panjang.

"Tuan!" Teriak Anton.

Anton bergegas menghampiri Tuannya lalu mengambil belati yang ada ditangan Alfa.

Anton tidak sekali dua kali melihat pemandangan dimana Tuannya itu selalu melukai dirinya sendiri.

Namun setiap kali hal ini terjadi Anton masih selalu kaget, entah apa yang membuat Tuannya itu menjadi seperti ini yang membuat Anton lebih heran lagi Tuannya hanya menggores atau menusuk dada sebelah kirinya, hingga setiap bekas luka yang sudah diobati akan tertumpuk oleh luka baru yang Tuannya torehkan.

Anton membawa Alfa ke ranjang lalu membaringkan-nya.

Tidak lama, Dokter Evan datang lalu memeriksa kondisi Alfa. Dokter Evan adalah Dokter pribadi keluarga Farhat sekaligus sahabat Alfa.

"Untung kali ini kamu bisa menghentikan-nya lebih cepat waktu Anton." Ujar Evan.

"Pendarahannya tidak terlalu banyak dari dua hari yang lalu tapi bagaimanapun Alfa sering mengeluarkan darah maka kamu harus bisa menjaga pola makan Alfa dan berikan makanan yang bisa menambah menaikan darah jangan lupa obatnya juga harus Alfa minum." Ucap Evan menjelaskan panjang lebar.

"Sebenarnya Alfa kenapa Anton?" Sebagai sahabat jelas Evan sangat khawatir pada Alfa.

"Entahlah, saya pun tidak mengerti. Beberapa bulan ini Tuan sangat berubah, dia lebih sering melamun saat sendiri bahkan sering menyakiti dirinya sendiri hampir setiap malam, kemaren malam saya bisa mencegah karena kami memiliki perjalanan bisnis tapi malam ini saya baru saja kembali dari meeting menggantikan Tuan Alfa."

Saat pertama Evan melihat Alfa yang dipenuhi darah ditubuhnya, Evan pikir itu adalah ulah saingan bisnis Alfa yang menginginkan kematian-nya.

Namun setelah Anton menjelaskan Evan begitu kaget, Alfa bukanlah orang yang akan melakukan hal yang merugikan dirinya.

Entah apa yang memicu Alfa melakukan itu, saat ia menyarankan Alfa untuk menemui psikolog Alfa tak menanggapinya.

"Baiklah, aku pamit dulu Anton. Hubungi aku jika ada apa-apa dengan Alfa."

Auzi's second life [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang