Chapter 16

85.9K 6.8K 82
                                    

"Salahku adalah karena diam saat mereka menyakitimu, tapi hatiku tidak pernah berbohong menyayangi kamu." Aura Maheswara.

Happy Reading

^•^

Aura terperanjat dari tidurnya dengan nafas yang saling memburu, keringat membasuhi seluruh tubuh Aura.

Mimpi itu datang lagi, mimpi yang selalu menemaninya satu minggu ini yang membuat Aura menjadi Isomnia.

Aura menangis dengan tangan menekuk kakinya, sungguh rasanya begitu menyesakan dihati Aura.

Mimpi kali ini terlihat begitu jelas. Aura mengetahui siapa perempuan yang bersimpuh dengan darah yang ada dipangkuan Ayah dan Bundanya.

Auzi.

Perempuan itu adalah Auzi kakaknya.

Aura tidak tahu apa yang terjadi dengan Auzi di mimpi itu, karena mimpi itu hanya menunjukan adegan Ayah dan Bundanya yang sedang mendekap tubuh Auzi yang sudah penuh dengan darah ditubuhnya, hanya adegan itu yang berulang-ulang datang ke mimpi Aura, seakan ingin Aura selalu mengingat bagaimana terpuruknya kedua orang tuanya itu saat kehilangan Kakaknya.

Dengan tergesa Aura bangun dari kasurnya mengambil tas slimbag lalu memasukan ponsel kemudian bergegas keluar kamar. Aura tidak memperdulikan jika saat ini jam masih menunjukan 2.45 dini hari.

Aura menghampiri Pak Tono yang sedang tidur di post satpam, lalu menggoncangkan tubuh pak Tono secara pelan.

"Pak, pak Tono bangun!"

Goncangan tubuh yang Pak Tono rasakan mengganggu tidur nyenyak nya, perlahan mata pak Tono terbuka.

"Loh Non Aura, kenapa Non" setelah melihat Nona nya lah yang membangunkan-nya membuat Pak Tono bergegas duduk.

"Pak tolong buka pintu gerbangnya ya."

"Memangnya Non Aura mau kemana malam-malam begini Non?"

"Udah Pak Tono buka aja pintunya!"

Aura langsung pergi ke garansi membuka pintu mobilnya lalu melajukan mobil untuk meninggalkan mansion Maheswara.

$$$

Ting Tong Ting Tong

Suara bel pintu yang berulang membuat tidur Auzi terusik, Auzi membuka sedikit matanya lalu melihat jam yang ada di atas meja disamping tempat tidurnya. 3.15. Siapa tamu gila yang mendatangi apartemen-nya di tengah malam begini.

Auzi ingin mengabaikan tamu itu namun suara bel yang terus bergema lagi-lagi membuat tidur Auzi
terganggu. Dengan kesal Auzi menarik selimutnya lalu turun dari kasur.

Auzi melihat siapa tamu didepan dengan mengintip dari lubang pintu terlebih dahulu.

Setelah mengetahui siapa orangnya Auzi mengenyitkan dahinya, Auzi mengintip sekali lagi, siapa tau karena masih mengantuk dia jadi salah mengenali orang.

Namun orang yang berdiri didepan pintunya benar-benar Aura.

Auzi pun membuka pintu, baru saja pintu terbuka tubuh Aura sudah menubruk tubuh Auzi, Auzi sedikit oleng namun masih beruntung bisa menahan berat badan mereka jika tidak mereka akan jatuh bersamaan.

"Kamu ke-"

"Kakak."lirih Aura dengan menangis dipelukan Auzi.

Auzi ingin melepaskan pelukan Aura namun Aura semakin mengencangkan pelukan-nya ditubuh Auzi.

Dengan terpaksa Auzi menutup pintu dan masuk kedalam masih dengan Aura yang memeluk tubuhnya.

Auzi membawa mereka duduk di sofa. Pelukan Aura semakin erat membuatnya jadi sesak nafas.

Auzi's second life [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang