'Alverissa[37]

91 4 0
                                    


Arnold membanting ponselnya setelah membaca chat dari rekan bisnisnya itu. Dia mengamuk melempar barang-barang apapun yang ada disekitarnya. Bahkan ia juga hampir menyakiti Claudia hingga membuat Reyvan, putra kecilnya ketakutan.
Setelah beberapa saat, Arnold pergi keluar rumah meninggalkan Claudia dan Reyvan yang menangis disana.

***

Alvero memasuki pekarangan rumah Clarissa. Ia memarkirkan motor sport nya di halaman rumah itu. Ia berniat mengetuk pintu rumah pacarnya. Tapi belum sempat ia melangkahkan kaki, Clarissa memanggilnya dari atas balkon. "Al,". Atensi Alvero langsung mengarah ke sumber suara. " Kamu ngapain? aku masuk ya?" tanya Alvero.

Clarissa terdiam sejenak.
"Tunggu disana, aku turun," ucap Clarissa.
Alvero mengangguk dan menunggu Clarissa keluar. Tak berselang lama, gadis itu keluar dengan memakai hoodie dan celana panjang.
Alvero memperhatikan Clarissa dari atas sampai bawah.

"Kamu mau pergi?" tanya Alvero.

Clarissa mengangguk "Aku mau ngomong sama kamu, tapi nggak disini,"

Alvero mengerti. Kemudian ia menyalakan motornya dan membawa Clarissa pergi ke tempat yang dia mau.
Mereka pergi ke sebuah cafe yang sedang sepi pengunjung. Mereka sengaja memilih tempat sepi agar lebih leluasa untuk deeptalk.

Hening beberapa saat. Sampai akhirnya Alvero buka suara.
"Sayang," panggilnya.

Clarissa menoleh tanpa menjawab.

"Kamu mau ngomong apa? penting banget ya pasti sampai harus berdua doang? Hm? mau ngomong apa?" lanjut Alvero

"Tapi aku takut," jawab Clarissa.

Alvero tersenyum. Lalu ia menggenggam tangan Clarissa.
"Hei, kenapa harus takut? kan ada aku disini, aku bakal lindungin kamu dari orang-orang yang berusaha menyakiti kamu," Alvero mencoba menenangkan Clarissa.

"Al?,"

"Iya sayang?"

"Kamu kenapa kemarin berubah?"

Bibir Alvero seketika terkunci ketika Clarissa melayangkan pertanyaan itu.

"Sejak kita nggak sekelas lagi, kamu jadi lebih tertutup sama aku. Kamu juga jarang bicara sama aku, apalagi tadi kamu ngilang gitu aja. Kamu juga nggak peduli waktu aku nanyain keadaan kamu?" lanjut Clarissa.

Alvero masih belum bisa menjawab pertanyaan gadis didepannya. Hingga Clarissa melayangkan satu pertanyaan lagi.
"Apa kamu udah capek sama kelakuan kekanak-kanakan aku?"

Sontak Alvero yang tadinya diam tiba-tiba menjadi gelagapan untuk menjawab pertanyaan itu.
"Engga gitu sayangg, aku nggak akan pernah capek sama kamu, kamu inget kan dulu aku pernah janji soal itu?"

"Iya kamu emang pernah janji sama aku, tapi kan manusia itu bisa berubah kapan aja,"

"Sayangg," panggil Alvero lembut.
"Aku ngga akan pernah mengingkari janjiku sama perempuan hebat seperti kamu,"

"Terus kenapa kamu jauhi aku?"

"Kamu mau tau alasan lengkapnya?"

"Iya,"

"Gini,

Flashback on

Keluarga baskara sedang sarapan bersama seperti biasa. Tiba-tiba Arnold mendapat sebuah pesan dari rekan bisnisnya. Ia tersenyum setelah membaca pesan itu. Karena penasaran dengan isi pesannya, Claudia pun bertanya kepada suaminya.
"Pesan dari siapa? kenapa kamu kelihatan seneng banget?"

Alverissa (Alvero Clarissa) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang