17

1K 37 1
                                    

Bodyguard Alina yang biasa berdiri di depan pintu utama perusahaan pagi ini, dibuat panik setelah melihat mobil Alina melewati teras perusahaan begitu saja.

Alina memutar kepala ke belakang, melihat orang-orangnya berlari mengejar mobil, hingga masuk ke dalam basement perusahaan.

"Mungkin mereka berpikir ada yang berusaha jahat sama kamu kali ya. Makanya effort banget ngejar," komen Zia setelah mengintip lewat spion dalam mobil.

Zia sengaja tak berhenti di depan teras perusahaan seperti biasanya karna tak ingin merepotkan bodyguard Alina memarkirkan mobil sang kekasih ke basement.

Mobil Alina terparkir mulus di lahan parkir yang masih kosong, para bodyguard Alina mengitari mobil, bersiap siaga menanti sosok yang keluar dari dalam mobil.

Zia membuka pintu mobil, ia mendongak menatap bodyguard yang berdiri di sebelah pintu mobil, retina Zia menangkap wajah hingga leher pria di depannya bermandikan keringat.

Pria tersebut melengserkan Zia dari hadapannya, lalu membungkuk memantau situasi yang berada di dalam mobil.

Alina membuka pintu mobil di sebelahnya, para bodyguard yang berdiri disana mundur memberi ruang untuk Alina. 

"Apa nona baik-baik saja?"

Alina mengangguk, ia menapakan kaki ke arah belakang mobil. Bodyguard yang sempat menyapa Alina, menutup pintu mobil sebelum menyusul Alina yang sudah berdiri di sebelah Zia.

"Maaf sudah membuat kalian panik pagi ini." Alina mengerlingkan mata ke arah Zia di sebelahnya. "pacar saya ngga mau ngerepotin orang katanya, makanya tadi dia langsung markirin mobil saya ke basement," jelas Alina panjang lebar.

Alina meraih tangan Zia tanpa menatap sang empu, namun Zia menundukkan kepala  menatap tangannya yang di genggam oleh Alina.

"Saya masuk dulu."

Semua bodyguard yang berada di sana membungkuk memberi hormat kepada Alina beserta Zia.

Zia mengedarkan pandangan ke arah sekitaran sepuluh orang pria yang berdiri di sana sambil berjalan mengekori Alina yang tengah menariknya pergi meninggalkan basement.

"Weekend besok, piknik yuk." Alina menoleh ke arah Zia mendongak menatap Zia yang sedang menaik turunkan alisnya sambil tersenyum simpul. "aku lihat kamu ngga punya jadwal penting weekend nanti." 

"Boleh. Kamu mau kemana? Danau kawaguchi, danau hillier, Danau Jiuzhaigou atau Danau Pehoe."

Zia mengerucutkan bibirnya mendengar ocehan Alina, ia melihat sang kekasih begitu antusias setelah mendengar wacananya.

"Kita piknik di pinggir danau yang ada di Bogor aja. Ngga usah sampe keliling dunia juga cantik."

Keduanya memasuki pintu utama perusahaan, keduanya melewati Lobby yang lumayan ramai oleh karyawan yang sedang berlalu lalang disana.

"Sayang banget. Padahal rencananya habis piknik, aku pengen kita nginep di hotel yang sering dipake orang-orang honeymoon," protes Alina mempoutkan bibirnya.

"Ngapain? Kan kita berdua tinggal bareng." Zia mengacak pucuk kepala Alina membuat rambut Alina sedikit berantakan akibat ulahnya.  "kalau kamu mau romantis ngga perlu jauh-jauh pake sewa hotel segala, kan kita bisa lakuin di apartemen kamu."

Alina menyentak tangan Zia dari kepalanya lalu  menatap Zia cemberut. "nyebelin ih! Lihat rambut aku kusut nih gara-gara kamu."

Zia melangkah mundur mendahului Alina, ia menjulurkan lidah seolah mengejek sang kekasih. "awas kamu ya, kalau ketangkep." Alina mengetatkan rahangnya lalu menapakan kaki lebih lebar daripada sebelumnya, menyusul Zia yang mulai menjauh darinya. "Zianacita Leonard, kesini kamu!"

Unexpected Love ( Tamat ✔ )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang