32. puncak Ijen 💗

33 9 8
                                    

Chapter ini belum aku chek lagi, kalo ada typo harap maklum dan minta tolong ditandain yaaa mwehehehe...

Happy reading 🥳🥳💗


💗💗💗







Satu tahun sudah berlalu. Waktu nampak bagaikan kilatan cahaya yang melesat cepat. Namun nyatanya jika direnungi kembali dan mencoba menoleh kebelakang sejenak, Waktu berjalan begitu lambat. Terutama bagi Jidan.

Semakin lama, hidupnya semakin monokrom. Tak ada yang membuatnya bersemangat meski hanya sekedar masuk dan pulang sekolah. Jidan semakin merasa bahwa mungkin sebentar lagi hidupnya jiga akan selesai.

Kak Anna nya tak kunjung sadar. Ada apa dengan gadis itu? Apa hal yang membuatnya betah sekali beristirahat selama itu. Kini hingga Jidan sudah memasuki liburan kenaikan kelas lagi.

Yap, Jidan sudah naik ke kelas 12. Semestinya hal itu tentu membuat nya bahagia sama seperti anak anak lain, teman sekelasnya. Namun, Jidan malah  sama sekali tak tertarik dengan apapun.

Di sekolah nya saat ada acara kenaikan kelas yang cukup meriah pun Jidan tak minat sama sekali untuk hadir padahal semester ini nilai Jidan naik dan jadi yang tertinggi.

Jidan malah meminta Taki dan Kevin untuk menggantikan Jidan memberi sambutan dan ucapan terimakasih. Sebab Jidan masih ingin beristirahat di rumah.

Sudah 3 hari Jidan tak ke rumah sakit untuk menjenguk Anna. Rasanya setiap kali melihat tubuh ringkih Anna yang terbaring lemah diatas brankar, itu membuat semangat hidup Jidan semakin hilang.

Lagipula hari ini Sadam mengabari Jidan kalau Jake dan Vanya sedang berada disana. Sadam memberikan ruang untuk Jidan beristirahat sejenak. Agaknya...Sadam mengerti perasaan Jidan.

Jidan menikmati waktu nya untuk menonton televisi. Matanya memang tertuju ke layar namun pikiran nya tentang kak Anna nya tak kunjung selesai.

Dan, Setiap kali pikiran nya tertuju pada Anna. Deraian air mata selalu saja menetes tanpa seizin sang empunya. Acapkali Jidan berusaha untuk menghapus namun nyatanya sia sia.

Dadanya selalu sesak. Ia sungguh merindukan sosok Anna. Ia amat menunggu gadis cantik dan baik itu membuka mata. Sungguh harapan nya amat besar. Dan Jidan berharap tuhan berpihak pada harapan besarnya.

Jidan menoleh kearah pintu, sebab ia mendengar ketukan. Ia tak tahu siapa yang datang tengah hari yang terik ini. Dengan langkah berat ia menuju pintu dan membuka kannya.

Hello My Senior | Enhypen ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang