Part 1

1.3K 128 9
                                    

13 tahun sebelumnya ...

Jakarta, Indonesia | 17.15

***

"Gawat tuan, nyonya Anna kabur lagi!"

Di Sore hari yang sangat tenang, kediaman keluarga Winston seketika menjadi hingar bingar setelah medengar kabar buruk dari suster yang bertanggung jawab merawat nyonya besar rumah ini.

Calvin Winston, sang kepala keluarga sekaligus suami dari Anna Winston-seketika berhenti berkutat dengan laptopnya.

Wajahnya pucat, ia sontak berdiri dari kursi.

"Sejak kapan?" tanyanya.

Suster itu menjawab terbata, "Terakhir kali saya melihat nyonya sebelum tidur siang."

Calvin Winston yang tahu kalau istrinya punya gangguan jiwa setelah kehilangan putrinya 3 tahun yang lalu seketika bisa menebak kemana perginya dia dari rumah.

"Cari Anna di pantai, cepat!"

Suster itu mengangguk cepat lalu segera keluar dari ruang kerja majikannya.

Sedangkan Calvin yang mendadak mendapat serangan jantung ringan terjatuh di kursi. Ia merintih lalu mengambil obatnya di kantong celana dan meminumnya cepat.

Perlahan-lahan rasa sakit di jantungnya mulai reda. Lalu pandangannya jatuh pada bingkai foto di meja kerjanya. Foto keluarga di mana dia, istrinya, dan kedua anaknya masih hidup sebelum putri terkecilnya jatuh dan mayatnya tidak dapat ditemukan di pantai.

Calvin meraih bingkai foto itu lalu mengelusnya.

"Anna, kapan kau bisa merelakan Evelyn?"

***

"Bunda bilang kalau aku mencari uang, bunda akan mendaftarkanku ke sekolah. Sebenarnya itu bohong kan?" tanya Sofie-anak perempuan berumur 7 tahun yang saat ini menahan air mata agar tidak jatuh dan membuatnya terlihat lemah.

Orang yang dipanggil bunda itu tak lain adalah pengasuh dari panti asuhan Cinta Kasih. Setengah tahun yang lalu bunda menyuruh Sofie mengumpulkan uang dengan iming-iming akan menyekolahkannya, tapi sekarang Sofie mengetahui bahwa uang yang dikumpulkannya malah digunakan untuk berfoya-foya.

Bunda seketika langsung berjongkok di hadapan Sofie lalu meremas kedua bahu Sofie dengan sedikit kuat.

"Dari mana kamu menyimpulkan itu, nak? Bunda akan menyekolahkanmu. Hanya saja uangmu itu tidak cukup. Kalau kamu mencari sedikit lagi saja, pasti bunda bisa menyekolahkanmu."

BRUK!

Karena merasa marah dan dibohongi Sofie mendorong sekuat mungkin tubuh wanita itu hingga ia terjatuh.

"Bohong! Jujur saja, bunda menggunakan uangku untuk berjudi di casino kan?"

Mendapat perlakuan tidak sopan itu seketika Bunda kehilangan kesabaran. Ia mencengkram rahang Sofie, memaksanya menatap matanya yang tajam. Ia merasa begitu marah sehingga memutuskan untuk mengenyahkan topeng sandiwaranya.

"Kalau benar lalu kenapa Sofie? Sudah seharusnya kamu membalas budi. Aku sudah merawatmu sejak kecil."

Hah!

Apanya yang merawat?

Semua penghuni panti asuhan juga tahu kalau semua uang yang diberikan oleh donatur dan sponsor digunakannya secara pribadi untuk memuaskan sifat boros bunda. Anak-anak panti asuhan harus bekerja di luar dengan berjualan tisu dan mengamen untuk bisa makan. Bunda tidak pernah merawat anak panti asuhan dengan seharusnya.

Claiming You BackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang