Bocil Pengen Kabur Dari Papa Ganteng

Bab 12

Beri Penghargaan Kepada Penerjemah dengan klik tanda ⭐ Sebelum Membaca! Terimakasih.

Pemilik Kadipaten Vallois kembali setelah seminggu.

Di momen bersejarah itu.

Agasa, yang berdiri di antara para pelayan yang berdengung, bergandengan tangan dan melanjutkan kisah kepahlawanannya.

“Saya ingat percakapan kami di kereta. Ekspresi yang menunjukkan Yang Mulia merindukan Nona Bayi…Yah, mau bagaimana lagi. Nona Bayi itu lucu.”

Dan dia mengangkat bahu.

“?”

Kamu melihat aku dan langsung mengedipkan mata?

'Menakutkan.'

Mari gemetar melihat tatapan imut yang muncul di wajahnya yang mati rasa.

Dia berkata lagi dengan ekspresi kering, “Terima kasih banyak, Nona Bayi.” dan dia menyapaku.

Begitulah cara makan dengan Ayah disarankan.

"I....Ini terlihat enak."

Aku tersenyum canggung dan duduk.

“…”

Cassis sangat jauh dari tempat dudukku sehingga aku bertanya - tanya apakah kami bisa mengobrol.

Mata ungu yang terlihat melalui rambut hitam kusut menatap makanan dengan acuh tak acuh.

'Jika ini masalahnya, mereka hanya menyuruhku makan sendiri.'

Yah, dia sangat jauh sehingga aku merasa seperti sedang makan sendirian.

Jadi aku melirik Ayah seperti anak anjing yang ketakutan.

'…Apa itu?'

Para pelayan yang berdiri di belakangnya mengangkat tinju mereka dan menari dalam diam.

…Apakah mereka bersorak untuk putri penjahat sekarang?

"Itu buruk, tapi aku tersentuh."

Saat aku menyaksikan gerakan tarian yang hanya ingin menerima hatiku, sesuatu memenuhi tubuhku dengan air mata.

Yang pasti cerita aslinya berubah sejak aku kembali.

Jika ini terjadi, aku akan menyesal menjadi satu-satunya yang melarikan diri.

'...Jadikan Cassis anak perempuan bodoh?'

Kemudian, di jurang yang dalam, sesuatu berjongkok.

'Bisakah aku melakukannya?'

Saat aku meningkatkan harapanku, percakapan yang aku lakukan dalam hidupku yang ke-100 berlalu.

[Dia adalah pemeran utama wanita dari sebuah tragedi, tapi ini adalah kasus kemunduran dan perbaikan hidupnya.]

[Wah, benarkah? Apa yang dia lakukan?]

[Dia berteman dengan para penjahat. Sebelum insiden utama terjadi, dia ramah dan baik hati, jadi cerita aslinya berbeda.]

Kisah-kisah kepahlawanan seperti itu dapat didengar secara detail dari waktu ke waktu di dunia jiwa.

Sebuah kisah dalam dongeng di mana seorang wanita yang menghadapi tragedi menjadi bahagia dengan kepulangannya.

'…Bolehkah aku mencobanya juga?'

Itu dulu.

[Tidak, Pakar Ekstra! Kamu hanya seorang tamu di dunia ini yang harus mempertahankan cerita aslinya.]

Hatiku terus tenggelam, tetapi suara ramah yang tidak cocok denganku mengguncang hati nuraniku.

Namun.