Bab 24

78 11 0
                                    

Beri Penghargaan Kepada Penerjemah dengan klik tanda ⭐ Sebelum Membaca! Terimakasih.

“Sian! Sian!”

Persahabatanku tidak bisa hancur karena Agasa yang sembrono.

Tapi, Sian.

Ternyata kamu sangat cepat.

Lari tiba-tiba membuat paru-paruku sakit.

Dengan terengah-engah, akhirnya aku berhenti dan berjalan.

Tentu saja, aku tidak berhenti untuk menyerah.

Klak, klak.

Menatap rambut pirang yang menjauh dengan tatapan cekung, aku membuka kancing sepatu yang kukenakan satu per satu.

Teman pertamaku untuk seumur hidup ke-100.

Aku tidak bisa kehilangan dia karena sesuatu yang begitu sepele.

“Sian! Ini semua salah paham, bicaralah padaku!”

“A...aku takut…”

Aku dengan bebas mengejarnya melalui kastil tanpa alas kaki.

Sian yang ragu sejenak, berlari lebih cepat sambil merenung.

"Putri?"

"Nona?"

“Anak laki-laki itu adalah budak anda. Haruskah saya menangkapnya?”

Whooshㅡ

Kejar, kejar.

Debu berasap membubung di koridor Kastil Vallois.

Di depan kecepatanku, rok para pelayan yang sedang bersih-bersih di lorong berkibar pelan.

Mereka melirik kami saat kami menjauh dengan ekspresi bingung.

"Putri?"

“Apakah budak itu yang anda kejar? Bisakah saya menangkapnya?”

Hal yang sama juga terjadi pada para ksatria yang berjaga dari jauh.

“Jangan tangkap siapa pun! Ini masalah antara kaaaami berdua!”

Saat punggung Sian tersentak mendengar tawaran para ksatria, aku menghentikan mereka dengan napas berat.

Apakah efek buff bertelanjang kaki muncul?

Di celah yang semakin dekat, lenganku tanpa sadar terlempar ke udara.

Namun.

Tersentak ㅡ

'Ketika aku mencoba berjabat tangan, dia mencoba menghindariku.'

Juga, di tengah malam, aku diam-diam menyebabkan kecelakaan dan kerusakan pada para pelayan.

Hidupku yang ke-100.

Putri penjahat saat ini, Billishia.

Aku akhirnya mulai menyadari apa konsep ini.

Aku meremas telapak tanganku yang seakan menyentuh ujung rokku, berusaha menghentikan usahaku untuk segera meraih Sian.

“Sian! Bolehkah aku menangkapmuuuuu?”

Jadi kali ini, aku akan meminta izinnya dan menangkapnya.

“…?”

"Terima kasih! Aku akan menangkapmuuu!"

Ambilㅡ

Akhirnya, aku meraih ujung kemeja putihnya yang berkibar tertiup angin.

“Sian! Ayo ngobrol!”

Bocil Pengen Kabur Dari Papa Ganteng Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang