Anna mondar mandir di kamar Riki. Tadi Riki bilang ia akan keluar sebentar untuk membeli makanan. Sebetulnya, itu Anna yang meminta. Anna hanya ingin dibiarkan sendirian terlebih dahulu di kamar tersebut.
Anna menyadari bahwa yang ia injak sekarang adalah hotel. Mungkin hotel ini yang letaknya tak terlalu jauh dari lokasi Banda Neira.
Jujur Anna juga amat menyukai pulau Banda ini. Namun...bukan dengan Riki dan bukan dengan keadaan seperti ini, Anna mengunjungi surga dunia itu.
"Tuhan...aku harus apa?! Apa aku harus mengikuti terlebih dahulu apa mau Riki? Lantas? Nanti kalau Riki akan melakukan yang lebih padaku bagaimana?".
Anna mengacak rambutnya frustasi. Kepalanya pun masih terasa sakit, mungkin sebab obat bius dari Riki itu.
Saat tengah bertengkar hebat dengan dirinya sendiri..
"Anna? Hey! Kenapa nyakitin diri sendiri sih?!". Riki datang. Kedua tangan nya membawa beberapa kantong belanjaan.
Anna menghentikan aksinya. Ia melihat Riki lalu bergantian melihat sesuatu yang Riki beli.
"Kenapa kamu beli makanan mentah semua?". Tanya Anna.
Riki tersenyum.
"Eum...gue mau masak bareng sama lo". Jawabnya dengan riang.
"Cooking date!". Lanjutnya bersemangat. Dengan senyum yang tak kunjung meluntur dari wajahnya.
Anna menghela nafas berat mendengar ucapan Riki. Sungguh, dari lubuk hatinya yang terdalam. Ia ingin sekali meninju wajah bocah menyebalkan itu. Namun, Anna masih berperasaan. Ia tahu Riki bertingkah seperti ini sebab ia telah di setir oleh obsesi dan ego nya.
"Rik...tapi aku udah lapar bangetttt...". Anna mengeluh. Sebetulnya sungguh ia amat tak memperdulikan rasa laparnya. Ia hanya tak ingin berlama lama berdua terus dengan Riki. Apalagi sampai...apa tadi kata Riki? Cooking date?! Huh! Riki memang sudah gila!.
Kali ini Anna benar-benar menemukan sosok Satrya pada pribadi Riki.
"Ayolah babe...". Riki merangkul Anna penuh manja. Ia juga mencubiti pipi Anna.
"Rik lepas! Kamu gak bisa kayak gini ke aku!". Paksa Anna ingin sekali terbebas dari Riki.
Riki malah membalikkan tubuh Anna untuk di dekap nya. Erat. Hingga Anna merasa seperti akan mati sebab kesulitan bernafas.
"Bisa kok, kenapa gak bisa!". Sahut nya tak terima.
"Aroma tubuh lo tuh candu banget sih babe...gue suka banget tau..". Ucap Riki sambil menciumi perpotongan leher Anna.
Anna bergidik. Sungguh, perbuatan Riki kali ini bisa di tujukan sebagai pelecehan seksual.
"Riki! Aku bilang berhenti!". Ucap Anna dengan suaranya yang terpendam sebab wajahnya berada tepat di dada Riki. Anna sekuat tenaga memberontak, meski usaha nya terasa sia sia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello My Senior | Enhypen ✓
Fanfiction[COMPLETE] ⚠️ Tolong untuk tetap memberikan vote dan komen di work ini meskipun work ini sudah tamat ⚠️ ••• bagaimana jadinya jika seorang gadis disukai oleh 2 adik kelasnya yang berbeda 2 tahun lebih muda? padahal kriteria pria idamannya adalah yan...