2 Hari Setelahnya ...
Saat masih berumur 7 tahun, walaupun Sofie telah menjadi anak angkat Calvin Winston, namun ia sadar ia tidak punya satupun kekuatan atau orang yang bisa ia percaya. Lalu insting bertahan hidupnya memaksanya untuk mencari tahu apapun dari dirinya yang bisa dijadikan kekuatan. Salah satu kekuatan yang dia sadari adalah wajahnya. Wajah Sofie sangat cantik dibanding gadis lain pada umumnya.
Sofie menyadari hal itu saat baru masuk SMP, Aaron—kakak kelas tampan yang sangat populer di sekolahnya tiba-tiba menyatakan cinta padanya. Karena bingung dengan situasi itu Sofie tidak tau harus menjawab apa.
Hari berikutnya laki-laki itu membelikan makanan enak, barang-barang lucu yang disukai remaja perempuan pada masanya, bahkan rela mengantar-jemput Sofie setiap hari supaya pernyataan cintanya diterima. Sofie jadi tahu satu hal, ketika seseorang menyukai seseorang, mereka akan memberikan apapun yang mereka inginkan.
Tapi apa kalian ta? Kecantikan yang luar biasa itu seperti pedang bermata dua: memikat, tapi bisa mengusik hati orang yang cemburu. Jika yang cemburu adalah orang yang memiliki kuasa, mereka bisa melakukan hal gila untuk membalas dendam. Dan itu terjadi pada Sofie.
Sofie berumur 15 tahun—masih duduk di bangku 9 SMP, ketika Pieter yang merupakan senior SMA-nya itu tiba-tiba membeberkan pada semua orang kalau dia adalah tunangannya. Aneh, karena anak yang dulunya tidak sudi dan selalu mengancam Sofie supaya tidak memberi tau siapapun tentang status tunangan mereka, tiba-tiba membuat pengumuman mengejutkan itu.
Padahal saat itu Sofie masih pacaran dengan Aaron. Dan tebak apa yang terjadi setelah itu? Tentu saja Aaron yang merasa kecewa langsung memutuskan hubungan mereka.
Jujur, sebenarnya Sofie tidak merasa sedih sama sekali. Toh, dia pacaran dengan Aaron memang murni mau memanfaatkannya. Tapi sialnya murid sekolah tidak terima karena ternyata Sofie bertunangan dengan Pieter.
Perlahan-lahan mereka mulai membullynya. Dari awalnya hanya pembullyan verbal sampai akhirnya jadi pembullyan fisik seperti memukul, menjambak, mencakar, bahkan mengurungnya di toilet.
Marah? Sangat.
Tapi berkat kejadian itu Sofie jadi tau kalau Pieter menyukainya. Laki-laki itu ternyata menyimpan perasaan padanya dan merasa cemburu pada Aaron.
Walaupun Sofie tidak menyukai Pieter tapi dia pikir dari pada kehilangan dua tali sia-sia, Sofie memutuskan untuk melepas tali Aaron dan menggenggam tali Pieter.
Hingga saat ini pun, walaupun mereka tidak berpacaran namun semua orang tau kalau mereka sudah bertunangan. Pieter selalu bersikap posesif padanya, lalu ketika dia tahu kalau selama ini Sofie selalu mendapat kekerasan dari kakak kelas dan teman-temannya, Pieter melabrak bahkan pernah membuat salah satu dari mereka di drop out. Tapi fakta itu tidak membuat Sofie senang.
Walaupun orang-orang berhenti membullynya, tapi itu hanya sementara karena keesokan harinya mereka semakin kasar dan brutal. Apalagi semenjak Pieter lulus dari SMA, Sofie benar-benar tidak punya siapapun yang menolongnya. Setiap hari rasa seperti hidup di neraka.
Itu lah kenapa Sofie selalu menggunakan baju tertutup untuk menutupi lebam di tangan, perut, dan kakinya setiap kali bertemu Pieter. Karena Sofie tau, jika Pieter mengetahui lukanya, dia akan marah dan justru semakin memperburuk keadaan.
"Tolong antarkan secangkir teh ke taman."
Sofie memerintah seorang pelayan yang kebetulan sedang berlalu lalang. Walaupun dari wajahnya terlihat tidak suka, namun pelayan muda dengan bintik-bintik di wajah itu mengangguk singkat lalu melenggang pergi tanpa berkata apapun.
Tidak sopan.
Tapi untungnya perlakuan mereka tidak seburuk perlakuan yang pertama kali Sofie dapat ketika datang ke kediaman Winston. Semua berkat Caroline — bibi asuh Rexion yang sudah lama bekerja disini, mengecam mereka memperlakukan Sofie dengan baik. Sayang, Caroline sudah tua dan Calvin menyuruhnya pensiun demi kesehatan. Hanya menunggu waktu sampai bibi akhirnya keluar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Claiming You Back
Teen FictionSetelah kehilangan putrinya di kecelakaan kapal pesiar 3 tahun yang lalu, Anna Winston didiagnosa mengalami gangguan jiwa. Ia selalu kabur dari rumah untuk mencari putrinya yang hanyut. Di pesisir pantai saat matahari hampir terbenam, Anna bertemu d...