Bab 21

77 12 0
                                    

Beri Penghargaan Kepada Penerjemah dengan klik tanda ⭐ Sebelum Membaca! Terimakasih.

Terakhir kali aku melihat Sian, dia penuh dengan bekas luka.

Tiga minggu telah berlalu sejak itu.

Aku pikir dia akan sembuh sampai taraf tertentu.

'Apa maksudmu terjadi keributan?'

Melihat cara berbicara Lisa, itu tidak pernah ke arah yang positif.

Kalau dipikir-pikir, aneh kalau Sian yang waspada tidak mencariku bahkan setelah dirawat.

"Apa yang sedang terjadi?"

Aku mendongak dan menarik lengan baju Lisa.

Lisa memiringkan kepalanya.

“Saya tidak tahu banyak karena ada pelayan terpisah yang bertanggung jawab atas budak itu.”

“Nona Billishia?”

"Nona!"

Pada saat itu.

Para pelayan yang berjalan seolah - olah melarikan diri di kejauhan berhenti.

Mereka adalah pelayan yang bertanggung jawab atas Sian.

Wajah mereka penuh rasa malu seperti baru saja melihat hantu.

“Bagaimana dengan Sian?”

Mereka yang berhasil menafsirkan pertanyaanku yang tidak jelas mengalihkan pandangan mereka.

"Itu....Perawatannya berjalan dengan baik, tapi."

"Ya."

“Dia terus menolak makan. Daripada menolak....”

"...Dia tidak berbicara."

“Benar, dia tidak berbicara.”

Para pelayan mengangguk sebagai jawaban.

Aaah.

Itu mungkin jika itu Sian.

“Aku akan mencoba pergi sekali saja.”

Dia adalah seorang anak yang meragukan dan bahkan menolak roti coklat.

Bahkan orang dewasa yang belum pernah dia lihat sebelumnya mengatakan mereka akan memberinya makanan, tetapi itu tidak menyerangnya.

Begitu aku datang ke istana, aku harus menjaga diriku sendiri sebagai seorang putri....

"Aku belum bisa menemukannya karena aku punya banyak pekerjaan dengan caraku sendiri."

Aku melanjutkan dengan sedikit penyesalan.

Pintu di ujung lorong sedikit terbuka.

Cahaya redup muncul melalui celah pintu, dan aku bisa mendengar percakapan.

“Apakah kamu ingin makan ini? Kamu bisa kekurangan gizi jika terus menolak makan.”

“…”

“Ini ayam panggang. Enak, bukan?”

“…”

“Kamu tidak suka ayam bakar? Apakah kamu ingin sesuatu yang lain?”

Para pelayan berkumpul di sekitar Sian, yang dalam keadaan siaga tinggi.

Itu lebih seperti monolog sepihak oleh pelayan daripada percakapan sebenarnya.

'Apakah karena situasi yang asing?'

Pemandangan cerah melalui pintu.

Di dalam ruang perawatan, mata hitam tanpa emosi melayang di udara.

Rambut pirang seperti benang yang ditenun oleh sinar matahari.

Bocil Pengen Kabur Dari Papa Ganteng Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang