Bab pertemuan pertama Pondy dan gaven.
--------------Pada zaman dahulu~
Eh- bukan! Ekhm!
Pada siang hari yang panas ini, terlihat seorang remaja laki-laki berdiri di tengah lapangan, sambil hormat ke arah tiang bendara.
Remaja itu sudah berdiri tegak selama dua jam lebih, menghormat ke arah tiang yang di atasnya terdapat bendera negara tanah air tercinta.
Saatnya istirahat kedua.
Saat mendengar suara familiar itu, si remaja yang memakai seragam sekolah menengah pertama itu, mendesah lega.
"Akhirnya~"
Remaja laki-laki itu menuju sebuah kursi panjang, di bawah pohon yang cukup rindang. Ia duduk dan mulai memejamkan matanya, menetralisir rasa pening di kepalanya. Jikalau tadi bel istirahat tak kunjung berbunyi, mungkin dia akan pingsan.
Tak lama terasa sesuatu yang dingin menempel di pipinya, dan saat membuka mata, ia melihat temannya berdiri di depannya sambil menyodorkan sebotol air mineral dingin. Yang tentu saja di terima dengan baik.
"Kenapa bisa sampai kena masalah sama Heru?" Tanya temannya, yang baru saja duduk di samping si remaja.
Gaven, remaja yang di hukum tadi berbicara setelah menenggak setengah botol air mineral, "dia yang cari masalah duluan, tapi malah gue yang kena hukuman." Geramnya.
Teman Gaven yang ternyata Vanka, ikut geram. "Mentang-mentang punya pengaruh di sekolah ini, seenaknya aja dia." Ia tak terima, jikalau temannya yang mendapatkan hukuman, bukan si pelaku.
"Udahlah, lupain! Mending sekarang lo jajanin gue makan."
Vanka menatap sebal Gaven. "Ck! Lo tuh anak orang kaya, tapi kok ya suka porotin gue?!"
"Lo juga anak orang kaya, monyet!"
"Lo tuh anak orang kaya apaan? Kere mulu kalo mau jajan. Mana morotin gue lagi, heran gue!" Dengus Vanka sebal.
Gaven nyengir. "Ya gimana? Gue kere minggu ini, uang jajan gue di potong Mimi, minggu depan gue ganti deh."
"Di potong aja terus! Makanya baik-baik sama nyokap lo!"
Kemudian kedua remaja laki-laki yang mengenakan bed kelas IX itu beranjak menuju kantin, dengan raut wajah datar, tak seperti saat tadi.
¤¤¤¤¤
Pelajaran hari ini telah selesai, sampai jumpa besok pagi, dengan semangat belajar yang baru~
Bel pulang berbunyi, membuat seluruh murid kelas Gaven dan Vanka bersorak senang.
"Hati-hati pulangnya, sampai ketemu lagi," salam sang guru, yang mengajar mapel terakhir di kelas Gaven.
Setelah guru tersebut keluar kelas, murid pun langsung ikut membubarkan diri, termasuk Gaven dan Vanka.
Hari ini Gaven akan menginap pertama kali di rumah Vanka, biasanya Vanka yang menginap di tempatnya.
Setelah menunggu bus dan perjalanan yang cukup lama, akhirnya mereka sampai di rumah Vanka.
Pertama kali menginjakkan kaki di pekarangan rumah Vanka, Gaven disambut tanaman hijau yang asri, dan bunga yang cantik.
Gaven dibuat terpaku oleh pemandangan yang saat ini di lihatnya. Ia berjalan membuntuti Vanka sambil sesekali menengok kanan kiri.
Saat Vanka membuka pintu rumah, bukan ruang tamu yang pertama kali nampak, namun sebuah toko roti kecil, dengan aroma khas roti habis di panggang, dan para pelanggan yang tengah menikmati pesanan, sambil bercengkerama.
"Bang! Anka pulang!" Teriak Vanka tanpa memedulikan keadaan sekitar. Vanka yang teriak, Gaven yang malu.
Tak lama kemudian, terlihat seorang pemuda berumur duapuluh tahun sedang melayani customer.
"Nggak usah teriak. Nggak malu apa?" Tanya sang pemuda itu.
"Hehe,"
"Bawa siapa?" Tanya Pondy, yang melihat Gaven dari atas ke bawah, dan dari bawah ke atas, mana sinis lagi mukanya.
"Oh! Ini Gaven, temen Anka," ujar Vanka memperkenalkan Gaven, "dan Gaven, ini abang gue. Pondy,"
Gaven dan Pondy berjabat tangan.
"Gaven,"
"Pondy,"
"Sana kalian ke atas dulu, nanti abang susul."
"Oke, ayo Ven!" Vanka kemudian, melangkah mendahului, lalu di ikuti oleh Gaven.
"Ka, abang lo kok, tadi ngeliatin gue ke gitu sih? Sinis banget tuh mukanya." Cibir Gaven saat mereka berdua sudah berada di ruang tamu.
Hedeeh! Bang Pondy, kelakuannya nggak berubah! Batin Vanka.
"Mana ada, lo salah liat kali."
"Nggak njir! Abang lo ngeliatin gue dari atas ke bawah, terus langsung sinis!"
"Karena, kok bisa adek gue dapet temen berandalan kayak elo! Dateng-dateng udah babak belur lagi!" Sewot seseorang dari belakang mereka, Pondy.
Gaven yang notabennya adalah manusia dengan kesabaran setipis tisu di bagi sepuluh, langsung ikut sewot. "Lo ujug-ujug dateng, ngatain gue berandalan apa maksud ha?!"
"Kenyataannya, lo emang berandalan kan?" Pondy menatap Gaven mengejek.
Gaven tersulut emosi, niat hati ingin menahan, tapi di tantang duluan. "Emang kenapa kalo gue berandalan hah?! Masalah buat lo?!" Dirinya menuding dan menatap tajam Pondy. Tingginya yang sekarang hanya sebatas dagu si pria, yang membuatnya harus mendongak menatap calon musuhnya itu.
"Masalah! Kalo lo buat ulah, pasti bakal seret-seret adek gue!"
"Heh! Gue kalo ada masalah nggak bakal nyeret-nyeret orang ye! Jangan cari perkara lo!"
"Halah! Pasti dulu lo kan yang duluan deketin adek gue buat temenan?!"
"Asal lo tau! Adek lo yang sokap duluan sama gue!"
Mereka terus beradu mulut, tanpa memedulikan keadaan sekitar. Entah customer yang di toko mendengar atau Vanka yang mulai kesal.
Padahal baru pertama kali bertemu, sudah bertengkar saja.
"Woi! Woi!" Vanka berada di tengah-tengah, dan menutup mulut mereka dengan kedua tangannya.
"Baru ketemu udah berantem aja!"
Gaven menyingkirkan tangan Vanka dari mulutnya, "abang lo yang mulai!"
"Van, kenapa lo temenan sama berandalan sih?!"
"Terserah dia lah! Kenapa lo yang sewot?!" Sahut Gaven.
"Lo juga jangan sewot!"
Adu mulutnya berlanjut lagi.
"Stop! Stop!" Teriak Vanka. Hanya menghentikan perdebatan, bukan aura permusuhan.
"Nggak malu apa kalo kedengaran customer di toko?! Minta maaf sekarang!"
"Cih! Abang lo duluan yang mulai, harusnya dia yang minta maaf!"
Vanka menjabatkan tangan mereka paksa.
"Lo musuh gue. Brengsek sialan!" Gaven menatap Pondy tajam, sambil mengeratkan genggaman.
Pondy tersenyum miring dan membalas genggaman tangannya lebih erat, "Lo juga, bocah bangsat!" Lalu ia menonyor kepala Gaven dengan tangan satunya.
"MINTA MAAF ANJIR! BUKANNYA MALAH MUSUHAN!" Vanka frustasi.
Dan sejak saat itulah, setiap kali Gaven ke toko, tak ada satu pertemuan pun jika mereka berdua tak ribut.
✧✧✧✧✧
Intinya begitu awal mula mereka bertemu, dan berakhir musuhan sampe sekarang(?)
Mereka yang musuhan, Vanka yang frustasi.
Aku update nggak menentu, bisa dua minggu sekali, atau satu bulan sekali.
Kalo ada typo atau ada kata yang kurang cocok, tandai yah!
031123

KAMU SEDANG MEMBACA
Hello Bastard!
FanfictionMusuhan sama temen? Udah biasa. Gimana kalau musuhan, sama abangnya temen? Yah, udah biasa juga sih. Ini terjadi sama Gaven dan bang Pondy. Gaven yang kesabarannya, seolah tisu di bagi 10, dan bang Pondy dengan kesabaran, yang lumayan tinggi dari Ga...