14

1.5K 71 1
                                    


Jaya terkekeh  melihat cincin yang ia pasangkan ke jari manis Zia tersendat ditengah buku jari Zia. 

"Kok ngga masuk ya," komen Jaya  berusaha memaksakan cincin masuk dengan sempurna pada jari manis Zia  

"Ssshh. Aduh Jay perih," ucap Zia menarik tangannya dari Jaya.

Jaya tersenyum kecut menatap Zia tak enak hati.  Kenapa kesialan dateng di waktu ngga tepat sih,  batin Jaya mengumpati cincin di tangannya. 

Jaya sangat yakin  cincin yang dia beli pas di jari manis Zia, bukan Jaya hanya menebak size jari manis Zia, ia  tahu betul setiap inci dari tubuh Zia kecuali area  sensitif Zia.

"Salahnya dimana ya," gumam Jaya memperhatikan cincin ditangannya lekat.

Zia beringsut mempersempit jarak antara dirinya dengan Jaya. "udah ngga usah dipikirin. Besok kita beli yang baru sayang,"  ucap Zia memainkan poni belah dua  Jaya yang tuing tuing saat kepala pria itu bergerak.

Sontak atensi Jaya teralihkan dari cincin ditangannya, baru kali ini ia merasakan detak jantungnya berdegup tiga kali lipat dari biasanya  kala jarak mereka sedekat ini.

Jaya merasa tubuhnya lemas,  saking lemasnya. Jemari Jaya bahkan tak kuasa mengapit  benda berwarna silver nan berkilau itu.

Bagaikan slowmotion cincin tersebut terlepas dari tangan Jaya, tatapan Jaya turun kebawah melihat detik-detik cincin tersebut menyentuh rem tangan mobil.

Tok 

tok tok

Sontak Jaya terperanjat  mendengar suara ketukan kaca mobil di sebelahnya. 

"Sial ternyata cuman mimpi," gerutu Jaya menumpukan satu siku pada kaca mobil  lalu  memijit pelipisnya yang tak nyeri. "padahal gue udah ngarep banget Iyan jadi istri gue." Jaya merubah posisi menupang dagu diantara jempol dan telunjuknya. "Tapi btw, tadi itu rasanya nyata banget kayak bukan mimpi." 

Deon mundur dua langkah kebelakang melihat pintu mobil merenggang,  tatapan Deon turun kebawah  melihat kaki kanan Jaya turun terlebih dulu dari mobil.

"Kamu bukannya pulang lebih awal dari papa, kok ngga langsung masuk ke dalam?" tanya Deon merangkul bahu Jaya. 

Tumben papa ngomong halus ke gue? batin Jaya menaruh curiga  akan gelagat aneh Deon malam ini.  "aku ketiduran di mobil pa,  soalnya akhir akhir ini kerjaan di kantor  lagi numpuk." 

Semenjak Jaya resign dari Movinda cosmetics,  tepatnya seminggu setelah kepindahan Zia ke Bogor.  Kini Jaya bekerja sebagai direktur di perusahaan keluarganya  Davi construction.  Penyebab Jaya resign sampai saat ini masih menjadi misteri di perusahaan pusat Movinda cosmetics,  bahkan  sampai saat ini Jaya belum memberitahu berita tersebut kepada Zia.

Mungkin sebagian orang yang mendengar akan penasaran  kenapa pria itu hanya menjabat sebagai direktur  bukan CEO menggantikan Deon. Alasannya cukup klasik,  Jaya bekerja diperusahaan keluarganya semata-mata menepati janji yang dia buat dengan Deon.

Semua  bermula saat kejadian satu tahun silam,  tepatnya  setelah Jaya  menjadi karyawan tetap Movinda cosmetics. Zia diculik oleh orang suruhan Deon,  dengan tujuan untuk memancing Jaya agar menemui pria paruh baya itu.

Rencana Deon tersebut ternyata membuahkan hasil,  dalam hitungan beberapa jam setelah penculikan, Jaya keluar dari persembunyian dan menemuinya.

Setelah perundingan antara Deon dan Jaya usai, orang-orang suruhan Deon melepaskan Zia dari sekapannya. Hal itu terjadi atas permintaan Jaya kepada sang papa tentunya.

Unexpected Love ( Tamat ✔ )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang