Di tengah keramaian kasino yang riuh, Rexion tengah asyik bermain permainan kartu yang serius. Dengan tajamnya, dia memandang kartu-kartu di atas meja dan membuat keputusan yang cermat. Dalam kefokusan itu, dia tidak menyadari bahwa seorang wanita mengamati gerak-geriknya dari kejauhan.
Sofie berdiri di antara kerumunan, matanya terpaku pada pria di meja permainan itu. Dia sudah mengenali Rexion dari gaya berjalan dan postur tubuhnya yang khas. Walaupun wajah Rexion hampir sepenuhnya tersembunyi oleh topeng yang dia kenakan, Sofie tahu bahwa itu adalah Rexion.
Tak ingin terlihat terlalu jelas, Sofie berjalan dengan anggun meninggalkan Pieter yang sudah asik dengan dunianya sendiri dan dengan percaya diri menuju meja blackjack tempat Rexion bermain. Dia memilih posisi yang dekat, tetapi cukup jauh agar Rexion tidak merasa diawasi. Dengan langkah lembut, dia memposisikan diri di samping Rexion, menatap penuh antusiasme pada permainan yang sedang dia mainkan.
"Sepertinya Anda memiliki keberuntungan yang bagus." ujar Sofie dengan suara lembut.
Rexion mengangkat kepalanya dari kartu-kartu di meja, matanya menatap penuh perhatian pada wanita yang berdiri di sampingnya. Dia mencoba mengenali wajah di balik topeng misterius, namun belum berhasil.
"Sepertinya memang begitu." jawab Rexion sekenanya.
Sofie tersenyum tipis, membiarkan kecantikan matahari terbenam melintas di matanya. Dia memberikan sentuhan ringan pada rambutnya, seolah-olah sedang mengatur penampilan yang sempurna.
"Saya terkesan dengan permainan Anda. Mau kah beri tau rahasianya?"
Rexion mengerutkan kening, merasa ada sesuatu yang mengganggu pikirannya. Dia menatap wanita di sampingnya lagi, merasa bahwa dia telah melihat sosok ini sebelumnya.
"Mungkin sekadar beruntung. Atau mungkin memang ada teknik khusus yang saya gunakan."
Sofie tertawa lembut, membuat mata Rexion meliriknya dengan perhatian.
"Saya senang mendengarnya. Teknik khusus Anda sepertinya akan membuat saya terpana."
Rexion sedikit tersenyum, dia merasa ada perasaan yang akrab dalam cara wanita ini berbicara. Namun, dia masih tidak bisa mengenali wajahnya di balik topeng yang menyembunyikan setengah wajahnya.
"Anda tampak tak asing. Apakah kita pernah bertemu sebelumnya?"
Sofie tersenyum misterius, seolah-olah menikmati permainan kebingungan ini.
"Mungkin. Namun, malam ini adalah malam yang istimewa, bukan? Kita bisa mengabaikan masalah formal itu dan menikmati momen ini."
Rexion tersenyum tajam "Anda sepertinya memiliki niat tersembunyi di balik kata-kata Anda."
Sofie mengangguk perlahan "Ya, memang. Tapi aku akan merahasiakannya. Bukan kah rahasia akan lebih menggoda jika tetap tertutup?"
Tiba-tiba, tanpa disadari oleh Rexion, tangan Sofie bergerak sedikit, menyentuh lengan Rexion dengan lembut. Itu adalah sentuhan yang merayap dan penuh dengan keintiman yang halus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Claiming You Back
Teen FictionSetelah kehilangan putrinya di kecelakaan kapal pesiar 3 tahun yang lalu, Anna Winston didiagnosa mengalami gangguan jiwa. Ia selalu kabur dari rumah untuk mencari putrinya yang hanyut. Di pesisir pantai saat matahari hampir terbenam, Anna bertemu d...