Part 18

1K 87 24
                                    

Berkat masalah yang Sofie buat di sekolah, sore itu, setelah pulang dari sekolah Sofie mendapat pesan dari Miss Flarida—wali kelasnya, bahwa untuk sementara, selama satu minggu, Sofie tidak perlu masuk sekolah, alias di skors.

Dan berkat Rexion juga, esok paginya dia memberi tahu semua hal yang terjadi di sekolah kepada Calvin—ayahnya, yang mana membuat pria paruh baya itu membanting meja dengan sangat marah.

Pagi itu, Calvin langsung datang ke sekolah Sofie untuk berbicara dengan kepala sekolah dan orangtua Crystal. Sofie tidak tahu banyak tentang apa yang terjadi selama pertemuan itu, tetapi dari apa yang dia dengar dari Dennis, Ibu Crystal menangis sangat keras, dan ayah Crystal bahkan sampai memohon pada Calvin untuk mencabut tuntutan di pengadilan.

Meski begitu, bukan artinya masalah selesai dan Sofie terbebas dari hukuman. Atas tindakan anaknya yang sembrono dan mencoreng nama baik keluarga Winston, sebagai hukuman, Calvin melarang Sofie keluar dari kamarnya selama satu minggu penuh.

Sofie pun merasa terjebak dalam keheningan kamar yang semakin terasa sempit. Tidak ada yang bisa dia lakukan selain merenungkan perbuatannya seperti yang Calvin suruh. Namun, di saat seperti ini, pikirannya sering terarah pada ibu kandungnya.

Ingatan Sofie tentang ibunya sangat terbatas. Sejak 10 tahun yang lalu, dia hanya mengingat sedikit tentang wanita itu. Ibu Sofie hanya pernah berkata padanya untuk bertahan hidup demi dirinya dan diri Sofie. Tapi wajah ibunya, selalu menjadi kabut dalam ingatan Sofie.

Hal itu membuatnya merasa sangat sedih. Sebenarnya, Sofie telah mencoba mencari tahu lebih banyak tentang ibunya. Dia pernah meminta bantuan Elioth, satu-satunya orang yang mungkin memiliki informasi tentang latar belakang keluarga Sofie, tetapi upaya pencarian tidak menghasilkan apapun. Elioth berkata bahwa dia tidak berhasil menemukan dokumen atau nama yang mengacu pada orangtua Sofie. Kemungkinan, hanya bunda yang tahu identitas ibunya.

Namun, mengingat sosok "Bunda" membuat perasaan benci dan takut kembali menghantam Sofie. Sofie tidak akan pernah memaafkannya yang telah memukul, membohonginya, dan memanfaatkan uang sponsor panti asuhan untuk kepentingan pribadinya.

Karena memikirkan panti asuhan, tiba-tiba Sofie jadi merindukan Elioth dan anak-anak.

Tanpa pikir panjang, Sofie mengambil teleponnya dan memutuskan untuk menelepon Elioth.

"Halo, Elioth?" sapanya dengan suara penuh antusias setelah telepon terhubung.

"Hai, Sofie ... Bagaimana kabarmu?" Elioth menjawab dengan suara yang selalu hangat di seberang sana.

Senyum tak bisa ia tahan saat mendengar suara laki-laki itu. Sofie merasa sangat senang bisa terhubung kembali dengan Elioth setelah kesibukan masing-masing, memberikan jarak antar mereka.

"Aku dapat masalah kecil, tapi sekarang sudah baik-baik saja. Bagaimana denganmu, El?" tanya Sofie.

"Seperti biasa, lelah, tapi panti asuhan selalu menyenangkan."

Sofie terkekeh geli dan mengangguk.

Mereka pun mulai berbagi cerita tentang keadaan masing-masing. Tapi yang selalu menjadi topik favorit adalah anak-anak panti asuhan yang telah menjadi keluarga mereka.

"Sofie, anak-anak di sini sungguh merindukanmu," kata Elioth dengan penuh kehangatan, membuat hati Sofie sangat tersentuh.

Kalau dipikir-pikir, dia terakhir kali mengunjungi panti asuhan sebulan yang lalu dan belum ke sana lagi.

"Sepertinya malam ini aku bisa ke panti asuhan," ucap Sofie dengan nada bersemangat.

"Sungguh? Viona pasti akan sangat senang! Ah ... aku lupa memberi taumu. Ada kabar baik, Sofie. Di ulang tahun ke-16 Viona kemarin, dia akhirnya akan segera diadopsi oleh pasangan yang baik."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 23, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Claiming You BackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang