🐬 chapter 42🐬

24 3 0
                                    

"maaf.... kita sudah berusaha semaksimal mungkin..." ujar dokter tersebut dengan nafas berat.
"DOK!!! m-maksud nya?!!!!" ucap heesa dengan nada tinggi.
"saya turut berdukacita ya.... pihak rumah sakit sudah bilang sebelumnya kalau kemungkinan sembuh sangat sedikit, penyakit ini masih benar benar berbahaya dan belum ditemukan pengobatan khusus, kalian bisa masuk sebelum pasien kami makamkan" jelas dokter tersebut dan langsung pergi.

"h-heesa... g...ga ga mungkin.... heesa hiks.. bilang kalau hiks...semua ini cuman mimpi "
tangis aretha pecah. heesa yang melihat itu merasa ada ribuan anak panah yang menusuk hatinya, sebisa mungkin heesa menahan kesedihannya berusaha terlihat kuat didepan aretha.
"bu... kita lihat ayah dulu yuk" ucap heesa dengan nada yang sangat lembut

heesa menuntun aretha memasuki ruangan juan, untuk melihat terakhir kalinya..

sesampainya di ruangan itu, kaki aretha semakin lemas melihat wajah sang suami yang telah pergi menuju alam lain..
"ayah... hikss.... yah!! gimana yeerin nanti yah! heesa ga habis pikir kalau ayah pergi secepat ini.." gumam heesa yang tak kuat menahan tangisannya.
aretha dengan lembut menyentuh wajah juan yang sudah tertutup dengan kain, membuka penutup tersebut dengan perlahan..
"sayang..... kamu yang tenang ya disana.. aku akan berusaha ikhlas, supaya kamu disana tenang.." gumam aretha.

aretha dan heesa terdiam sejenak, bergelut dengan pikirannya masing masing..
yang pasti pikiran heesa saat ini tertuju pada yeerin, ia tak sanggup membayangkan betapa sulitnya hidup yeerin setelah kepergian sang ayah..

"bu.. heesa mau jemput yeerin disekolah nya ya?" ujar heesa yang langsung beranjak dari duduknya.
"ta...tapi yeerin-"
"gapapa bu.. lebih baik yeerin nangis sekarang daripada dia menyesalinya nanti"
"yaudah nak.. hati hati... beri tahu yeerin dengan lembut ya nak..."
"pasti bu"

heesa berjalan menulusuri lorong rumah sakit dengan langkah yang sangat amat berat.. dirinya terus memikirkan bagaimana reaksi yeerin nanti, setelah mengetahui kepergian sang ayah..
"yeer... gue harap lo kuat"
gumam heesa sambil mempercepat langkah nya.














 gue harap lo kuat"gumam heesa sambil mempercepat langkah nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
















••••
heesa yang berhasil mendapat izin dari penjaga sekolah yeerin, dengan langkah yang tergesa gesa menuju ruang ujian yeerin, dengan satpam sekolah yang mengantar nya...

heesa menunggu satpam tersebut memanggil yeerin, di depan ruangan ujian yeerin heesa terus mengatur nafasnya berusaha menenangkan dirinya sendiri..

tak lama setelah itu yeerin keluar dengan ekspresi yang kebingungan.. dan satpam yang mengantar heesa tersebut segera berpamitan, dan meninggalkan mereka berdua.
"kenapa kak? tumben? ada apa?" tanya yeerin kebingungan.

"ayo" singkat heesa dan segera berjalan mendahului yeerin
"apa sih.. ada apa? kita mau kemana?" yeerin yang terus bertanya-tanya itu, tidak kunjung mendapat jawaban dari heesa.. yeerin dengan tanda tanya yang penuh di kepalanya, membuntuti heesa sambil menggenggam tangan heesa dari belakang.
yeerin bisa merasakan tangan heesa yang bergetar dan terasa dingin

DESTINY?? // sunghoon heeseungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang